[Hyunjin] - Neverending Story

801 84 0
                                    

Aku menatap sosok laki-laki di depan ku dengan mata berbinar dan senyuman yang mengembang sempurna. 

"Hai," sapanya

"Hai juga," sahutku.

Laki-laki di depanku ini mengangguk dan tersenyum manis.

Apabila seluruh dunia berubah, 
mampukah kau berjanji agar kita tak pernah berubah?

-

_

-



Tepat pukul 9 malam aku baru sampai rumah, aku berjalan ke arah tangga hendak pergi ke kamar ku yang terletak di lantai dua.

"Y/n! darimana?" 

Ku putar tubuhku menghadap wanita paruh baya yang sedang menatapku penuh ketelitian.

"Jalan sama Hyunjin ma," jawab ku jujur. Sebenarnya itu adalah perpisahanku dengan Hyunjin.

Mama menghela nafas, "Mama kan sudah bilang, kamu gak boleh keseringan bareng dia! Kalian cuma boleh sebatas teman!" bentak mama.

Hal ini sangat sering terjadi dan sayangnya aku sangat sensitif jika sudah membahas hal ini.

"kenapa sih ma? mama juga udah kenal baik sama Hyunjin dan keluarganya."

"Hyunjin itu udah tunangan y/n, kamu ngerti dong-"

Ya aku tahu, maka dari sebab itu aku memutuskan untuk berpisah dengan Hyunjin.

"Ma!" sela ku

"Aku gak akan berakhir seperti tante Bomi, dan memisahkan mama sama papa."

Plak

Aku meringis sambil memegangi pipiku yang terasa perih.

"Ma-maaf sayang, mama-"

"Gak apa ma, aku yang seharusnya minta maaf udah mengungkit masa lalu mama," sahutku lalu segera berjalan cepat menuju kamar. 

Ku lempar tubuhku ke atas kasur dan menangis sepuasku, pipi ku masih terasa sakit dan semakin menjadi-jadi ketika hatiku juga ikut-ikutan sakit. 

Hp ku bergetar, segera ku raih dari saku celana. Panggilan video dari Hyunjin, aku tidak ingin ia tahu kalau aku sedang menangis jadi aku biarkan hp ku terus bergetar. 







Saat ini aku ada kuliah umum dan datang kepagian, aku memilih duduk di tribun belakang. 

Kulihat sosok Hyunjin yang berjalan dengan seorang gadis bernama Yeji, sahabat terbaiku sekaligus calon tunangan Hyunjin. 

Hyunjin tersenyum lebar melihat Yeji dan mengucapkan sesuatu lalu melihat gadisnya memasuki ruangan kuliah. 

Aku tersenyum, senyuman yang tulus namun hatiku terasa perih. 

"Pagi Hwang Yeji," sapaku senang.

"Pagi, y/n sayang" Yeji mendudukan dirinya di sebelah ku. 

"lagi senang ya lo?" goda ku.

"Enggak juga sih," sahut Yeji lalu tersenyum menampilkan giginya. 

Stray Kids Imagine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang