25

1.3K 221 13
                                    


JAWAB

.

.



Mata Ali memandang jauh pegunungan yang nampak cantik di depannya. Tapi keindahan itu tidak bisa membuat pikirannya sama seperti yang dilihatnya. Pandangannya kosong, pikirannya entah tertuju kemana. Lebih dari tiga bulan dia kehilangan gadis itu, dan untuk sekedar menanyakan kabar pun dia tidak berani. Takut perasaannya akan semakin sulit lepas dari bayang-bayang Ann. Dia tidak pernah menyangka menyimpan rasa sukanya terhadap Ann akan membuatnya seperti ini.

Soleh yang baru saja tiba di ladang mendengus kesal. Sudah sering dia melihat gurunya itu seperti sekarang, melamun dan bengong.

"Kenapa gak ungkapin aja sih sama orangnya."

Ali memutus pandangannya, dia masih mendengar suara yang berada di dekatnya meskipun pikirannya melayang entah kemana. Soleh ikut duduk di pematang sawah sebelah Ali.

"Kamu gak masuk kelas?"

"Ini udah mau masuk solat asar kak."

Ali sedikit terjingkat. "Oh, udah sore ternyata."

Soleh terkekeh. "Gak usah ditutupi lagi, soleh udah tahu kok kenapa akhir-akhir ini kakak sering melamun."

Ali menghela napas, anak remaja ini memang yang paling mengerti dirinya.

"Soleh emang gak ngerti soal perasaan, tapi Soleh tau kok gimana ketika orang sedang mikirin orang lain yang disukainya."

"Sok tahu kamu, pacaran aja belum pernah."

"Eh Soleh pernah baca novel lo kak tentang cinta-cintaan gitu."

"Wah, kamu udah berani ya baca buku kayak gituan. Aku aduin ke kiai biar kamu dihukum."

"Ihh baca buku kayak gituan apaan sih kak? Soleh kan cuma baca novel teenlit gitu bukan yang dewasa-dewasa gitu." Elak Soleh agak takut juga kalau sampai Ali ngadu ke kiai Hasan.

Ali tertawa melihat raut wajah Soleh yang ketakutan.

"Selesaikan hapalan kamu, jangan kebanyakan baca buku kayak gitu."

"Soleh cuma baca sekali kok, itu juga pinjem dari kak Astrid."

Ali menggeleng, dia lalu berdiri membereskan alat-alat berkebunnya sebelum dia pulang untuk mandi dan solat asar.

"Tapi sedikitnya aku tahu apa yang sedang kakak alami."

Soleh menyusul Ali beriringan berjalan keluar ladang.

"Kak, jangan dipendam gitu nanti galau lho."

"Siapa yang bilang aku lagi galau? Aku gak mungkin memikirkan yang lain selain ibadahku sendiri."

"Tuhan gak ngelarang kita untuk jatuh cinta kak, gimana mau punya keturunan kalau gak ada perasaan sama lawan jenis."

Ali menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Soleh yang tersenyum kikuk karena menyadari baru aja mengguruinya.

Ali melanjutkan langkahnya.

"Aku...memang sedang memikirkan Ann." ucapnya pelan.

Soleh mengangkat kedua alisnya senang, ternyata pancingannya berhasil membuat Ali jujur padanya.

"Kak Ali cinta sama kak Ann?"

"Mungkin..."

"Kok mungkin, kalau hampir tiap hari mikirin itu namanya ya cinta kak Ali."

"ANA UHIBBUKA FILLAH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang