RENCANA RADIT
.
.
Laki-laki yang mulai memasuki usia empat puluh empat itu masih memandangi putrinya yang masih tertidur di jam tujuh pagi ini. Berkali-kali menghela napas untuk membuang segala sesak yang menghimpit dadanya ketika melihat wajah cantik Ann yang semakin mirip istrinya.
Radit tahu dibalik wajah manis putrinya itu, ada ledakan amarah dari kehilangannya karena kepergian Erika, istrinya, mamanya Ann. Radit juga mengerti bagaimana pergolakan masa muda Ann tanpa bimbingan Erika membuatnya menjadi seperti sekarang ini.
Ya, Radit tahu bagaimana sebenarnya pergaulan Ann di luar penglihatannya. Sopirnya Ann, selalu melaporkan tentang kegiatan Ann setiap hari. Tentang Ann yang selalu pulang malam, tentang Ann yang perokok, bahkan tentang minuman keras yang biasanya ada di kamarnya Ann.
Dia tidak marah atau kesal kepada Ann, karena dia paham kenapa putrinya seperti itu. Kehilangan Erika sama hancurnya dengan apa yang dirasakan Ann. Radit mencoba melupakan kematian istrinya dan kesedihannya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan. Jarang ada di rumah karena begitu banyak kenangan dengan Erika di dalamnya. Sampai dia tidak menyadari bahwa dia hampir kehilangan putri satu-satunya bahkan sempat frustasi karena tidak bisa mengurus dan merawat Anna dengan baik.
Radit memijit pelipisnya, memikirkan kembali rencana yang akan dilakukannya untuk Ann. Ini semua demi masa depan putrinya, demi agama yang diyakininya. Radit ingin Ann mendapat pendidikan agama yang baik disaat dia tidak bisa membimbingnya dan mengarahkannya ke sana.
Sekali lagi dia menghela napas, lalu menggoyangkan bahu Ann agar bangun.
"Ann, bangun."
Mata Ann terbuka dengan malas. Dia masih memeluk gulingnya.
"Anak gadis bangunnya siang terus, pasti solat subuhnya kelewat lagi."
Ann cuma berguman, lalu mengeratkan pelukannya pada guling.
"Papa tunggu sepuluh menit untuk sarapan. Ayo cepet bangun."
Ann terpaksa membuka matanya. "Iyaa pa..."
Radit berdiri, melangkah ke luar kamar.
"Sepuluh menit!" serunya lagi sampai Ann benar-benar bangun dan duduk untuk mengumpulkan nyawanya.
Ketika Ann sampai di ruang makan, Radit sedang membaca koran paginya dan sudah rapi dengan setelah kantor. Padahal papanya itu baru sampai di rumah jam dua pagi tadi, tapi pagi ini sudah harus kembali ke kantornya.
Ann hanya meliriknya sekilas, mengambil tumpukan roti dan selai kacang kesukaannya.
Radit meletakkan korannya, mulai memakan sarapannya yang sudah ada di piringnya.
"Kamu jadi daftar di UPH?"
Masih mengunyah, Ann menjawab "Jadi."
Radit menunggu Ann menghabiskan sarapannya. Setelah itu dia mulai membicarakan tentang rencana untuk Ann yang dia tahu pasti akan membuat Ann membencinya.
"Kamu gak usah daftar kuliah dimanapun. Papa akan kirim kamu ke pesantren di Bandung." Ucapnya datar tanpa melihat ekspresi Ann.
Ann meletakkan gelas susunya dengan kaget, matanya melotot dengan mulut yang terbuka. Eh maksudnya apaan nih, papanya mau masukin dia ke pesantren gitu?
![](https://img.wattpad.com/cover/262047487-288-k851823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"ANA UHIBBUKA FILLAH"
Random#Lizkook religi Cover by @wiwiwiyaaa ig @decalcomaniaa_ Ketika ayahnya mengirimnya ke pesantren, rasanya dunia bebasnya runtuh seketika. Berbagai cara dia lakukan untuk bisa keluar dari sana, Ann tidak menyadari bahwa di pesantren itu kisah hidu...