Lino

625 64 5
                                    

"No! tangkep!"

Hap

"Nice! love youu!"

Lino terkekeh dan berlari menjauhi keramaian kantin. 

Aku berjalan tergesa gesa menuju halaman belakang sekolah.

Ku edarkan padangan ku mencari sosok Lee Know.

"Nih," ujar seseorang yang memberikan sebuah susu pisang. Aku tersenyum manis ke arahanya.

"Sebegitu berjuangnya ya supaya dapetin itu?" tanya Lino.

"Iya dong, lo liat kan perjuangan gue?"

Lino mengangguk sembari mengulum senyumnya. 

Mendapatkan susu pisang merupakan salah satu kegiatan yang sangat menantang ku, stok susu itu terbatas dan banyak siswa yang menginginkannya.

Jadi, mau tidak mau karena aku juga sangat menginginkannya, aku pun harus berjuang supaya bisa mendapatkan itu.

"Sini duduk," ajak ku sembari menepuk tempat di samping ku.

Lino menurut saja.

"y/n," panggil Lino.

"Iya?" sahut ku lalu lanjut menikmati susu pisang.

"Lo udah pasti kuliah di luar negeri?" 

Aku mengangguk yakin.

Helaan napas dari Lino terdengar jelas oleh ku, hal itu membuat ku tersenyum.

"Kenapa sayang?" tanya ku sembari menatap mata indahnya.

"Kita pisah dong?"

Aku menggeleng.

"Gak boleh pisah, kita ldr, setiap liburan gue pasti balik."

"Percaya sama gue kan?" tanya ku.

"Kenapa gak kuliah disini aja?" tanya Lino dengan wajah cemberut.

"Biar gue makin cerdas, gue mau jadi gadis yang mandiri, gue mau keluar dari zona nyaman gue no," jelas ku.

"Kalau gue gak ngebolehin?" 

"Gue gak akan nurut sama lo!" tegas ku.

"Kenapa?"

"Karena ini menyangkut masa depan gue, gue gak akan ninggalin lo kok. Lo yang pertama dan terakhir untuk gue."

"Serius?" 

"Seribu rius, Lino sayang. Udah deh."

"Oke. Gue akan percaya lo, tapi gue gak akan nunggu lo."

"uhm?"

"Gue gak akan manfaatin waktu yang gue punya hanya untuk nunggu lo, gue juga akan jadi laki-laki hebat idaman lo."

Aku terkekeh mendengar ucapan Lino dan aku mengangguk mantap.


.

.

.


Tiga bulan kemudian...

Aku masih berada di dalam pelukan ayah dan ibu ku.

Sepertinya mereka belum siap melepas ku.

"Udah deh, ma, pa. Aku akan baik-baik aja kok," ujar ku untuk menenangkan.

"Inget telpon kami setelah sampai ya sayang," ucap mama ku dan perlahan mereka melepas pelukannya.

"Pasti dong."

Stray Kids Imagine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang