Perjalanan masa pacaran Jelita dan Yedam terus berlanjut. Seisi kampus tak lagi mengusik keduanya. Jeongwoo dan Jaehyuk pun sudah mulai terbiasa menjadi obat nyamuk diantara mereka. Pak June, Bu Rose dan Pak Bobby ikut merestui. Junkyu,Jihoon dan Junghwan sudah tak lagi melarang namun bukan berarti tak pernah kompor haha.
Papa Yedam?
Hmmm soal restu beliau masih belum jelas. Namun Jelita berharap semua yang dilakukannya untuk meladeni Papa Daesik yang ketagihan mengajaknya tanding pingpong, bulu tangkis, tennis lapangan dan lain-lain merupakan sebuah kode kalau beliau akan memberi lampu hijau untuk hubungan mereka. Walaupun Papa Daesik belum benar-benar mengutarakan restu tersebut.
Lucunya, yang justru sering bertemu Bang Daesik adalah Jelita dan bukan Yedam yang merupakan anak kandungnya.Beliau kerap membuat janji dengan Jelita untuk menunjukkan kebolehannya bermain cabang olahraga tertentu, menurutnya Jelita adalah lawan yang cukup menjanjikan untuk mengukur kemampuannya.
Selain itu alasan Daesik mengajak Jelita sering olahraga karena Ia merasa perlu olahraga karena badannya mulai menunjukkan bahwa dirinya berumur. Daesik khawatir jikalau perutnya semakin buncit jika tidak diusahakan untuk rutin olahraga, rekan kerjanya yang tak ada yang bisa diajak kompromi dan mendukung usahanya untuk hidup sehat akhirnya tergantikan oleh Jelita yang Daesik pikir memiliki semangat jiwa muda yang masih membara.
Seperti saat ini Jelita sedang berada di rumah Yedam setelah Bang Daesik mengundangnya untuk bermain catur.
"Skak!" teriak Bang Daesik. Sejauh ini telah berjalan 3 ronde dan 3 kali juga Jelita kalah.
"Yaahh om, Jelita nggak pandai main catur"
"Ya ngalah dikit kek, seengaknya ada cabor yang om bisa lebih unggul dari kamu"
"Hehe iyaadeh om,"
"Udah-udah ini dimakan dulu snacknya" Mama Yedam datang membawa cemilan untuk dimakan bersama.
"Ngomong-ngomong Jel, kamu kabarin Yedam nggak kalo kesini?" tanya mama sembari mondar-mandir menata makanan di dekat Jelita dan Bang Daesik.
"Ngabarin kok Ma hehe, tapi dia emang lagi sibuk banget sama urusan duta kampus jadi nggak bisa nemenin kesini"
"Yaudah, Mama minta tolong perhatiin Yedam ya Jel, terutama kesehatannya" kata mama Miyeong sembari mengelus rambut Jelita lembut.
"Siap laksanakan Ma" balas Jelita sembari mengangkat tangannya untuk hormat.
"Kamu kenapa sih suka sama Yedam?" tanya papa Daesik tiba-tiba.
"Aduhh pertanyaan yang sulit nih Om"
"Soal HOTS ya Jel"
"High order thinking maksud kamu mas?" Mi Yeong memastikan.
"Heem" balas Daesik sembari menaikkan alisnya menggoda.
"Haha apasih mas receh banget" sebal Mama Mi Yeong sembari mencubit lengan suaminya.
"Aduuhh Jelita nggak bisa nih melihat keuwuan ini, Jelita nggak ada Yedam disini heu"
"Haha maap-maap, jadi gimana bisa jawab nggak? Om kasih 2 juta deh kalo bisa jawab?"
"Emang kuiz mas?" Mama Mi Yeong kembali ke mode gemas dengan tingkat suaminya. Sedangkan Jelita berusaha menahan reaksi atas keuwuan ini dengan senyum dengan lebarnya.
"Bisa kok Om, jadi gini pada zaman dahuluuuuu" Jelita memperagakan peran kakek yang ada di series animasi Pada Zaman Dahulu.
"Pliss Jel, kamu tuh sama aja sama Om Daesik, haha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Voices - Bang Yedam
Fanfiction"Halah lo tuh cuma suka sama gue sebagai fans bukan suka sama gue yang ngarah ke hubungan cowo dan cewe yang sesungguhnya iya kan? palingan kalo lo beneran gue pacarin juga gak bisa nerima gue apa adanya kalo lo tau semua tentang gue?" tegas Yedam s...