38

6.8K 694 92
                                    

Yaw~

.
.

Hal pertama yang Lan Xichen dan Lan Qiren lihat ketika pintu mansion besar itu terbuka adalah wajah garang Wei Wuxian.

Pemuda itu seperti sudah menanti kedatangan mereka dan stand by di balik pintu dengan mata memicing ngajak ribut.

Lan Qiren yang disuguhi penampakan itu bahkan hampir saja terhenyak melihat air muka kekasih keponakannya yang seperti bersiap akan memakan dirinya kapan saja.

Oh, pria tua itu tidak bisa menahan merinding setiap kali mengingat betapa bar-barnya bocah itu saat bertamu ke kediaman Lan dan hampir membuat tetua klannya terkena serangan jantung.

Ditambah saat di rumah sakit, Wei Wuxian sama sekali tak siapapun dari mereka dekat-dekat dengan Lan Wangji.

Hanya dengan memikirkan semua tingkah kekasih keponakannya itu sudah membuatnya sangat lelah seperti habis lari marathon.

Kasihan sekali keponakanku, mungkin itu isi pikirannya saat ini.

"A Xian." Lan Xichen berusaha mengurai atmosfer yang saat ini ditekan oleh Wei Wuxian untuk mengintimidasi pamannya, sulung Lan itu masuk dan mengusak rambut calon adik iparnya lembut, "aku membawakanmu manisan cabai yang kau minta waktu itu." Ia mengangkat paper bag ditangannya, namun Wei Wuxian hanya meliriknya seolah tak berminat dan kembali menghunus tatapan tajam pada Lan Qiren.

Ya tuhan, Lan Xichen membatin. Mungkin ia akan menepuk dahinya berkali-kali jika tidak ingat wibawa.

Hal yang harusnya dia khawatirkan bukan Lan Wangji, tapi Wei Wuxian yang sepertinya sangat iritasi dengan siapapun itu yang berasal dari Klan Lan, kecuali dirinya dan Wangji tentu saja.

"Ekhm." Lan Qiren hanya bisa berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.

"Dimana Wangji?" Tanyanya pada Lan Xichen yang sudah terlihat frustasi.

"LAN Zhan sedang menyiapkan jamuannya." Wei Wuxian menjawab dengan senang hati, ia menekankan nama depan kekasihnya disertai senyuman mengerikkan, lalu beralih pada Lan Xichen dengan senyuman manis, "Xichen Ge, terimakasih untuk manisan cabainya, aku sangat menyukainya, ayo masuk." Dan melenggang begitu saja menyeret sulung Lan masuk, mengabaikan Lan Qiren yang sepertinya sudah akan naik pitam.

Bocah terkutuk!

Wei Wuxian sih masa bodo. Siapa suruh berani membuat Wangji kesayangannya sedih sampai menangis, Wei Wuxian tidak akan membiarkannya sampai lolos pokoknya!

Sesampainya di ruang makan yang luas itu Lan Qiren terpaku.

Ini pertama kalinya dirinya menginjakan kaki ke tempat ini, dan untuk kesekian kalinya Lan Qiren harus dibuat terpana dengan setiap detail dari tempat tinggal keponakannya ini.

Sebuah rumah yang berdiri kokoh di atas tanah luas bergaya Eropa klasik saja sudah membuatnya terpukau, pilar-pilar tinggi yang menyambut mereka didepan tadi seolah menegaskan bahwa tempat ini memiliki status sosial yang tidak bisa diremehkan. Semua ini sangat bertolak belakang dengan keluarganya yang masih sangat konservatif pada budaya kuno leluhur mereka. Bangunan utama tempat tinggal Klan Lan memang luas, namun bentuk bangunannya masih merujuk pada arsitektur cina kuno tanpa perubahan berarti, hiasan antik dan semua yang diwariskan leluhur mereka terpajang apik disetiap sudut. Lalu disini, semuanya berbeda. Seolah Lan Qiren baru saja diseret masuk ke dalam sebuah dimensi baru. Ia pikir sarang mafia akan terlihat mengerikan dengan orang-orang bertato dan bau minuman beralkohol dimana-mana, ia sempat berpikir jika keponakannya tinggal disebuah bangunan dimana aturan tidak ada didalamnya.

THE BADASS SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang