Setelah rangkaian kuliah perdana usai, Yedam menemui pak June di ruang kerjanya sesuai yang diminta pak June melalui personal chat WA. Sesampainya di hadapan Pak June, Yedam langsung menanyakan ada gerangan apakah Pak June memintanya datang.
"Saya ada tugas besar untuk kamu, apakah kamu antusias untuk melaksanakannya?" tawar Pak June.
"Waahh dengan senang hati pak, justru saya merasa terhormat diamanahi langsung oleh Pak June" dengan senyum sumringah Yedam menyambut amanah tersebut.
"Baguslah kalo begitu" Kemudian Pak June meletakkan sebuah map diatas meja kerjanya. "Ini berkas lombanya Jelita saya ingin kamu jadi pendamping atletnya Jelita untuk turnamen ping pong di Thailand" lanjut Pak June sembari mendorong map yang ada di mejanya isyarat agar Yedam mengambilnya.
"Mohon maaf sekali pak sebelumnya, bukanya biasanya pendamping atlet itu pelatihnya dia ya pak" konfirmasi Yedam.
"Pak Bobby ada agenda sertifikasi kepelatihan di hari H turnamennya Jelita, jadi beliau sudah minta izin ke saya tidak bisa menemani Jelita" terang Pak June.
"Pak June bisa mengamanahi tugas ini kepada Jeongwoo dan Jaehyuk saja Pak, jangan saya?" lanjut Yedam.
"Nah Jaehyuk dan Jeongwoo seperti yang kamu tahu sendiri mereka berdua Ketua Pelaksana dan Bendahara untuk Dies Natalis kita tahun ini jadi kesibukan mereka sama sekali tidak bisa di ganggu gugat. Maka dari itu dengan penuh harap saya ingin kamu yang mendampingi Jelita pada saat di Thailand." terang Pak June.
"Pak begini saja bagaimana kalo saya carikan orang lain yang bisa mendampingi Jelita yang penting jangan saya pak. Mohon maaf sekali pak saya tidak bisa kalau tugasnya ini Pak. Bapak percaya memberangkatkan dua orang cowo-cewe ke Thailand berdua saja?"
"Udah nggak ada waktu lagi dam, berkas di map ini udah bertuliskan nama kamu. Ya kamu tidak akan sekamar lah sama Jelita kamu menggunakan fasilitas pelatih dan saya percaya kok kamu dan Jelita nggak bakal macem-macem yah walaupun Jelita kek begitu tapi saya percaya dia nggak akan melakukan hal diluar batas, lagian kamu dan Jelita sudah pernah bekerja sama dengan baik waktu festival seni musik, jadi saya bisa melihat bahwa sebenarnya kalian bisa saling mempengaruhi."
"Maksud Pak June?" bingung Yedam.
"Ya karena kamu sebel sama Jelita jadinya ketika kamu dihadapkan dengan suatu urusan dimana disitu ada Jelita kamu dengan segera menyelesaikan urusan itu, begitupun Jelita yang akan sangat antusias dan semangat mengerjakan sesuatu kalau kamu ada disekitarnya. Jelita mempengaruhi kamu untuk segera menyelesaikan urusan, kamu memengaruhi Jelita untuk semangat dalam apapun itu urusannya.Jadi saya mohon bantuan kamu Dam" Pak June berusaha memohon.
"Tapi pak-" Yedam mulai menunjukkan muka masamnya.
"Udah nggak ada tapi-tapian. Ambil berkas ini dan segera menemui Jelita untuk meminta tanda tangannya atas beberapa berkas yang belom lengkap. Dan sekarang kamu udah boleh keluar. Saya masih banyak urusan"
"Baik pak, saya permisi" Yedam merespon dengan lemas. Dia berbalik badan dan mulai berjalan menuju pintu keluar ruangan Pak June. Pak June yang melihat itu hanya tersenyum penuh antusias.
"Terimakasih ya dam, salam buat Jelita suruh bawa pulang medali emas untuk kita"teriak Pak June ketika Yedam akan menutup pintu ruangannya. Yedam hanya merespon dengan senyuman sembari kepala muncul di daun pintu.
"Suatu hari nanti kamu bakal berterimakasih sama saya Dam" batin Pak June sambil mengangguk mantap.
Baru berjalan lima langkah dari ruangan Pak June, Yedam berpapasan dengan Jaehyuk dan Jeongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Voices - Bang Yedam
Fanfiction"Halah lo tuh cuma suka sama gue sebagai fans bukan suka sama gue yang ngarah ke hubungan cowo dan cewe yang sesungguhnya iya kan? palingan kalo lo beneran gue pacarin juga gak bisa nerima gue apa adanya kalo lo tau semua tentang gue?" tegas Yedam s...