21

10.4K 1.4K 235
                                    

Biar gereget aja gitu kalo tebece ditengah situasi genting :D

Wkwkwk

Dahlah, happy reading~

.
.

Beberapa jam sebelumnya,

Ada yang aneh dari gelagat Lan Wangji pagi ini.

Kekasihnya itu terus-terusan menatapnya, dan menekankan hal-hal yang sebenarnya pasti ia patuhi tanpa harus mendengarnya berulang-ulang.

"Tetap diam dirumah dan jangan kemana-mana."

Wei Wuxian berdecak, lagi-lagi Wangji mengatakan itu. Ia lantas mengangguk cepat, "aye aye captain! Kau pikir kemana aku akan pergi? Tidak seperti aku memiliki tujuan diluar sana." Decaknya sebal, dan melihat Wangji yang hendak kembali membuka mulut maka dengan cepat jari ramping Wei Wuxian menahannya, "sssstttt, ayolah Lan Zhan, apa kau tidak sadar jika pagi ini kau terlihat aneh? Kau bahkan lebih bawel dari tetangga biang gosip disamping rumahku dulu." Matanya memicing pada Wangji yang akhirnya mau diam.

Tangan besarnya meraih kepala Wei Wuxian untuk ia dekatkan padanya dan memberi kecupan hangat didahinya, "aku hanya khawatir." Bisiknya dengan dahi yang saling beradu, hidung mancung keduanya bergesekan ringan, disusul tawa kecil Wei Wuxian, "jika kau lupa Tuan Mafia, ada banyak sekali orang berbadan besar, berwajah mengerikan dan bersenjata mematikan yang siap memburu siapapun yang menyusup kemari. Jadi-"

Ia menarik diri dari Lan Wangji, menepuk dada bidang kekasihnya guna memberi semangat, "pergi dan cari uang yang lebih banyak sana. Kau kan harus memenuhi kebutuhanku yang sangat tidak murah." Katanya sembari memperhatikan kuku-kukunya yang terawat.

Oh ayolah, ia telah menghabiskan jutaan yuan hanya untuk merawat sepuluh kuku dijari tangannya.

Hal itu sukses menyulut tawa ringan Wangji, ia mencubit gemas hidung mancung kekasihnya, "uangku masih sanggup menghidupimu sampai kita memiliki anak cucu meski aku tidak pergi bekerja hari ini."

"Nah, jika kau pergi kerja selarang, maka kau bisa menghidupi sampai cicit dari cicit kita dan seterusnya, jadi-"

Wei Wuxian mendorong tubuh besar Wangji menuju pintu keluar dimana sang supir sudah menunggunya disamping mobil super mahalnya, "pergilah, kau tidak kasihan pada supirmu? Semoga kakinya tidak kram."

"Kau mengusirku?"

Oh ya ampun, ada apa sih dengan Lan Wangji pagi ini? Kenapa dia rewel sekali?!

Tanpa aba-aba ia menarik leher kekasihnya dan memberi kecupan ringan dipermukaan bibirnya, "berhenti khawatir dan pergilah. Kau bilang ada rapat penting pagi ini. Tidak akan ada sesuatu yang terjadi padaku, janji." Kali ini kalimatnya terdengar lebih lembut, sudut bibirnya mengulas senyum tipis guna menenangkan Wangji yang masih tampak ragu.

"Tuan."

Panggilan dari supirnya membuat Wangji akhirnya menarik diri, setelah memberi satu kecupan terakhir ia memasuki mobil dan pergi daei rumah besar itu.

Wei Wuxian memandang lama kepergian kekasihnya, kemudian memutuskan untuk kembali masuk.

Ia meregangkan tubuhnya yang twrasa pegal, memikirkan hal apa yang akan ia lakukan hari ini.

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang