40

2.9K 325 38
                                    


TERAKHIR

.

.



Rasanya tidak ada yang bisa menggambarkan kebahagian yang sekarang sedang dirasakan Ali dan Ann. Keduanya seperti dilahirkan kembali, hingga bisa melupakan beberapa masalah yang pernah menyapa hidup mereka.

Yang ingin dilakukan Ali saat ini dan mungkin selamanya adalah membahagiakan Ann. Apapun keadaannya, dia akan selalu berusaha menerbitkan senyum di bibir istrinya itu. Dia tidak peduli dengan latar belakang Ann yang berasal dari keluarga berada yang pastinya dari kecil Ann sudah merasakan kebahagiaan dari keluarganya.

Dia akan membuat Ann senang dengan caranya sendiri, sebisanya, semampunya. Tentunya dengan rasa cinta yang sangat besar untuk perempuan itu. Tidak henti-hentinya dia bersyukur dan berdoa agar mereka berdua selalu menjadi keluarga yang harmonis hingga tua nanti.

Ali sudah kembali bekerja dan Ann menghabiskan waktu dengan berada di pesantren. Ann banyak belajar tentang bagaimana caranya mengajar dari Asyifa, membaca buku di perpustakaan atau memetik buah-buahan di kebun. Hingga tidak terasa, dia sudah dijemput suaminya untuk pulang ke rumah.

Ann sudah duduk manis di jok belakang, tapi Ali belum juga menyalakan motornya.

"Makan di luar yuk?"

Kedua alis Ann naik tapi bibirnya tersenyum kemudian."Pulang dulu, mandi, nanti habis magrib baru kita pergi..."

Ali tersenyum sumringah."Siap nyonya!"

Ann tertawa, Ali pun segera menyalakan mesin motornya dan berlalu dari halaman pesantren.

Sepanjang hidupnya Ali belum pernah melakukan hal-hal romantis bersama lawan jenisnya, karena Ann memang cinta pertamanya. Karena itu dia mengajak Ann untuk makan malam di luar, ingin merasakan bagaimana rasanya pacaran seperti pasangan-pasangan lainnya yang tidak melakukan ta'aruf seperti dirinya dan Ann.

Dengan motor kesayangannya dia membonceng istri rasa pacarnya itu ke sebuah tempat di dataran tinggi yang memperlihatkan pemandangan kota yang cantik dengan lautan lampu-lampu yang menyala. 

Sepasang mata Ann berbinar melihat pemandangan di depannya.

"Waahh, Astrid sama Keyla pasti senang kalau aku ajak ke sini."

Mereka kemudian duduk setelah memesan makanan. Ketika Ann bergelayut manja di lengannya, Ali merasa tidak nyaman karena di sekitar mereka ada beberapa orang yang juga sedang duduk-duduk santai seperti mereka.

"Sayang..." gumannya pelan.

Ann menoleh sebentar. "Kenapa?"

"Bisa gak jangan gini dulu? gak enak sama orang-orang."

Ann memperhatikan sekitar, dengan cuek dia malah meletakkan kepalanya di bahu Ali.

"Sama suami sendiri masa gak boleh."

"Bukan begitu, kalau dirumah sih gak apa-apa. Tapi ini kan di luar, semua orang bisa lihat kita lagi ngapain."

Ann menarik kepalanya, lalu menatap Ali yang memasang wajah gelisahnya.

"Kalau aku cium boleh?"

Kedua mata Ali membesar kaget.

Ann tertawa, senang rasanya mengerjai suaminya itu.

"Serius amat sih, mukanya jangan tegang-tegang gitu kenapa?" Ann menyentuh pipi Ali lalu ditarik-tariknya.

"Ann..." Ali memberi peringatan sekali lagi dengan menatapnya serius.

"ANA UHIBBUKA FILLAH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang