"terkadang begitu sulit untuk melupakan apa yang sudah terjadi, terkadang pula jika sudah melupakan rasa rindu itu selalu datang menghantui," ~Seo Jee-Mi
🌺
🌺
🌺Sudah sebulan berlalu setelah pengumuman pembatalan pertunangan antara Hyunjin dan Jee-Mi tersebar luas, Hyunjin dan Jee-Mi layaknya ditelan bumi tidak pernah bertemu satu sama lain tidak pernah terlihat di tengah keramaian dan dalam pertemuan-pertemuan penting antar kerajaan seperti biasanya.
Beberapa penduduk banyak membicarakan tentang mereka, kebaikan mereka ketika bersama membuat penduduk banyak berterima kasih ditambah lagi keuangan kerajaan sudah ditahap memasuki ke setabilan beberapa tambang emas yang menjadi incaran Jee-Mi dan Hyunjin sudah mulai beroprasi seperti dulu lagi.
Namun ke setabilan itu bukanlah hal apa-apa disaat dua orang berjasa itu menghilang begitu saja tidak memiliki kabar dan tidak tampil ditengah keramaian desa bahkan diacara panen besar-besaran yang terjadi di desa ini pun mereka tidak terlihat batang hidungnya.
"Jee-Mi~a sudah siap nak?" tanya seorang Ratu ani seorang Ibu kepada anaknya itu.
"Sudah Ma sebentar ya Jee-Mi ambil beberapa barang dulu," jawab Jee-Mi yang berjalan mendekati sebuah rak barang yang biasa ia gunakan untuk menaruh beberapa barang baru yang ia beli atau diberikan seseorang itu.
"Ma apa boleh Jee-Mi memberikan sebuah kado untuk Jeno?" tanya Jee-Mi sambil berjalan menuruni anak tangga Istana itu.
Namun tidak ada jawaban sama sekali dari sang ibu saat ini, dengan cepat Jee-Mi melanjutkan berjalan menuruni tangga dimana beberapa menit yang lalu dirinya belum bisa melihat apa yang terjadi dibawah.
"Ma?" panggil Jee-Mi pelan saat menemukan sosok Sang ibu yang mematung disana.
"H-Hyunjin?" tanya Jee-Mi terkejut karena sang ibu juga menatap sosok dihadapannya dan hanya melirik sang anak dari samping saja.
"Sudah mau berangkat ya?" tanya Hyunjin seraya berjalan mendekati Jee-Mi yang berdiri disebelah sang Ibu itu.
"Hmm...," gumam Jee-Mi sambil menatap kearah lain.
Beberapa bulan yang lalu Jee-Mi memutuskan akan pergi ke kota untuk meneruskan pendidikan kerajaan untuk keluarganya, sekali gus menjadi alibi untuk dirinya agar bisa menghindari sosok Hyunjin dan melupakan pria satu itu.
Hyunjin tidak berbicara apa-apa lagi hanya memberikan sekantong kertas kecil sebuah makanan yang dibuat sang ibu buatkan untuk keluarga ini, setelah itu dia pergi meninggalkan kedua wanita berbeda usia namun sedarah itu tetap berdiri bak patung melihat kepergian dari sosok Hyunjin.
"Kalian sedang apa? Ayo kita berangkat sekarang," ujar Changbin yang sudah siap dengan dua buah tas pakaian ditangannya saat ini.
🌺🌺🌺
Kereta kuda sudah siap untuk digunakan di depan pelataran kerajaan yang luas dan indah dipandang mata itu, Jee-Mi segera berpamitan dengan kedua orang tuanya dan segera memasuki kereta kuda milik kerajaannya dengan diantar oleh Changbin dan beberapa orang prajurit.
Sepanjang jalan beberapa penduduk yang menyapa Jee-Mi membuat senyuman yang sepertinya sudah lama tidak dilihat itu menjadi lebih indah bahkan jauh lebih indah lagi.
Sesekali tangan mungkin Jee-Mi membuat beberapa bentuk yang ditengah bentukan tangan nya itu membentuk sebuah kristal berwarna biru langit begitu cantik dan bisa untuk melanjutkan hidup dan dijadikan modal usaha jika dijual dan ditukar dengan uang itu
"Aku akan merindukan desa ini nanti," ujar Jee-Mi sambil tersenyum sendu dan menyenderkan kepalanya ke pundak Changbin.
Jujur sebenarnya sangatlah berat untuk melepas sosok Jee-Mi yang sudah melekat kuat di desa ini sebagai seorang pemuda pahlawan perekonomian yang sebenarnya beberapa bulan lagi Jee-Mi dan Hyunjin akan mendapatkan gelar itu dari kedutaan kerajaan di desa namun semuanya seketika sirna bak ditelan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blussome Cake 🌺🌾 [Selesai]
FantasíaSeorang Angelyna Felin Clarence yang membantu perekonomian negaranya dengan menjual berbagai macam cara dan menutupi identitasnya yang aski dikalangan para penduduk tecintanya. Angelyna Felin Clarence seorang putri satu-satunya dari sebuah kerajaan...