cp. 25 🌺 Bendera Perang, Penghianatan

9 4 0
                                    

Saat seperti ini tidak ada yang bisa menduga-duga kapan datangnya situasi aman dan kapan datangnya situasi tidak aman bukan, seperti saat ini belum genap dua bulan Jee-Mi terbaring sakit tidak bukan sakit melainkan tertidur lelap berhari-hari sebuah surat pertempuran sudah kembali didapat oleh salah satu prajurit tertinggi di kerjaan ini.

"Sudah tiba saja surat peperangan hmm," ujar Hyunjin yang masih setia tinggal di kediaman keluarga Changbin saat ini.

"Entahlah siapa nanti yang akan diturunkan ke medan pertempuran aku tidak tahu ditambah lagi Jee-Mi yang memegang bagian strategi peperangan di kerajaan ini dan dia masih belum memberikan tanda-tanda dirinya sadar," ujar Changbin yang sudah mulai bisa berdamai dengan masa lalunya terhadap Hyunjin yang selalu melukai batin sang adik tersayang.

Berbulan-bulan Hyunjin telah memainkan perasaan tulus seorang puteri dari kerajaan Blussome yang dimana kerjaan ini lah yang menduduki posisi pertama dimana kesejahteraan penduduknya paling tinggi namun mendadak semuanya sirna bak di tiup angin karena peperangan yang terjadi beberapa tahun silam.

"Siapa disini yang bisa mengambil bidang strategi perang?" tanya seseorang pria dewasa dibelakang Hyunjin dan Changbin yang tengah mendudukan dirinya di halaman istana.

"Hyunjin bisa dalam strategi," jawab Changbin cepat yang membuat Hyunjin mengalihkan pandangannya menjadi menatap sosok Changbin yang duduk tepat disebelahnya itu.

"Tapi....," ucapan itu tidak bisa dilanjutkan saat beberapa pelayan istana berlarian dengan kecepatan cepat dari lorong kamar dimana Jee-Mi berada.

Brak... Bruk...

Suara langkah kaki para pelayan wanita yang berlari dilantai yang terbuat dari ukiran kayu di era dinasti itu berderit karena kencangnya tekanan para pelayan yang berlari diatasnya itu, semua mata yang berada di halaman istana melemparkan sinyal tanda tanya saat ini namun tidak ada satu pun yang bergerak mendekat karena masih mencerna situasi apa yang terjadi.

Brak...

Tak lama itu juga BangChan, Lino, Jisung, Felix, Seungmong dan Jeong-In tiba juga disana tentu saja bukan hanya mereka ada beberapa pria bertubuh dewasa dan sudah tua yang memakai baju khas seorang tabib itu.

"Heh kalian berdua sedang apa hah? Ayo keadaan Jee-Mi memburuk," ucap salah satu tabib tertinggi di kerajaan ini menyadarkan Changbin, Hyunjin dan kepala Prajurit itu.

"Paman tolong kirimkan surat secepatnya ke desa dimana Papa dan Mama berada aku dan yang lain akan melihat kondisi Jee-Mi dulu," ujar Changbin setelahnya berlari menyusul langkah kaki Hyunjin yang sudah tiba didepan pintu kamar Jee-Mi saat ini.

"Apa yang terjadi?" tanya Hyunjin dengan wajah tegasnya yang mengerikan itu

Beberapa pelayan yang ditugaskan Khusus untuk menjaga Jee-Mi menundukkan kepala karena takut untuk menatap sorot mata tajam milik Hyunjin ditambah lagi dibelakang Hyunjin saat ini ada Changbin yang menatap mereka lebih mengerikan lagi bak seorang iblis yang baru saja turun dari tempatnya untuk memusnahkan musuh.

"Beberapa menit yang lalu ada yang mengusik Jee-Mi dari alam bawah sadarnya," ujar salah satu tabib yang sepertinya memiliki ilmu jiwa itu.

"Biarkan Jee-Mi tetap didalam air penuh es ini dulu Hyunjin tolong jaga dia aku dan para tabib akan membuatkan beberapa resep obat agar membantu dirinya tetap tenang," ujar Tabib kerajaan ini dengan pasti.

Disinilah Jee-Mi berada disebuah beth-up yang terbuat dari kayu ukir dengan keadaan tubuh yang direndam didalam air berisi bongkahan es balok berukuran sedang, bibir Jee-Mi sudah mulai memucat membuat Hyunjin dan beberapa pelayan wanita yang tinggal diserang rasa panik yang kesekian kalinya.

Blussome Cake 🌺🌾 [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang