9. Versus

356 44 0
                                    

Pak June adalah modelan rektor yang blusukan alias mau menangani hal-hal sepele di lapangan. Banyak penghuni kampus yang mengherankan apakah pak June segabut itu hingga terkadang sempat mengurusi urusan pribadi mahasiswanya. Padahal kebanyakan rektor biasanya sangat repot dan justru sering diwakilkan oleh bawahannya untuk mengurus masalah internal kampus. Tapi pak June memang beda.

"Oh jadi kamu yang namanya Jelita?" tanya Pak June mengawali pembicaraan.

Saat ini Pak June sedang berada di ruang kerjanya mengintrogasi dua sejoli mahasiswanya yang tak lain Yedam dan Jelita.

Sebenarnya Yedam bukanlah tipe orang yang suka mengadu dan berurusan dengan pimpinan kampus apalagi dengan rektor absurd seperti Pak June.Namun karena Junkyu,Jihoon dan Junghwan sudah tidak tahan dengan berisiknya Jelita, maka dengan sangat antusias Junkyu dkk melaporkan perilaku tidak menyenangkan Jelita selama ini.Jadi mau tak mau Yedam harus menemui Pak June bersamaan dengan Jelita.

Sembari menunduk Jelita menjawab Pak June dengan lirih. "Iya pak, saya"

"Kamu tau yang telah kamu lakukan ke Yedam itu Pahat" Jelita dan Yedam langsung saling menatap dan kebingungan dengan bahasa Pak June.

"Jahat pak maksudnya?" sahut Jelita

"Iya maksud saya PArah jaHATnya" ya lagi-lagi Pak June mulai absurd pemirsa.

"M-mmaaf saya nggak bermaksud melecehkan nama baik Yedam pak, saya hanya mengekspresikan rasa kagum saya sama Yedam pak" Jelita masih menunduk.

" Ya awalnya saya rasa kamu masih sekedar mengekspresikan diri sebagai fansnya Yedam, tapi makin kesini menurut saksi yang datang ke saya kamu sudah bisa dikatakan melecehkan nama baik dan mengganggu kenyamanan Yedam.Sekarang saya mau tanya sama kamu Yedam, apakah kesaksian teman-temanmu kemarin bener adanya?" tanya Pak June mencoba mencari titik terang.

"Bener sekali pak, saya merasa terganggu sejak Jelita meneriakkan nama saya saat kuliah perdana itu pak, hingga hari ini saya terus terusik dengan keberadaannya. Saya benar-benar muak dan risih pak. Namun saya tidak ingin seperti anak kecil yang masalah seperti ini saja saya tidak bisa menyelesaikan jadi saya justru minta maaf atas sifat kekanakan dari teman-teman saya yang melaporkan masalah sepele ini kepada Pak June" jelas Yedam.

Jelita menghela nafas kasar saat mendengar pengakuan Yedam. Ia seolah tersadar apa yang telah dilakukannya benar-benar mengganggu Yedam. Kata kekanakan yang dilontarkan Yedam juga seolah menamparnya akan kenyataan bahwa dirinya satu-satunya yang paling chlidish selama ini.

"Yasudah begini saja, saya serahkan penyelesaian masalah ini sama kalian berdua ya. Pokoknya saya tidak ingin di antara mahasiswa-mahasiswa saya ada yang saling menyimpan dendam" Pak June mulai menunjukkan sisi bijaknya.

"Baik begini saja pak, mulai detik saya keluar dari ruangan ini saya berjanji tidak akan mengganggu Yedam lagi. Saya akan berbalik badan ketika bertemu Yedam, saya akan bungkam ketika melihat Yedam dan saya akan memalingkan wajah saat terpaksa berpapasan dengan Yedam. Disini Pak June sebagai saksi janji saya" janji Jelita sangat mantap.

"Waduuh ekstrem banget janji kamu Jel, gak usah gitu-gitu amat lah. Yedam sangat pemaaf kok. Kamu nggak perlu sampai segitunya menghindari Yedam. Dengan kamu nggak berlebihan pas ketemu Yedam itu aja udah cukup kok. Bener kan Dam" Pak June benar-benar memperlihatkan sisi seriusnya kepada Jelita dan Yedam.

"Iya pak"sahut Yedam singkat

"Yaudah kalian boleh keluar sekarang. Kalian yang baik-baik ya siapa tahu nanti di masa depan kalian justru jodoh." Pak June berusaha menghilangkan kecanggungan.

"AMMIIIN PALING SERIUS PAK" batin Jelita dalam hati.

Yedam dan Jelita beranjak dari ruangan Pak June.

Our Voices - Bang YedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang