33. Who's your priority then?

211 30 0
                                    

21.06

Jelita, Yedam & Jaehyuk telah selesai dengan urusan membereskan kamar asrama. Mereka terlihat lelah terutama Jelita yang pikirannya terbagi-bagi antara bagaimana berbaikan dengan Jeongwoo, dimana ia akan pindah ditambah dia belom mendapatkan pekerjaan lagi. 

Untuk makan dan kebutuhan kuliah saja dia sudah sangat menghemat apalagi harus membayar uang sewa tempat tinggal. Uang saku beasiswanyapun tidak sebanyak itu untuk bisa menyewa kostan didekat kampus yang harganya rata-rata lebih tinggi dari uang saku beasiswanya. 

"Dam, Hyuk thanks ya, kalian balik aja sebelum-"   

"Lo lo lo ini kenapa cowo berdua masih pada disini?" Suhyun tiba-tiba datang untuk memeriksa. 

"Iya-iya kak mereka udah mau pulang kok ini" Jelita mendorong Yedam dan Jaehyuk untuk keluar dari kamarnya dan pulang. 

"Udah udah kalian balik dulu sana, makasih yaa ati ati baliknya" Jelita berbisik kepada keduanya karena Suhyun dengan lagak melipat tangan menunggu kepulangan mereka dari asrama. 

"Oke oke kalo ada apa-apa kabarin ya Jel" bisik Jaehyuk. "Iya udah sana balik" balas Jelita yang semakin mendorong keduanya.

Yedam pergi tanpa pamit apapun. Namun setelah beberapa langkah Yedam berbalik dan menghampiri Jelita yang masih setia di depan pintu untuk memastikan keduanya pulang. 

"Jangan nakal lagi plisss" pinta Yedam sambil mengacak-acak rambut Jelita. Kali ini Yedam benar-benar pulang.

"Eheem" kode Suhyun yang membuat Jelita tak sempat menikmati momen meltingnya.

"Sepertinya kamu udah ngerencanaain ini semua rapi banget sampai manipulasi cctv, punya wig dan sebagainya. Kamu kek kancil ya haha cerdik tapi licik!" Suhyun mengambil salah satu bekas peredam suara yang ditumpuk di pojokan kamar Jelita. Dia penasaran mengapa tak ada cacat di kamar yang baru saja disulap sedemikan rupa dengan Jelita. 

"Yah untungnya kamu masi pake kepinteranmu untuk menempel seluruh peredam suara ini dengan selotip dinding biar nggak bekas, trus saya juga nggak lihat ada cacat apapun disini bagus deh jadi kamu bebas dari hukuman untuk merenovasi kamar ini sekaligus saya nggak perlu repot-repot ketemu kamu lagi. Karena saya masih punya hati nurani jadi saya kasih kamu waktu 3 hari untuk stay disini sebelum dapat tempat tinggal baru. "

"Beneran kak, saya dikasi waktu 3 hari untuk cari tempat baru?" Suhyun hanya mengangguk.

"Makasih kak makasihh banget kak makasiiihh" Jelita meraih tangan Suhyun bermaksud berterimakasih dengan menyalaminya.   

"Yaudah saya mau balik, dan saya mohon banget jangan terulang ya kejadian kamu break the rules gini!"

"Siapp kak, maaf banget sebelumnya" Jelita melepas kepergian Suhyun dengan lega karena masih diberi kesempatan untuk tinggal.

************

Keesokan harinya.....

Jelita menjalani hari tanpa gairah seperti biasanya bahkan di pagi hari saat Yedam menjemput Jelita untuk berangkat ke kampus, Ia mendapat silent treatment dari Jelita. 

"Jel udah sarapan?"

"Jel mau pindah dideket kontrakan aku aja kah atau mau pindah bareng Bu Suri di kostan Jeongwoo sama Jaehyuk?"

"Jel kelar kelas makan di kantin bareng kan" 

"Jel.. Jelitaaaaa" setelah bom pertanyannya tak kunjung direspon, Yedam mulai ngegas.

"Eehh i-iyaa dam gimana?"

"Kenapa sih ngelamun mulu? mikir apa? mikirin gue nggak usah sampek ngelamun gitu juga kali" Yedam berusaha mencairkan suasana, namun Jelita tetap tak berkutik.

Our Voices - Bang YedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang