Hai:)
.
."Bagaimana kabar adikmu?"
Pertanyaan yang terlontar dari Lan Qiren otomatis menghentikan pergerakan anggota Lan lainnya yang tengah menikmati cangkir teh mereka.
Keheningan yang memang sudah lekat menjadi bagian dari Klan Lan semakin terasa mencekam dengan dibawanya topik mengenai Lan Wangji, sosok yang seolah telah menjadi bahasan taboo bagi sebagian besar tetua Lan.
Fakta bahwa anak yang selama ini telah susah payah mereka asuh dibawah aturan ketat Lan dan kini membelot menjadi sosok yang amat bertolak belakang dengan mereka masihlah menjadi kemarahan yang akan sangat sulit untuk diredakan.
Salah satu yang lebih tua meletakan cangkirnya cukup kasar, mata yang tersembunyi dibalik kelopak mata yang telah keriput mendelik tak suka pada Lan Qiren yang tak bergeming.
"Lan Qiren." Peringatnya cukup tegas, dengan punggung tegak yang seolah mengancam keponakannya itu dengan aura miliknya, agar menghentikan pembahasan ini.
Akan tetapi, pria dengan janggut cukup tebal itu sama sekali tak terpengaruh, ia masih menikmati tehnya dengan tenang, lalu meletakan gelasnya setelah satu tegukan.
"Sampai kapan paman akan terus begini? Bagaimanapun dan sampai kapanpun, Wangji akan tetap menjadi bagian dari Lan, dan tidak akan pernah berubah." Katanya pada pria tua yang kini terperangah atas apa yang dikatakan keponakannya.
Desas desus dari anggota lain yang saling berbisik cukup membuat Lan Xichen yang berada tepat disamping Lan Qiren menahan geram.
Meski ia dikenal dengan budi luhurnya serta pengendalian emosi yang sangat sempurna, bukan berarti Lan Xichen akan baik-baik saja ketika mendengar adiknya menjadi bahan gunjingan seperti ini.
Bahkan oleh keluarganya sendiri.
"Ceh, kau membela keponakanmu? Hanya karena kau telah merawatnya sejak dia masih kecil lantas kau bisa mentolelir kesalahannya?!"
Lan Xichen memejamkan matanya begitu mendengar bentakan kasar yang ditujukan pada pamannya.
Hampir-hampir ia menyalak, ketika dirinya tak lagi sanggup menahan diri.
Namun-
"Justru karena aku yang telah merawatnya bahkan ketika dia masih bayi dengan tali pusar yang belum putus. Aku lebih memahami bagaimana keponakanku dibanding siapapun." Lan Qiren yang biasanya diam, untuk pertama kalinya membuka suara.
Lan Xichen cukup terkejut, ia tak bisa melepaskan tatapannya dari sang paman yang seolah tengah menantang sang kakek yang tampak geram dengan jawaban Lan Qiren.
"Aku tidak mentolelir kesalahannya, hanya saja aku mencoba memahaminya. Bukan keinginannya untuk berada diposisinya saat ini. Apa kalian bahkan lupa bagaimana ketika ia menentang keterpilihannya habis-habisan? Apa dia bahkan memiliki pilihan lain?"
Desas desus perlahan mereda, mereka semua terdiam, meski dengan raut wajah yang enggan menerima. Dagu mereka masih terangkat angkuh, binaran bola mata mereka memancarkan ketidak terimaannya akan argumen yang dilempar Lan Qiren.
"Dia membunuh, menyiksa, dan bahkan membeli seorang budak. Apa menurutmu dia masih bisa dimaafkan? Dia sudah bertindak diluar kendali!" Kali ini bentakan kasar datang dari pria yang tampak lebih tua beberapa tahun dan Lan Qiren.
"Dia hidup bertahun-tahun diluar aturan kita! Bertindak liar sebagai ketua organisasi kotor diluar sana! Kita tidak membutuhkan orang seperti itu ada dikeluarga kita!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BADASS SLAVE
Fanfictionsetelah keluarga angkatnya menjualnya pada sekelompok lintah darat, Wei Wuxian lantas diseret dan dipamerkan diatas panggung pelelangan. ratusan orang berebut menawar harga tertinggi yang bisa mereka berikan, namun ketika sebuah suara baritone membe...