28

9.2K 1.2K 110
                                    

Wei Wuxian bukan uke menyek-menyek, dia kuat menjurus absurd jadi harap maklum :v

Happy reading~

.
.

Ada banyak hal yang Wei Wuxian pikirkan setelah hampir seluruh ingatannya kembali.

Tentang tragedi yang menimpanya dan orangtuanya,

Tentang kematian tragis papa dan mamanya tepat didepan matanya sendiri.

Jika mengingat itu, Wei Wuxian tidak bisa mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tidak, itu adalah sebuah luka yang mustahil untuk disembuhkan.

Saat-saat ia merindukan orangtuanya adalah hal paling menyakitkan baginya.

Selama tiga hari, dirinya merenungkan semuanya.
Dengan berbagai perasaan yang bergumul membentuk mata tobak yang kemudian menghunusnya dalam satu tikaman.

Benci, marah, kesedihan, kerinduan.

Semuanya bercampur dan melelehkan air matanya dalam tangisan tanpa suara, diam-diam dibalik punggung Lan Wangji.

Akan tetapi, Wei Wuxian berpikir bahwa ini bukan waktunya untuk bersedih.

Dirinya bukan orang lemah yang hanya akan menerima semuanya begitu saja.

Saat kehidupan nyaris sempurnanya dirampas dengan cara menyakitkan, mustahil dia akan diam tanpa melakukan apapun.

Kemudian, ia berpikir bahwa pertemuannya dengan Lan Wangji adalah skenario paling sempurna yang ditulis tuhan pada cerita hidupnya. Karena dengan begitu, ia bersama orang yang sangat tepat untuk menciptakan mimpi buruk pada brengsek yang telah menghancurkan hidupnya.

Dan dengan semua pemikiran itu, Wei Wuxian seolah mendapatkan kembali semangatnya, ia menendang selimut yang semula memeluk tubuhnya, turun dari atas ranjang dengan terburu-buru lalu menuju dapur.

Iya, dia harus mengisi tenaga sebelum bertempur dengan para bedebah sialan itu.

.
.

Setelah selesai dengan urusan perut, Wei Wuxian merebahkan dirinya pada sandaran kursi meja makan, menepuk perutnya beberapa kali hingga bersendawa tepat didepan wajah kekasihnya.

Lupakan rasa malu, itu tidak pernah ada dalam kamus kehidupan Wei Wuxian, LOL

Sementara Lan Wangji sendiri ia sudah sibuk membersihkan mulut Wei Wuxian dengan tissue, "kau makan seperti bocah." Komentarnya, menimbulkan tawa cengengesan dari kekasihnya, "Lan er Gege, XianXian kan baru tiga tahun." Ia mengucapkan kalimat itu dengan cara terlampau menggemaskan, dengan bibir terpout dan mata yang berbinar-binar.

Oh, Lan Wangji merasa gemas bukan main.

Lalu ia merangkum wajah kekasihnya dan memberi kecupan bertubi-tubi dibibir merah itu, "hihi, Lan Zhan~" rengeknya manja.

Wangji menghentikan kegiatannya setelah mengigit kecil bibir bawah Wei Wuxian, "kenapa kau selalu melakukan itu~?" Protesnya, mengusap bibir yang menjadi korban gigitan kekasihnya lalu hanya dibalas dengan senyuman ringan dari Lan Wangji.

Wei Wuxian mendengus.

Ia meregangkan tubuhnya yang terasa pegal kemudian menjatuhkan kepalanya tepat dibahu Wangji, matanya berpendar tak fokus, menatap langit-langit dengan berbagai macam pikiran.

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang