Hiatus itu cuman omong kosong ternyata :')
Happy reading lah~
.
."Jadi, bagaimana dengan Wangji?"
Ditengah acara makan malam yang khidmat diliputi keheningan, tiba-tiba Jin Guangyao mengajukan pertanyaan bernada canggung; untuk Lan Xichen, tenti saja.
Sulung Lan itu bahkan sempat menghentikan kunyahan daging dalam mulutnya kemudian melirik Jin Guangyao yang tersenyum dibalik gelas winenya.
Sepasang mata sempit itu seperti tengah menanti reaksi yang telah ia prediksi, bahwa Lan Xichen akan- setidaknya menunjukan pertentangan akan apa yang telah dilakukan adiknya.
"Seperti kau menginginkan sesuatu yang retak akan terjadi."
Ujaran bernada sinis dari pria tinggi besar didepannya menimbulkan delikan dari si pria pendek, meski juga dirinya harus mengakui jika jantungnya sempat mengalami malfungsi ketika mendengar suara berat Nie Mingjue.
"Apa aku salah?" Sebelah alisnya naik sembari memandang balik Jin Guangyao yang masih bisa tersenyum lembut meski buku jari kakinya telah menegang dibalik sepatu.
Ia tidak bisa mendefinisikan seberapa benci dirinya dengan sulung Nie itu.
Oh, lagipula, siapa yang tak tau tentang hubungan sengit dua orang itu.
Meski bertitel sebagai saudara tersumpah, tapi tetap tak bisa memadamkan api yang telah berkobar kian membara.
Sedang Lan Xichen sendiri, dalam hal ini ia berperan sebagai katalis yang menengahi situasi buruk antara keduanya,
Dan terkadang, itu benar-benar sampai menguras habis pikiran dan kesabarannya.
"Da Ge, apa kau bisa berhenti bersikap sinis padaku? Aku bahkan tidak pernah menyinggungmu, atau siapapun. Aku hanya bertanya, itu saja." Jelasnya dengan suara yang dibuat selembut mungkin.
Namun nampaknya, Nie Mingjue adalah satu-satunya orang yang tau wajah asli pria didepannya, dirinya hanya membuang muka dengan decihan kecil.
"Dasar rubah." Cemoohnya lirih.
Lan Xichen yang merasa suasananya mulai tak nyaman mencoba mengendalikannya, dirinya meminta pelayan dibelakang untuk mengisi kembali gelas mereka dengan Wine berusia seratus tahun dari koleksi miliknya, sebuah langkah yang ia gunakan untuk membuat suasana kembali menjadi sedikit santai dan terkendali.
Setalah dua tegukan kecil, ia meletakan kembali gelasnya kemudian melap mukutnya dengan saputangan yang diletakan diatas pahanya.
"Aku sempat marah padanya, tapi Wangji sudah menjelaskan semuanya padaku. Kami menyelesaikan kesalah pahaman kami dengan baik, jadi tidak ada masalah." Jelasnya diakhiri senyum kecil.
Dan, jika saja ia bisa sedikit lebih jeli, maka Lan Xichen akan menemukan perubahan ekpresi diwajah Jin Guangyao. Pria Jin itu tak lagi secerah tadi, muram mengambil alih keceriaannya sedikit demi sedikit hingga hanya menyisakan senyum tipis yang terkesan dipaksakan.
"Ah, begitu. Aku turut senang mendengarnya."
Sialan.
Tangannya meremas kaki gelas wine untuk menyalurkan rasa marah akibat rencananya yang gagal.
Guangyao kira, malam ini akan menjadi malam penuh sukacita baginya.
"A Yao, kau baik-baik saja?"
Jin Guangyao menetralisir air mukanya dan menunjukan senyum yang lebih lebar, "ya, kupikir aku sedikit mabuk karena rasa wine nya yang samgat kuat." Dustanya sembari mengangkat gelas wine yang telah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADASS SLAVE
Fanfictionsetelah keluarga angkatnya menjualnya pada sekelompok lintah darat, Wei Wuxian lantas diseret dan dipamerkan diatas panggung pelelangan. ratusan orang berebut menawar harga tertinggi yang bisa mereka berikan, namun ketika sebuah suara baritone membe...