Hari yang cukup cerah, seharusnya gue lebih bersemangat tapi nyatanya saat ini gue kembali mengalami overthinking yang sulit dikontrol.
Gue memainkan jemari gue dengan gelisah, pikiran negatif bermunculan tanpa henti.
Bagaimana kalau gue salah ambil keputusan?
Gimana kalau gue pada akhirnya nyesel?
Kenapa sih gue gegabah banget?
Gue ngerasa bodoh banget diantar orang-orang berbakat itu.
Pasti saat ini mereka bicarain gue.
Apa yang harus gue lakuin? gue takut...
Jantung gue berdebar gak nentu, kepala gue rasanya mau pecah aja.
Gue pengen deh punya kekuatan ajaib menghilang dari dunia ini atau sekedar bisa memutar waktu.
Kenapa coba gue harus kepedean hanya karena biar pernah aja?
" y/n lo bodoh banget, sumpah!" gerutu gue dalam hati.
"Kok lo malah diem disini sih?". Seseorang duduk disamping gue, saat ini gue sedang duduk di tribun lapangan basket outdoor.
Gue menghiraukan orang yang bertanya, gue masih belum bisa tenang.
"Hei". Sebuah tangan menggenggam tangan gue yang masih belum berhenti gue gerakan dari tadi.
"Tarik nafas yang dalam dan perlahan".
"Pakai hitungan 4 7 8 yaa".
Gue mengikuti instruksi itu, tarik nafas hitung dari 1 sampai 4, tahan nafas selama 7 detik lalu hembuskan perlahan selama 8 detik.
"Pejemin mata lo, katakan hal-hal positif".
Gue terus mengikuti apa yang dikatakannya.
" y/n lo bisa, lo pasti bisa. Lo gak bodoh, ini bagian dari proses perkembangan lo".
"Lo berani, lo harus percaya diri. Percaya sama diri lo sendiri, kalau diri lo sendiri aja gak percaya gimana orang lain mau percaya sama lo".
"Fokus sama jalan lo, jangan kelamaan lihat orang-orang disekitar lo".
"Udah waktunya untuk fokus sama diri lo sendiri".
"Gak masalah seberapa lambat lo berjalan, yang terpenting lo gak pernah berhenti".
Perlahan gue membuka mata gue. Gue sudah merasa lebih tenang.
"Udah tenang?".
Gue menoleh ke sisi gue, ada Felix disamping gue, dia tersenyum dengan tangannya yang masih setia menggenggam tangan gue.
"Ingat selalu yaa, saat lo mulai cemas atur nafas lo dan lakuin positive self-talk".
Felix beralih menggenggam kedua tangan gue lalu ia mengarahkan tangan gue untuk memeluk diri gue sendiri.
"Lo juga bisa pakai metode butterfly hug, tepuk secara bergantian lengan lo, atur nafas dan pikiran lo"
"Kalau masih belum bisa tenang lo bisa jalan-jalan atau lari, setelah itu minum air mineral".
Felix menepuk nepuk pundak gue.
Gue mengangguk paham, "Makasih lix".
"Gue gak tau kejadian apa yang buat lo cemas, gue disini sebagai teman lo cuma bisa ngingetin dan jadi pendengar yang baik buat lo".
"Diri lo adalah tanggung jawab lo, setiap lo jalanin hari yang sulit lo yakini diri lo kalau semua itu bagian dari proses perkembangan diri yang harus lo lalui".
"Suatu hari nanti, lo pasti jadi jauh lebih kuat dari hari ini".
Gue manatap Felix dalam diam, gue selalu bersyukur dipertemukan sama orang seperti Felix.
Yuhuuu Happy Birthday to Our Sunshine!
Lee Felix Yong-bok...Oiya untuk tips diatas gue dapet dari profesional yang udah gue terapin sendiri dan lumayan berefek, bagi kalian yang sering ngalamin overthinking atau cemas bisa banget dicoba yaa ^^
Apakah cerita ini relate? bisa komen pendapat kalian ya gais hehe...
Gue dari dulu kepengen buat cerita tentang mental health, yang sejenis itulah berhubung tanggal 10 Oktober hari kesehatan mental sedunia.Kesehatan mental gak kalah penting dari kesehatan fisik, jadi tetap jaga kesehatan mental kalian yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids Imagine ✔
Fanfic[Tahap Revisi] Beberapa Chapter akan di-unpublish karena masih dalam proses revisi. Kisah random anak nyasar . Develop our Imagination Dibaca aja dulu, siapa tau nyantol. . . Stray Kids x You #4 on Stay (020721) #12 on Yang Jeongin #18 on Kim Seun...