Lagu "Sorry, Sorry" menjadi hit dalam waktu sekejap, mengoleksi total sepuluh penghargaan selama sepuluh minggu berturut-turut di Korea, dan memecahkan rekor di Taiwan dengan berhasil bertahan di posisi pertama selama tiga puluh tujuh minggu berturut-turut di tangga lagu single K-pop di Taiwan. "Sorry, Sorry" menerima kesuksesan di dalam maupun luar negeri, dan sejak saat itu menjadi single mereka dengan penjualan terbaik di Korea Selatan.
Leeteuk teringat kembali saat Young Joon, seorang manager yang mendorongnya dengan banyak kisah untuk menerima peran sebagai leader sebelum debut. Leeteuk berpikir, jika ia ingin debut, maka harus bersikap profesional.
Begitu berat untuk memimpin orang banyak. Jika ada satu member yang melakukan kesalahan, maka ia yang akan dimarahi oleh perusahaan. Ia tertekan, tapi hanya bisa merenung, kemudian tersenyum seperti biasa dan tidak patah semangat.
Kesuksesan bukanlah akhir. Namun itu menjadi awal perjalanan yang baru. Leeteuk bahkan menjadi semakin takut saat grupnya mulai mendapat banyak pencapaian. Karena tidak mudah untuk comeback jika terkena 'pukulan'. Jadi ia harus sangat berhati-hati.
Leeteuk semakin sibuk mengurus berbagai macam hal yang bersangkutan baik itu hal pekerjaannya sendiri, urusan yang menyangkut Super Junior, maupun 'konflik' yang terjadi beberapa bulan terakhir ini.
Walau tiga temannya kini sudah memisahkan diri dari Super Junior, Leeteuk berharap suatu saat 13 orang ini akan kembali tampil bersama di atas panggung. Di tambah lagi sekarang ia sedang mulai mendiskusikan album ke empat mereka yang akan dirilis tahun 2010 mendatang.
Hari sudah mulai petang. Leeteuk melihat wajahnya di pantulan dirinya pada cermin di toilet kantor tersebut.
Mata yang cekung, menandakan kurangnya waktu untuk tidur. Raut wajahnya memelas menunjukan lelah pikiran serta lelah hati. Bahunya yang sedikit menurun menunjukkan lelah pada tubuhnya. Tetapi ia terus tersenyum ramah kepada semua orang, karena ia adalah seorang penyanyi. Tugas seorang penyanyi adalah menghibur, bukan membuat khawatir.
Segera Leeteuk menghidupkan keran yang ada di depannya dan membasuh mukanya agar lebih segar.
Leeteuk meraba sakunya dan mengumpat.
"Sial ! Aku tidak membawa sapu tangan."
Tiba-tiba, di depannya ada telapak tangan yang menyuguhkan saputangan berwarna putih.
Mata Leeteuk pun beralih ke pemilik tangan tersebut.
"Xiah ?"
"Hyung pasti lupa membawa saputangan."
Leeteuk mengambil saputangan putih itu dan menepuk wajahnya yang basah.
"Kau mengenalku dengan baik. Seperti biasa, akan aku cuci dan aku kembalikan padamu nanti."
"Tidak. Itu untukmu."
"Ah ? Bukankah ini saputangan kesayanganmu ?"
Meskipun saputangan yang terbuat dari kain sutra berwarna putih di tangannya tampak biasa saja, ia tahu bahwa itu selalu ada pada Xiah selama bertahun-tahun.
Xiah tersenyum kecil.
"Anggap saja kenang-kenangan dariku."
Leeteuk mengerutkan keningnya.
"Xiah ? Apa maksudmu ?"
Xiah menurunkan bulu matanya sejenak.
"Aku telah melakukan gugatan pada perusahaan untuk keluar dari TVXQ. Mungkin setelah ini akan sulit untuk bertemu lagi dengan Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of 83 Line (END)
Fanfiction(BL)R-🔞 Project boyband pada tahun 2005 telah mempertemukan dua insan yang berkepribadian berlawanan, namun saling melengkapi. ***Hanya kau satu-satunya orang yang aku percayai... -Teukie (Park Jeong-soo) ***Aku akan menggunakan waktu luang ku u...