TeukChul #3

1.4K 61 0
                                    

Langit yang gelap perlahan diterangi oleh cahaya keemasan dari ufuk timur. Cuaca yang dingin membuat semua orang enggan keluar dari selimut yang membungkus tubuhnya. Namun kecenderungan untuk buang air kecil di saat yang seperti ini memaksa seseorang bangun dari ranjangnya empuk.

"Oaahm..."

Siwon berjalan menuju kamar mandi sambil mengumpulkan seluruh jiwanya. Ia menggaruk kepalanya yang membuat rambutnya semakin berantakan.

Mata yang tadinya begitu berat untuk dibuka kini membulat melihat Ryeowook dan Yesung baru keluar dari kamar mandi. Namun yang membuat Siwon terkejut bukan itu.

Melainkan mata Ryeowook yang merah dan basah.

"Yesung ? Apa yang terjadi ? Mengapa Wookie menangis di pagi buta seperti ini ?"

Ryeowook hanya diam menunduk, seperti anak kecil yang habis menangis lalu merajuk.

Yesung merangkul pundak Ryeowook.

"Oh ! Dia bermimpi buruk. Dia bilang di dalam mimpinya ia melihat dua orang yang saling membunuh sambil berteriak. Hingga ia ketakutan. Jadi aku membawanya ke kamar mandi untuk membasuh mukanya agar ia lebih tenang." Jelas Yesung.

Ryeowook yang masih murung melirik orang disampingnya sejenak dan kembali menunduk.

Siwon mengerutkan keningnya sejenak. Tapi akhirnya ia mengangguk dan menghampiri pria mungil itu.

"Mungkin karena kau kelelahan. Sebaiknya istirahatlah." Siwon menepuk bahu Ryeowook dan masuk ke kamar mandi.

Setelah bunyi pintu kamar mandi yang terkunci menggema, tangan Yesung perlahan merambat turun dari bahu Wookie. Telapak tangan itu menelusuri tulang belakangnya hingga akhirnya berhenti di karet celana pendeknya.

Mata Ryeowook membulat saat jari-jari Yesung perlahan menyusup ke belahan pantatnya. Ia langsung menepis tangan itu dengan kuat dan menginjak kaki Yesung dengan kuat.

"Aaooww !!" Yesung menjerit kesakitan.

Ryeowook menggumam pelan namun ada kemarahan di dalamnya.

"Dasar mesum !" Lalu ia meninggalkan Yesung yang masih meringis memegangi kakinya. Namun ada senyuman di sela kesakitan itu.

***

Heechul merasa seluruh tubuhnya sakit seperti habis dipukuli oleh orang satu kampung, terutama di area pinggang. Ia merasa pinggangnya seperti akan patah.

Walau berat ia memaksa untuk membuka mata.

Kamar ini...?

Cuplikan demi cuplikan kejadian tadi malam terasa sangat panas.

"Kau sudah bangun ?"

Heechul terkejut mendengar suara itu. Dilihatnya Leeteuk membawa beberapa kantong keresek dan mengeluarkan beberapa barang yang ia beli.

Mata mereka bertemu.

Heechul langsung membuang pandangannya. Wajahnya terasa berdengung.

Kemudian ia memaksakan diri untuk duduk. Seketika ia menyadari bahwa dirinya telah telanjang bulat di bawah bungkusan selimut tebal yang berwarna putih tersebut. Dan ia semakin terkejut karena entah sejak kapan Leeteuk sudah duduk di sampingnya dan memandangi dada halusnya yang dihiasi dengan dua inti merah muda yang menarik perhatiannya.

Heechul mendadak menarik selimut untuk menutupi dadanya sambil bergeser...

"Akh !"

Alis mata Heechul bertaut sambil memegangi pinggulnya. Ia mengerang karena rasa nyeri yang tiba-tiba menjalar dari lubangnya hingga ke punggungnya.

Leeteuk yang melihat itu cemas dan mengulurkan tangannya untuk menenangkan Heechul.

"Heechul ! Kau..."

Heechul dengan kuat menepis tangan Leeteuk.

"Jangan sentuh aku ! Ini semua salahmu !"

Leeteuk menarik kembali tangannya dan menunduk.

"... Aku salah. Aku terlalu kasar. Harusnya aku lebih lem..."

"Cukup ! Jangan bicara lagi !"

"Maafkan aku. Aku..."

"Tck ! Kau menyebalkan !"

Bulu mata Leeteuk menurun.

Leeteuk menjadi bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Heechul yang saat ini berbeda dengan Heechul yang ia siksa dini hari tadi. Dimana ia pemalu, lemah, dan manis. Heechul telah kembali ke 'asalnya'.

Perlahan Leeteuk mengangkat bulu matanya untuk menatap Heechul yang terlihat seperti tidak mau melihatnya. Kemudian ia beranjak dari kasur itu. Berjalan ke meja membawa nampan berisi makanan ke tempat tidur dimana Heechul masih duduk selonjoran di sana.

"Aku membeli sarapan untukmu. Makanlah. Setelah itu minum obat ini." Jelas Leeteuk sambil matanya menunjuk tablet yang dikemas dalam plastik bening di dekat mangkuk tersebut.

Setelah itu Leeteuk meletakkan nampan tersebut di atas lemari kecil di samping tempat tidurnya.

"Aku akan keluar sebentar." Desah Leeteuk sebelum meninggalkan kamar tersebut.

Saat pintu tertutup. Heechul menghela nafas kasar. Ia melirik nampan berisi makanan, minuman, dan obat anti piretik di sana.

Heechul merasa sangat malu saat melihat Leeteuk. Karena setiap mata mereka bertemu, Heechul selalu terbayang mata merah dan nanar yang menatapnya dengan penuh nafsu  tadi malam. Jadi ia tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa memarahi Leeteuk, padahal ia begitu perhatian dan baik kepada Heechul.

Beberapa saat kemudian, pintu kembali terbuka. Heechul sudah selesai dengan sarapannya dan sudah berpakaian. Leeteuk hanya berdiri diam sambil menatapnya.

Heechul berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri. Ia takut akan memarahi Leeteuk dengan tidak jelas seperti tadi.

"Terimakasih sarapannya. Aku sudah merepotkan. Aku kembali ke kamarku dulu." Heechul berjalan melewati Leeteuk.

Namun Leeteuk langsung memeluknya dari belakang, membuat langkahnya terhenti.

Leeteuk membenamkan wajahnya di pundak halus itu.

"Heechul... Apakah kau akan membenciku...?"

Heechul memejamkan matanya sejenak. Ia sungguh merutuki kelakuannya pada Leeteuk.

"... Aku berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi. Tapi tolong maafkan aku."

Heechul membalikkan tubuhnya dan memeluk Leeteuk.

"...Bodoh. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya..."

Leeteuk melepaskan pelukan itu karena Heechul menggantung kalimatnya. Ia menatap Heechul dengan rasa ingin tahu.

"Hanya apa ?"

Pertanyaan itu membuat adegan mesum kembali melayang di benak Heechul. Wajahnya berdengung dan memanas.

Menyadari Leeteuk menatap wajahnya dengan mata berbinar, Heechul langsung mendorong tubuh proporsional yang berbalut baju berwarna putih itu.

"Ah ! Sudahlah ! Teukie, kau bodoh !" Heechul pun meninggalkan kamar tersebut.

Tetapi kini Leeteuk tersenyum. Ia baru menyadari bahwa...

Heechul hanya merasa malu.

***

Dalam mendukung peluncuran album yang keempat, yaitu Bonamana. Super Junior akan kembali melakukan world tour "Super Show 3". Persiapan demi persiapan dilakukan yang membuat leadernim sangat sibuk. Tetapi kini ia menjadi lebih semangat karena seseorang selalu berada di sampingnya.

Orang tersebut selalu mengisi 'daya' untuk tubuhnya yang sedang kelelahan. Tak jarang mereka bermesraan di dalam ruang kerja Leeteuk, tetapi mereka tidak melakukan yang lebih jauh karena takut di dengar para member ataupun manager mereka.

Jika mereka ingin melakukannya, maka mereka akan mencari hotel dan bersenang-senang di sana. Menjerit dan mendesah tanpa ada yang perlu di khawatirkan.

Kini Heechul menemani kekasihnya ke kantor SM Entertainment untuk mengurus beberapa hal. Ia sedang duduk menunggu di tempat yang sudah disediakan.

"Oppa !"

Seorang gadis cantik menghampiri Heechul dan duduk di sampingnya.

"Taeyeon ?"

"Oppa sedang menunggu siapa ?"

"Aku menunggu Leeteuk."

Taeyeon mengangguk.

"Ngomong-ngomong, aku merasa terhormat bisa mengobrol dengan salah satu member boyband Korea yang terkenal."

Heechul tersipu. Ia lalu mengacak pelan rambut temannya itu.

"Kau bisa saja."

Taeyeon tersenyum, namun Heechul sedikit bertanya-tanya mengapa mata wanita itu tiba-tiba terangkat keatas.

"Leeteuk Oppa ?"

"Taeyeon." Lesung gula tercetak di dekat sudut bibir Leeteuk yang tipis.

Heechul spontan menoleh kebelakang. Ia perlahan mendongak melihat wajah Leeteuk yang tersenyum ramah seperti biasa. Namun Heechul dapat mengetahui arti dari senyuman itu.

Wanita yang dulunya satu agensi bersama Heechul itu memegang lengan Heechul dengan kedua tangannya.

"Oppa, sudah lama kita tidak makan siang bersama ? Bagaimana kita ke restoran biasa ?"

"Ah, aku..."

"Maaf, tapi aku masih ada urusan. Aku pergi dulu." Leeteuk tersenyum lalu berbalik dan berjalan dengan cepat.

Heechul terdiam sejenak sambil menatap punggung Leeteuk yang perlahan menjauh.

Jangan Lupa Pencet Vote
👇

Story Of 83 Line (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang