3.

1.3K 249 26
                                    

Getar singkat dari ponsel menggugah Salma. Ia mengernyit. Sebuah pesan dari Erik membuat Salma melirik pintu kamar mandi. Hampir sepuluh menit berlalu, tapi pintu itu belum terbuka juga.

Tissu toiletmu habis

Salma melotot. Hanya itu? Buru-buru ia mengambil stok tissu di loker dan pergi ke kamar mandi. Tapi Salma harus berpikir meski sudah berdiri di depan pintu. Pilihannya adalah mengetuk pintunya dan menunggu jawaban dari Erik atau mengirimi pesan ke lelaki itu.

Lima detik. Salma berpikir cepat dan tangannya tergerak mengetuk pintu. Dua kali, empat kali.

"Erik??"

Tidak ada jawaban. Pintu kamar mandi kemudian terbuka membuat Salma kaget.

Pakaian Erik masih melekat di badan. Tidak ada kejanggalan yang bisa dilihat tapi Erik hanya memberi celah sempit dari pintu yang dibuka sedikit untuk mengambil tissu. Erik tak mengucapkan terima kasih setelahnya, membuat Salma menahan pintu sebelum ditutup.

"Kenapa? Air kamar mandiku mati??" tanya Salma dengan muka tembok.

"Aku cuma butuh tissu."

Pintu kembali ditarik Erik, dan lagi-lagi Salma menahannya.

"Kamu yakin?"

Erik mengangguk, lalu pintu berhasil ditutup olehnya. Membuat Salma kembali berpikir keras tentang faktor apa sampai Erik harus mendekam di kamar mandinya dalam waktu lama. Bahkan Erik seperti tidak nyaman.

Salma mengetuk pintu dua kali tanpa berharap dibukakan. "Erik, kalau ada yang bermasalah sama kamar mandiku, text me again, oke??"

Tidak ada jawaban lagi. Salma menyerah dan pergi ke dapur. Tetapi ponselnya bergetar saat Salma baru saja ingin duduk. Pesan dari Erik. Ia membukanya.

Ok!

***

Dia menyentuhmu?
Jangan keluar dari kamar mandi sebelum semua aman
Really??
Katakan padanya tissu toilet habis

Erik menatap tissu gulung di genggaman dan mendesah. Insiden teh tumpah tadi membuat satu titik sensitifnya terusik. Dan ini adalah yang pertama untuk Erik merasakan itu setelah ... hell, dia bahkan tak bisa mengingat atau sebenarnya Erik belum pernah mengalami itu meski melihat wanita telanjang sekali pun.

Kebingungannya lah yang membawa Erik makin panik, lalu mengirim pesan broadcast ke empat petinggi Anderson Group. Di antara empat balasan itu, Erik justru menuruti saran Jonathan, sepupu Sandro.

Now what .... Erik harus apa dengan segulung tissu pemberian Salma sementara celananya masih terasa sempit!

Sepasang ibu jari Erik kembali bergerilya di layar ponsel. Mengirimi pesan broadcast ke Sandro, Akssa, Jonathan, dan Nicholas. Keempat petinggi Anderson yang memutuskan berdamai dan berteman dengan Erik setelah dia mengumumkan diri untuk berubah. Lima detik menunggu. Satu balasan cepat datang dari Sandro. Sejenak Erik berpikir keras. Dia menahan diri untuk tidak tertawa dalam kondisi super genting dan di dalam kamar mandi rumah orang.

Do blowjob, now!

Sekarang Erik ingin menangis. Kenapa Nina bisa sampai punya suami sekonyol Sandro?

"Persetan," bisik Erik yang menaruh tissu gulung ke atas kloset.

Dia tidak akan pernah menuruti ide gila Sandro, setidaknya bukan di kamar mandi rumah orang. Erik justru berusaha rilex, menarik napas dalam lalu membuangnya perlahan, terakhir ... Erik berusaha melonggarkan celana jeans yang kebetulan warna hitam. Tuhan menyelamatkannya dari insiden turn on yang tidak disangka-sangka. Dia kemudian keluar dari kamar mandi setelah yakin. Dan aroma rebusan mi memenuhi penciuman Erik.

Queer Heart: all about ErikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang