Happy reading luvies <3
.
."Tuan Lan sudah menunggu anda."
Wangji hanya mengangguk singkat dan berjalan melewati pintu besar yang telah dibukakan oleh dua orang pria berjas hitam yang berjaga disana.
Begitu ia memasuki ruangan besar dengan meja panjang mengkilat dan kursi yang berjajar, dirinya disambut dengan senyuman lembut khas sang kakak, Lan Xichen, yang telah duduk disalah satu kursi disana. Pria berwajah hampir serupa Lan Wangji itu meminta adiknya untuk duduk disampingnya dan menikmati hidangan yang telah disiapkan koki untuk menyambut Wangji.
"Sulit sekali menemuimu." Ujarnya begitu sang adik duduk ditempat yang ia inginkan.
Pria berwajah dingin itu hanya menggumam singkat, ia menahan pelayan yang hendak menuangkan saus keatas steak miliknya dan meminta pelayan itu untuk menggantinya dengan minyak zaitun dan sedikit lada bubuk saja.
"Bagaimana pekerjaanmu? Apa kau mengalami kesulitan?"
Wangji menggeleng, "tidak, semuanya baik-baik saja."
Xichen kembali tersenyum, namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini senyuman itu mengandung kegetiran, "aku masih merasa bersalah karena tidak bisa melindungimu. Jika saja aku bisa menggantikanmu diposisi itu-"
"Xiongzhang, aku baik-baik saja." Wangji memotong kalimat sang kakak, ia menatap iris hitam Lan Xichen lekat-lekat, seolah meyakinkan pria yang lebih tua tujuh tahun darinya itu untuk mempercayainya.
"Aku lebih senang kau menggantikan posisi ayah, itu lebih cocok untukmu." Ujarn Wangji.
"Apa aku memang selemah itu?"
Tanyanya bercanda."Kau terlalu lembut untuk menggantikan posisi ibu." Balas Wangji, lalu keduanya tertawa dengan lelucon kecil mereka.
Jika dipikir lagi, rasanya sudah lama sekali mereka tidak menikmati waktu seperti ini.
Setelah Wangji resmi menempati posisinya, sulit sekali bagi keduanya untuk bertemu. Lan Xichen yang disibukan dengan dunia atas dan Lan Wangji sibuk mengurus dunia bawah. Posisi keduanya yang begitu kontras kadang menimbulkan beberapa pandangan miring dari Klan Lan yang dikenal sebagai Klan suci. Seringkali mereka menahan Lan Xichen agar tak terlalu sering berkontak dengan Lan Wangji, atau bahkan mengirimnya pada perjalanan bisnis yang jauh dan lama hanya agar keduanya tak memiliki kesempatan untuk bertatap muka.
Mereka menganggap, bahwa Lan Wangji akan memberi pengaruh buruk seiring dengan posisi yang kini bungsu Lan itu pegang. Apalagi ketika mereka mendengar kabar tentang pembunuhan pertama Wangji.
Secara tak langsung, Klan Lan hampir tak menganggap Wangji bagian dari mereka lagi.
Meski, dulu ia pernah menjadi kebanggaan karena adab dan prestasinya yang luar biasa. Namun kini, semua itu hanya seperti debu yang tersapu angin belaka.
Satu-satunya yang masih mendukungnya sampai saat ini hanyalah Lan Xichen juga Lan Qiren, sang paman yang selama ini telah mengurus keduanya, bahkan sejak mereka kecil. Selebihnya, mereka hanya menganggap Wangji sebagai hama yang tak seharusnya ada diantara mereka.
"Sering-seringlah mengunjungiku, kau tau rumah ini sangat kehilanganmu? Dan aku juga."
Ucapan Lan Xichen membuatnya menghentikan kunyahannya, matanya tak lepas dari gelas berisi air putih disisi kanan tangannya dan tak bergerak sedikitpun.
"Kukira aku sudah bukan bagian dari rumah ini." Gumam Wangji dingin, namun masih bisa ditangkap oleh telinga Xichen.
Dan jujur saja, kalimat adiknya membuat hati Xichen mencelos.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADASS SLAVE
Fanfictionsetelah keluarga angkatnya menjualnya pada sekelompok lintah darat, Wei Wuxian lantas diseret dan dipamerkan diatas panggung pelelangan. ratusan orang berebut menawar harga tertinggi yang bisa mereka berikan, namun ketika sebuah suara baritone membe...