Jelita POV
Suasana pemakaman Bunda kali ini sungguh syahdu, selain karena semalam hujan pagi ini matahari sangat bersahabat tak panas dan tak mendung. Cerah seperti hari-hariku belakangan terakhir. Bunda akhirnya Jelita bisa kesini bareng Yedam lagi.
Aku mengelus lembut nisan bunda bercerita banyak hal termasuk bagaimana indahnya ulang tahunku beberapa hari lalu. Saat ini Yedam masih setia di mobil menerima telepon dari staff label rekaman. Ah lumayan aku bisa cerita banyak hal tentangnya tanpa perlu dia tahu.
"Selamat Pagi Bunda. Anakmu yang cantik ini dateng hehe" Sebenarnya aku sedikit kebingungan dengan adanya buket bunga yang asing dan masih segar berada di atas pemakaman bunda. Namun aku tak menggubris dan ingin bergegas curhat dengan bundanya.
"Bun, a lot of things happen. Tahu nggak sih bun setelah sekian lama Ayah dateng ngerayain ulang tahun Jelita terus kasih kado Jelita nonton konser eh lha kok Jelita juga disurprisein Yedam. Ternyata ya bun Yedam itu mutusin Jelita 3 bulan yang lalu karena mau nyiapin surprise buat Jelita. Yaampun niat banget bun, Yedam kuat banget nahan nggak ketemu Jelita, nahan kangen sama Jelita. Niat banget gilak 3 bulan persiapan surprise jauh banget gak sih bun jaraknya kenapa nggak disiapin seengaknya sebulan sebelum. Ini 3 bulan lo bun akunya selama ini nangis-nangis 3 bulan nggak ada artinya, emang minta di sleding tuh Bang Yedam haha nggak kok bun.Jelita sayang banget sama Yedam. Gila aja bun dia nembusi konser Pink Sweat$ buat aku huwaaaa pen nangis lagi"
Flashback On
Author POV
"Gimana mau balikan nggak?" Yedam dan Jelita masih berpelukan diatas panggung. Jelita telah selesai dengan agenda menangisnya dan justru merajuk.
"Dam aku malu banget, ayo turun aja kita ngobrol dibawah"
"Nggak, di jawab dulu"
"Emang aku pernah bilang putus kan kamu yang putusin"
"Jadi kita nggak putus kan? Kalo gitu baikan ya?"
"Ogah gue marah banget sama lo apaan banget 3 bulan ngilang dateng-dateng kasih surprise seniat ini"
"Sssttt" Yedam menyuruh Jelita diam dan membawanya tepat ke tengah panggung.
"Hello everyone, I want to say thank you so much for having us, for helping me succeded this special surprise for my special one. And you Jelita I've never been doubt about my feeling since i accept you as my girlfriend. I am glad that you also never stop to ruining my day haha, honesty I love the way you're screaming my name like every concert, everyday and everywhere. I hope you'll never stop to do it. Yeah i can say that we can become lover like this cause our voices. My singing voice that lead you to love me and your screaming voice that make me to feel loved. Maybe my love for you not as much as you do but until my last breath you are my last love."
"Ohh my good, I dont know that i can see sweet love scene in real life" gemas Pink yang masih setia diatas panggung.
Semuanya bertepuk tangan dan bersorak-sorai, kemudian bernyanyi selamat ulang tahun untuk Jelita sembari panitia membawakan kue ke atas panggung. Tak lama kemudian gemerlap kembang api mulai bermunculan mewarnai langit di Pantai Pandawa malam itu.
Satu-persatu semburan warna-warni menunjukkan keindahannya. Jelita hanya bisa tersenyum haru melihatnya ditambah ia terus menggenggam tangan Yedam erat tak ingin berpisah lagi sedikitpun. Yedam yang melihat tingkah gadisnya yang overprotektif itu hanya bisa geleng-gelang sembari menampilkan senyumnya.
Jel, makasih ya buat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Voices - Bang Yedam
Fanfic"Halah lo tuh cuma suka sama gue sebagai fans bukan suka sama gue yang ngarah ke hubungan cowo dan cewe yang sesungguhnya iya kan? palingan kalo lo beneran gue pacarin juga gak bisa nerima gue apa adanya kalo lo tau semua tentang gue?" tegas Yedam s...