end

1.5K 122 21
                                    

"You, are on the side of someone, who is in love and forgets everything, even me!"

"Bla, bla, bla."

Sandro menatap tajam istrinya, yang bahkan tak pusing melihat sang suami marah-marah sejak subuh hari.

Justru, kini Erik terjebak di dalam ruangan penuh hawa tak sedap itu. Mendapat sindiran pedas tentang siapa yang sedang jatuh cinta. Jadi, Sandro sibuk menghubungi Erik sepagian tadi bukan semata ingin membahas kelanjutan proyek mereka, tapi ini! Erik memijit pelipis, duduk di sofa tengah, di mana Sandro ada di sofa kanan, dan Nina duduk di sofa kiri, bermain emory board seakan benda itu lebih berharga ketimbang suaminya.

"Siapa wasitnya?" tanya Erik dan tatapan tajam Sandro berpindah padanya.

Emory board yang jadi satu-satunya alat pengusir kebosanan Nina sejak Sandro marah-marah, terlempar ke atas meja. Nina berdiri, berkacak pinggang dengan dagu terangkat sombong.

"Udah nggak ada pemain. Biarin aja Pak Tua ini marah-marah sama tembok, dipikir nggak capek apa?!"

"What's the problem, Nin?"

"She's the problem, and her emory fucking board is included."

"Oh, jadi aku meni pedi sendiri, modal emory board sendiri juga jadi masalah?" Nina melipat kedua tangan di depan dada. "Ini salah, itu salah, Akssa salah, Ferdi salah, Haydan salah, apa sih maumu, Mas??"

"Stop being a woman that many men like! Can you??"

"Nggak bisa, dong! Aku ya aku! Emang bawaan dari lahir aja banyak yang suka."

Sandro mengangkat kedua tangan, mempersilakan Erik melihat kelakuan istri membangkangnya, kemudian melengos. Erik sendiri hanya melirik pusing sebelum menghela berat, menertawakan drama apa yang sebenarnya tengah ditontonnya sekarang.

"Hanya karna pria."

"Pria yang bahkan nggak masuk hitungan—and fuck!!" Sandro menjejak meja kaca di depannya, sampai bergeser mengagetkan Nina.

Wanita dengan terusan dress warna hitam—yang menurutnya menandakan duka atas hari kelabunya pagi itu, kembali duduk dan bermain emory board.

"Emang dasarnya kamu aja yang cemburuan! Semuanya kamu anggep salah. Siapa, sih, Haydan? Oh, I see, proportional body in forties emang bikin semua karyawanmu nggak bisa kedip, plus wajah gantengnya—tapi apa salahnya, coba, apa?? Aku nggak dating diem-diem sama Haydan kayak waktu sama Akssa dulu, kok. Negative energy will only become negative thoughts too, it's because you've been angry since morning, Mas.

Sandro mendengkus, kembali mengangkat tangan mempersilakan Erik melihat kelakuan Nina lagi. Kesabaran Sandro adalah tiket emas menuju surga paling sejuk karena bisa menghadapi tingkah ajaib istrinya selama pernikahan. Namun, yang diambil Erik saat dipersilakan Sandro melihat segala drama unik rumah tangga bosnya itu, adalah bagaimana cara Sandro memperhatikan setiap apa yang Nina lakukan, yang diresponnya, yang mungkin juga disukai dan tidak. Dalam rumah tangga mereka, Sandro haram melakukan KDRT. Selalu barang sekitar tubuh Sandro yang jadi korban, bisa jadi hanya berakhir perang mulut, dengan seseorang harus ada di antara mereka sebagai penengah. Kalau tidak, masalah dipastikan berakhir minggu depan.

Then, who is Haydan, the proportional body in forties?

Omong kosong. Menurut Erik, Sandro adalah satu-satunya yang tepat untuk mewakili julukan itu—jangan lupakan Akssa, dia hanya tidak butuh pengakuan. Lalu pelajaran kedua yang diambil Erik, adalah seperti apa Sandro tetap menghargai Nina dengan kalimat super panjang saat mereka cekcok. Bukan sekadar mengalah, Sandro pernah cerita kepada Erik jauh sebelumnya, kalau hal itu sangat perlu dilakukan ketika nanti Erik ber-istri. Bisa jadi yang salah memang pihak suami, maka dari itu, haram juga bagi Sandro memotong kalimat super panjang Nina meski amarah menguasai sampai ke tulang sumsum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queer Heart: all about ErikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang