12

12.5K 1.7K 327
                                    

Terimakasih untuk para penikmat work ini, semoga bahagia selalu,

And, happy reading~

.
.

"Oy! Lan Zhan! Apa yang akan kau lakukan dengan barang-barangku?!"

Wei Wuxian yang baru selesai mandi cantik dibuat terkejut begitu mendapati bahwa anak buah Lan Wangji sudah berada dikamarnya, mengeluarkan baju-bajunya dan membawanya entah kemana.

Dia tidak mungkin mengusirku kan?! Pikirnya. Ayolah, bahkan mereka baru resmi menjadi sepasang kekasih, akan sangat tidak masuk akal jika pria itu tiba-tiba mengusirnya.

Dengan langkah tertatih ia menghampiri Wangji dan menarik pria yang tengah mengkomandoi acara mengacak-acak kamar indah miliknya itu, "apa yang kau lakukan? Kenapa mereka mengeluarkan barang-barangku? Apa kau akan mengusirku?!" Cerocosnya tak terima.

Iris emas Wangji langsung mendelik, ia menyentil dahi Wei Wuxian cukup keras hingga siempunya meringis, "mulai malam ini, kau tidur dikamarku."

"Apa?!"

Tidur dikamar Lan Wangji?

Yang benar saja!!

"Kenapa? Kau tidak senang?"

Wei Wuxian masih berusaha mencerna kalimat Lan Wangji barusan, mukutnya terbuka dan menutup, seolah ingin mengatakan sesuatu namun semua kalimat tertahan diujung lidah.

Ada banyak hal yang ia pikirkan ketika mendengar kalimat itu.

Dan dari sekian banyak hal, yang paling mendominasi kepalanya adalah, kemungkinan jika Lan Wangji akan menyentuhnya.

Ia bergidik begitu memikirkannya.

Lupakan semua kalimat vulgar, frontal, cabul, dan lain sebagainya yang sering ia lontarkan, itu semua hanya bualan saja. Bagaimanapun, pada kenyataannya Wei Wuxian hanyalah seorang virgin ass yang tabu akan hal-hal erotis.

Dengan cepat, dirinya meraih tangan salah satu anak buah Wangji yang tengah menenteng barangnya dikedua tangan, "hehe, Lan Zhan, kupikir aku lebih suka tidur disini. Lihat, kamarnya sangat luas dan nyaman, dan aku sudah menganggap kamar ini sebagai belahan jiwaku, jadi, aku akan tidur disini saja, oke?" Ia mengambil barangnya dengan paksa meski sedikit kesusahan dan hendak membawanya kembali masuk kekamarnya.

Namun, tentu saja, Lan Wangji bukan pria yang menerima bantahan.

Belum ada dua langkah, dirinya sudah dikejutkan dengan tubuhnya yang tiba-tiba melayang. Lebih terkejut karena Wangji telah menggendongnya bridal bersama keranjang berisi badang-barang miliknya yang cukup berat sekaligus.

Oh, ia memang harus mengapresiasi kekuatan Lan Wangji.

"Aku tidak meminta pendapatmu, aku memerintahkanmu untuk tidur dikamarku dan itu adalah mutlak." Ujarnya tanpa memberikan celah untuk membantah, yang mana itu malah semakin membuat Wei Wuxian panik bukan main.

"Lan Zhan, ini pemaksaan! Aku tidak terima ya!" Pemuda itu memberontak mencoba meloloskan diri.

"Kau kekasihku, aku memiliki hak."

"Oh ya tuhan, kita bahkan baru jadian dua jam yang lalu dan kau sudah bertindak seperti tirani! Aku menyesal sudah menerimamu!"

Wangji tersenyum sinis, "percuma saja menyesal, tidak ada kesempatan untuk lolos dariku."

Bruk!

"Aawh! Apa kau tidak bisa sedikit lebih lembut?!" Pekiknya begitu Wangji melempar tubuhnya keatas kasur empuk dikamar pria itu.

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang