28. Match -in Law

316 40 0
                                    

"Yedam pulaang" toa Yedam saat pertama kali memasuki rumah. 

Seketika mata Jelita langsung berbinar ketika mengetahui bahwa rumah yang dikunjunginya adalah rumah Yedam. Ia tak menyangka Yedam bersedia mengenalkan dirinya pada keluarga. 

Jelita medongak untuk bertatap mata dengan Yedam. Jelita meringis bungah seolah ingin mengekspresikan rasa terimakasihnya. Yedam justru membalas dengan menutup mata Jelita dengan telapak tangannya.

"Wah wah wah anak mama bawa siapa ini?" Mama Mi Yeong  langsung menghampiri Yedam dan Jelita untuk menyambutnya. Ia tak mengetahui bahwa Yedam akan pulang membawa seorang gadis bersamanya. 

"Siapa?" Mama Mi Yeong kembali bertanya saat Jelita dan Yedam hanya saling menatap karena bingung giliran menjawab. 

"Pacar Yedam, Ma" ucap Yedam singkat, padat dan jelas. Namun cukup untuk membuat Jelita histeris dalam diam serta ibu Yedam tersenyum bahagia. 

"Oh jadi ini toh cewe yang pernah kamu ceritain ke mama, Dam? Nama kamu siapa sayang?"  Mama Mi Yeong mendekat ke Jelita meraih kedua tangan Jelita. 

"Malam tante, kenalin saya Jelita calon menantu tante hehe" Jelita mulai narsis. Yedampun yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya gregets. 

"Loh, kalo kamu calon menantu harusnya panggil Mama dong" goda Mama Mi Yeong. 

"Siapp Ma"Jelita langsung sigap menyahut dengan hormat layaknya prajurit yang baru saja diutus jenderalnya. 

"Yakan yakan dia kesenengan tuh ma" gregets Yedam sambil memutar bola matanya malas. 

"Ih apa sih dam,masak pacarnya seneng gaboleh" sanggah Mama Mi Yeong. 

"Yedam emang suka gitu sama Jelita, Ma" respon Jelita sambil manyun. Yedam gemas melihat ekspresi Jelita langsung mengusapkan telapak tangannya ke wajah Jelita tanda kesal. 

"Sok imut lo" ledek Yedam. 

"Ish apasih" Jelita menepis tangan Yedam.

"Udah udah sambil nunggu papa Yedam buat makan malem, Jelita bantu tante ngerangkai bunga yuk" Mama Mi Yeong merangkul Jelita dan membawa ke ruang kerjanya.

Mama Yedam memiliki toko bunga yang berada tepat di samping rumah. Tujuannya tak lain agar tetap produktif dan menghasilkan cuan serta tak mengesampingkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga.

"Wah jangan disuruh ngerangkai bunga ma, Jelita tuh nggak bisa pekerjaan yang cewe banget gitu dia rada brutal soalnya Ma" protes Yedam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah jangan disuruh ngerangkai bunga ma, Jelita tuh nggak bisa pekerjaan yang cewe banget gitu dia rada brutal soalnya Ma" protes Yedam. 

"Apasih kamu dam, jangan ledekin anak perempuan mama" bela Mama Mi Yeong.

"Hmm gitu ya, sekarang punya anak perempuan, Yedamnya dilupain oke fine Yedam mau ke kamar aja" malas Yedam. 

"Bye bye kakak Yedam" Jelita melambaikan tangannya untuk mempersilahkan Yedam ke kamar. Yedam meninggalkan jejak telapak tangan jahilnya pada kepala Jelita yang alhasil rambut Jelita auto berantakan.

Our Voices - Bang YedamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang