WARNING !
Mengandung Dub-Con !
Leeteuk melepaskan ciumannya sesaat untuk menarik nafas.
"Teukie, ini tidak... Hmmpfh." Bibir Heechul terus dibungkam seolah ia tidak di izinkan berbicara, sementara tubuhnya terus berontak. Ciuman yang liar itu membuat saliva mereka mengalir di sekitar bibir dan dagu keduanya.
"Hah..." Heechul menghembuskan nafas saat Leeteuk menggigit bibir bawahnya lalu memasukkan lidahnya.
Heechul mengerutkan dahi merasakan lidah lain yang menari-nari di dalam mulutnya.
Tubuh Heechul kehabisan tenaga dan tidak sanggup lagi untuk memberontak. Kepalanya pusing. Pikiran pun kini sudah kosong, yang dirasakan hanyalah ciuman terus-menerus dari Teukie yang membuatnya lemas.
Aroma alkohol bercampur dengan rasa manis dari bibir lembut Leeteuk membuat matanya terpejam. Akhirnya Heechul pasrah dan mulai membalas mengecup bibir Leeteuk.
Merasa Heechul mulai menerima, Leeteuk melembutkan ciumannya. Tangan orang yang tadi menahan pergelangan tangannya dengan keras kini membelai lembut rambutnya yang telah acak-acakan.
Saat itu juga, Heechul mulai merasakan nikmatnya melakukan hal ini. Perlahan-lahan kedua tangannya melingkari leher pria yang berada di atasnya. Sambil mengecup dan menikmati manisnya bibir Leeteuk.
Teukie berhenti mencium, dua bibir yang menyatu pun terlepas. Hal itu membuat kedua mata yang terpejam perlahan terbuka kemudian saling menyisir bulu mata satu sama lain.
"Heechul... Aku..."
Heechul yang merasa belum puas atas ciuman mereka memegang kedua pipi Teukie, mengangkat wajahnya sedikit lalu kembali mencium bibir itu dengan lembut.
Dua bibir yang sudah membengkak kini kembali saling memanjakan satu sama lain hingga bunyi kecapan air liur terdengar dengan jelas di balkon itu.
"Ah... Teukie, apa yang..."
Leeteuk kini beralih menciumi leher putih Heechul, dengan sesekali menjilat dan mengecup ringan yang membuat orang di bawahnya terus menggelinjang.
Ciuman itu kini turun di tulang selangka Heechul. Sementara bibir lembutnya masih menikmati setiap inchi kulit yang terbuka, tangannya terus membuka satu persatu kancing kemeja Heechul.
"Teukie, Teukie tunggu ! Ah...!" Punggung Heechul melengkung saat Leeteuk memainkan dua inti di dadanya yang berwarna merah muda.
Saat bibir Leeteuk melumat dan menjilat sisi yang ini, tangan Leeteuk mencubit sisi yang lainnya. Leeteuk melakukan itu bergantian dan berulang-ulang, dan tanpa disadari bagian tengah tubuh Heechul telah mengeras.
Heechul tidak tahu bahwa kedua dadanya begitu sensitif. Ia menggigit bibirnya sendiri hingga merasakan rasa asin gurih untuk menahan desahan yang akan keluar.
Ciuman Leeteuk kini berangsur turun ke bawah. Mengecup dan menjilat setiap inchi yang ia lihat di sekitar perut halus Heechul.
Heechul merasa ada angin yang berputar menggelitik di bagian dalam perut bawahnya. Merasa terlalu lama di monopoli, ia mengadukan giginya. Lalu mengumpulkan tenaganya untuk bangkit dan mendorong Leeteuk.
Kini mereka duduk di lantai sambil saling menatap dengan nafas terengah-engah.
Sudah terlanjur basah. Aku tidak mau malu seorang diri malam ini. Leeteuk juga harus merasa malu agar seimbang.
Heechul membuka kemejanya sendiri dan melemparkan itu ke sembarang arah.
Ia tersenyum bangga melihat Teukie yang tertegun saat menatap tubuh atasnya. Kemudian ia maju untuk melepas kaos Teukie yang berwarna putih, Teukie pun tidak menolak dan malah mengangkat kedua tangannya untuk mempermudah tindakan Heechul.
Setelah sama-sama topless, Teukie menarik Heechul agar duduk mengangkang di atas pangkuannya. Kini mereka duduk berhadapan dengan wajah Heechul yang sedikit lebih tinggi darinya.
Teukie langsung kembali membenamkan kepalanya di dada Heechul, namun Heechul lamgsung memegang kedua pipi Teukie, mendongakkan kepalanya ke atas untuk menatapnya.
Teukie tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan membelai kedua pipi Heechul dengan lembut.
Mereka bertatapan sayu sembari saling memegang kedua pipi, kemudian mengadukan dahi. Bibir Leeteuk sedikit merenggang dan mendekatkan wajahnya ke arah Heechul.
Nakalnya, Heechul malah menarik mundur kepalanya. Leeteuk yang merasa gagal meraih bibir Heechul membuang muka sambil melepaskan tangannya dari kedua pipi halus itu.
Heechul tersenyum. Kemudian menyambar bibir Teukie dan mereka pun kembali saling melumat satu sama lain. Bagian bawah mereka yang mengeras masih terbungkus celana jeans sedang saling bergesekan satu sama lain akibat gerakan ciuman.
Tangan Leeteuk menggerayangi punggung telanjang Heechul dan berhenti di dua bongkahan di bawah. Heechul memliki bokong yang penuh dan kenyal. Ia sedikit mendesah di sela ciuman saat kedua tangan Leeteuk meremas-remas sambil mengelus bokongnya dengan perlahan.
Tidak mau kalah, tangan Heechul juga menggerayangi sekitar dada dan perut kokoh Teukie, dan akhirnya ujung telapak tangannya berusaha menyelusup masuk ke bawah pusar Teukie.
Heechul ingin melihat reaksi Teukie menolaknya, namun kenyataan berlawanan dari apa yang dipikirkannya.
Disela ciuman, mata Heechul membulat saat Teukie membuka kancing jeans miliknya lalu menurunkan resleting, kemudian tangannya masuk ke dalam untuk meraih kejantanannya.
Heechul menggertakkan giginya karena ia masih tidak ingin kalah. Akhirnya ia pun melakukan hal yang sama.
Ciuman mereka terlepas saat merasa tongkat di bawah mereka di genggam oleh tangan asing. Mereka masih berhadapan dan saling meraba, menggenggam lalu bergerak perlahan seirama ke atas dan ke bawah.
"Ah..." mata Leeteuk terpejam dan menyandarkan wajahnya ke pundak Heechul sambil sesekali menciumi tulang selangkanya.
"Heechul... Apakah itu enak ?"
"Ah... Iya. B,bagaimana denganmu...?"
"Aku... Aku juga, Oh..."
Mereka bertatapan dengan nafas yang berantakan, lalu kembali berciuman satu sama lain, dimana tangan mereka masih melakukan pekerjaannya dengan baik.
Lama kelamaan gerakan tangan mereka semakin cepat. Ciuman pun terlepas. Heechul membenamkan wajahnya di pundak Teukie untuk menahan desahannya. Sedangkan Teukie sibuk menciumi leher jenjang Heechul.
Keringat sudah bercucuran di tubuh keduanya, suara nafas yang tidak beraturan terdengar dengan jelas.
Heechul mendongak sambil terpejam.
"Ah... Teukie, aku sudah... Ah..."
Dahi Teukie mengerut.
"Aku... Juga... Ah..."
Mereka semakin mempercepat gerakan tangan dengan seirama. Pandangan mereka memburam, sekujur tubuh mereka pun merinding.
"Aargh !!!"
Dua Hyung Super Junior menjerit bersamaan di saat terakhir dengan tembakan cairan putih susu kental yang membasahi perut keduanya.
Heechul yang masih duduk di pangkuan Leeteuk meletakkan telapak tangannya di lantai untuk menopang tubuhnya dengan nafas yang terengah-engah.
Leeteuk memajukan wajahnya untuk mencium pipi Heechul. Kemudian kepalanya ambruk ke pundak Heechul begitu saja.
Melihat Teukie yang tak sadarkan diri karena mabuk, akal sehat Heechul kembali.
Dengan cepat ia membetulkan celana dan mengenakan pakaian mereka dengan pikiran semerawut.
Jika ada yang naik kesini dan melihat kami melakukan hal tadi... Tamatlah sudah...
Aku bersumpah ini terakhir kalinya aku mengajak Teukie minum.
Mengapa otakku begitu rusak malam ini ???
Arrrgghh !!!
Heechul mengacak rambutnya dengan frustasi.
"Teukie Hyung ?"
Suara yang datang tiba-tiba membuat gerakan Heechul seperti habis terkena sengatan listrik.
"Aku sudah mencarimu dari tadi. Ternyata kau disini. Hah...?"
Donghae terkejut melihat Teukie duduk menyandar di dinding dengan tak sadarkan diri.
"Dia mabuk." Dalam hati, Heechul sangat beruntung karena sudah memakaikan pakaian Leeteuk.
"Oh... Eh ? Tunggu dulu..." Raut wajah Donghae seperti sedang memikirkan sesuatu.
Heechul pun menatap Donghae dengan bingung.
'Snif snif'
Donghae mengendus beberapa kali sambil mengerutkan dahi nya.
"Bau apa ini ? Sepertinya tidak asing. Ini seperti bau sperm..."
"Donghae ! Bisa tolong bantu aku membawa Teukie ke kamarnya ? Lihatlah, dia kurus tetapi sangat berat. Entah apa yang dia makan." Sambar Heechul.
"Oh. Baiklah, Hyung."
Donghae dan Heechul pun membopong Leeteuk untuk kembali ke kamarnya.
Saat mereka di kamar, ranjang Teukie telah ditiduri oleh Kibum dan Kyuhyun yang mabuk.
"Bawa ke ranjangku."
Donghae mengerutkan dahi, tetapi ia masih menurut.
Setelah meletakkan Leeteuk dengan pelan, Donghae mencibir.
"Selama ini Hyung tidak mau satu ranjang dengan siapapun karena Hyung bilang tidak bisa tidur jika ada orang di dekatmu. Lalu apa ini ?"
"Sudahlah, lebih baik kau tidur. Bukankah besok pagi kau akan pulang ke Mokpo ?" Desah Heechul.
"Iya, tetapi aku belum pamit pada Teukie Hyung. Karena ia sangat sibuk hari ini. Begitu dengar dia sudah pulang ke asrama, ia mabuk begini..." Jelas Donghae.
"Aku akan menyampaikannya saat Teukie bangun."
Donghae tersenyum sambil mengangguk, lalu meninggalkan dua Hyung kesayangannya tersebut. Walaupun ada pertanyaan yang mengganjal di pikirannya, tetapi ia langsung mengabaikan hal itu. Karena bermansturbasi sudah biasa di kalangan para pria.
Heechul menatap Leeteuk yang tidur dengan nafas teratur. Perlahan tangannya terjulur untuk membelai pipi tirus itu dengan lembut.
Kita melakukannya saat kau mabuk. Tetapi aku ingin tahu. Apakah kau masih mengingat kejadian itu ?
Kau ramah, lembut, sopan, dan terkadang suka merengek dan merajuk seperti anak kecil.
Heechul pun menyeka tubuh Leeteuk dengan air hangat. Lalu membersihkan sisa sperma yang ada di perutnya.
Tetapi tadi...
Kau persis seperti singa yang kelaparan.
Aku ingin tahu reaksimu, saat kau bangun nanti...
Selesai menyeka tubuh Teukie, Heechul mandi, kemudian mematikan lampu dan tidur di samping Teukie.Jangan Lupa Pencet Vote
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of 83 Line (END)
Fanfiction(BL)R-🔞 Project boyband pada tahun 2005 telah mempertemukan dua insan yang berkepribadian berlawanan, namun saling melengkapi. ***Hanya kau satu-satunya orang yang aku percayai... -Teukie (Park Jeong-soo) ***Aku akan menggunakan waktu luang ku u...