JALAN-JALAN
.
.
Berjalan kaki di sepanjang Portobello Road membuat senyum di pipinya terus mengembang. Pasar barang antik terbesar ini mampu mengalihkan gelisahnya . Berderet kios-kios barang antik yang menjual pakaian, aksesoris, kerajinan tangan, furniture hingga kamera-kamera antik. Ann sempat masuk di salah satu kios yang menjual kamera-kamera antik dan melihat-lihat benda favoritnya itu.
Beranjak siang, Ann mencari kafe halal untuk tempat istirahatnya sambil membawa sebuah kamera tua dan beberapa gelang yang dibelinya tadi. Makan Café adalah pilihannya, restoran yang menyediakan makanan dari Malaysia ini langsung membuat perutnya memberontak. Restoran terlihat penuh, beruntung masih ada satu meja yang kosong untuknya.
Menikmatinya waktunya sendiri sebenarnya menyenangkan, beberapa hal yang menjadi pikiranya perlahan bisa memudar. Mungkin rindunya terhadap papanya bisa dia ungkapkan lewat doa, tapi rindunya terhadap Ali mungkin masih tertahan di kepalanya.
Setelah memesan makanan, dia melihat kameranya. Memeriksa benda tua yang dari luar masih cukup baik, meskipun masih bisa digunakan Ann tidak akan memakai kamera itu untuk memotret. Karena Ann memang hanya akan menyimpannya bukan untuk digunakan seperti kamera miliknya yang lain.
Ann hampir menjatuhkan kameranya ketika tiba-tiba seseorang berdiri di hadapannya dan bertanya padanya.
"Excuse me, may I sit here?"
Ann mengerjap, menatap gugup pria berambut pirang itu, dia melihat sekitar restoran memang tidak ada tempat duduk kosong selain mejanya.
"Of course please..." ucapnya sedikit ragu.
"Sorry to bother, but i really want to eat in this restaurant. And it seems that weekends like this will always be full..." Pemuda manis itu menarik kursi di depan Ann lalu duduk dengan senang, seperti lega karena masih bisa makan di restoran ini.
"Oh, you like Malaysian food?"
"I want to try as my friend who used to come here said."
Ann hanya tersenyum kecil, membiarkan laki-laki itu memesan makanan. Dia kemudian tidak bertanya lagi, mengurangi interaksi dengan laki-laki yang baru saja dikenalnya ini. Tangannya kembali sibuk dengan kamera yang masih berada di tangannya. Tapi sepertinya pemuda asing ini tertarik dengan apa yang dilakukan Ann dan kembali membuka pembicaraan.
"Good camera, I like the design, Leica right?"
"Yes, Leica DRP Gold 1936." Jawab Ann singkat.
Melihat gadis yang baru dikenalnya seperti kurang nyaman, pria ini menyadari sikapnya yang terlalu banyak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
"ANA UHIBBUKA FILLAH"
Random#Lizkook religi Cover by @wiwiwiyaaa ig @decalcomaniaa_ Ketika ayahnya mengirimnya ke pesantren, rasanya dunia bebasnya runtuh seketika. Berbagai cara dia lakukan untuk bisa keluar dari sana, Ann tidak menyadari bahwa di pesantren itu kisah hidu...