9

13.5K 1.7K 211
                                    

Happy reading~

.
.

"Lan Wangji sialan!!"

Entah sudah keberapa kalinya makian serupa dilontarkan oleh pemuda yang sudah berkamuflase menjadi cacing kepanasan. Sejak kejadian siang tadi dirinya sama sekali tak beranjak dari atas ranjang dan berguling-guling disana bersama makian yang ia tujukan untuk si manusia tembok Lan.

Jangan tanya bagaimana mengerikannya kasur mahal itu, yang pasti seprai dibawahnya sudah tak lagi berbentuk dan sebagian lainnya menjuntai diatas lantai. Bantal-bantal berhamburan, serta selimut yang menjadi pelampiasan kekesalan seorang Wei Wuxian.

"Kenapa dia tidak melanjutkannya?! Jika dia memaksa sedikit lagi aku pasti akan pasrah ditelanjangi!"

O-ow.

Sepertinya Wei Wuxian dan kata normal memang bukanlah hal yang layak disandingkan.

Siapa yang bisa menebak isi otaknya?

Dibanding marah karena sudah dibentak, ia malah merasa kesal setengah mati karena godaan tanggung Lan Wangji.

Oh, anggap saja itu sangat melukai harga dirinya. Wei Wuxian sudah cukup percaya diri dengan tubuh mulus yang dia miliki. Bukankah harusnya Wangji tergoda?

Bukan malah melempar kaos sialan itu kedepan wajahnya dengan kurang ajar!!

"Apa yang salah dengan manusia itu? Apa dia tidak normal? Ha! Aku tidak akan terkejut jika ternyata dia seorang aseksual." Ia menendang selimut yang tak berdaya hingga jatuh sepenuhnya diatas lantai.

"Apa aku saja yang memperkosanya?" Entah dari mana ia mendapatkan ide gila semacam itu.

Namun sepertinya dia benar-benar serius, terbukti dengan dirinya yang segera turun dari ranjang dan keluar dari kamar.

Ia bahkan tak peduli dengan celana kedodoran yang telah ia tanggalkan. Dengan santainya Wei Wuxian melenggang hanya berbalut kemeja oversize Wangji yang masih ia pakai, mungkin dengan begini sisi buas Wangji bisa terpancing dan langsung menerkamnya, LOL

Wei Wuxian dan sexual frustationnya benar-benar sebuah kombinasi mengerikan.

Sampai didepan ruangan Wangji, ia tak merasa perlu mengetuknya, dirinya memutar handlenya begitu saja, mulutnya sudah terbuka siap melemparkan sumpah serapahnya kehadapan wajah tembok sang Ketua mafia akan tetapi-

Seketika urung.

Ia menutup kembali mulutnya, "Oops." Cicitnya gugup.

Tubuhnya mematung begitu mendapati banyak pasang mata yang menatapnya dengan berbagai ekspresi berbeda, sebagian lagi malah dengan terang-terangan memberi tatapan lustfull yang tentu langsung disadari Wangji.

Ia menggeram pelan lalu melirik salah satu bawahannya dengan sengit, mungkin jika itu adalah sebuah kalimat akan terdengar seperti; 'SERET DIA KELUAR!'

Pria berbadan besar yang berdiri dibelakang Wangji segera mengerti dan meraih tangan kurus Wei Wuxian dan menyeretnya pergi tanpa perlawanan berarti.

Sepertinya kelinci itupun agaknya sedikit shock ditatap oleh berpasang-pasang mata seperti tadi, ditambah tatapan mesum dari pria tua membuatnya merinding setengah mati.

Ewww, menjijikan.

Sepeninggal Wei Wuxian, Wangji mengembalikan keadaan seperti semula.

Tenang dan menekan.

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang