JUJUR
.
.
Astrid dan Keyla datang ke pesantren untuk menemui Ann, sembari menunggu Ann yang masih di rumah kiai Hasan, keduanya mengunjungi perpustakaan dan menemukan ustad Ali sedang duduk membaca sendirian.
"Assalamu'alaikum." sapa keduanya.
Ali mengangkat kepalanya. "Wa'alaikum salam."
Keyla mengambil tempat duduk di depan Ali. "Lho ustad gak kerja?"
"Gak, ini kan weekend." Jawab Ali.
"Oh iya, kayaknya gue udah lupa sama hari ya."
"Baru juga kemarin ngerayain ulang tahun, udah pikun aja lo." Astrid mengambil satu buku, lalu duduk di sebelah Keyla.
"Kalian bolos kuliah ya?" tanya Ali yang menyadari dua sahabat Ann ini masih terlalu pagi untuk datang ke pesantren.
"Kita abis ujian semester ustad. Jadi hari ini santai..." Jawab Keyla sambil mengibaskan tangannya.
Sebelum membuka buku yang dibawanya, Astrid bertanya pada Ali.
"Ustad, udah ngobrol-ngobrol sama Ann kan?"
Ali mengangguk sambil tersenyum, bukunya masih berada di tangannya.
Rasa penasaran Astrid tidak hanya sampai disana, dia kemudian bertanya lagi. "Hmm, jadi gimana?"
Ali menaikkan kedua alisnya, menatap bingung.
"Maksudnya, Ann pasti udah cerita kalau sudah tidak ada lagi proses ta'aruf antara dia dan Stephen. Terus, hmm gimana sekarang ustad, maksudnya apa ustad...masih..."
Keyla menyenggol lengan Astrid, agar hati-hati dalam mengucap, membuat Astrid tidak meneruskan kata-katanya.
"Ustad pasti masih suka sama Ann kan?" Keyla malah asal tebak saja, mana suaranya cukup kencang, membuat Astrid hanya melotot kesal.
Ditanya langsung seperti itu, Ali sedikit salah tingkah.
"Saya..."
"Ustad gak usah malu sama kita. Kita kan bukan dosen yang lagi nguji sidang." Ujar Astrid sambil nyengir. Keyla mengangguk setuju.
"Saya, memang sudah lumayan ngobrol banyak sama Ann. Tapi, tidak ada pembicaraan apapun. Hanya bertanya kabar dan Ann ngasih tahu tentang batalnya proses ta'arufnya."
"Terus terus, ustad senang dong."
Ali tersenyum canggung tanpa menjawab pertanyaan Keyla yang terkesan sedang menjahilinya.
"Yah ustad malah senyum-senyum, Ann gak bakalan tahu maksud dari senyum ustad itu. Nanti dia keburu pergi lho." Sahut Astrid sewot.
Ali gelagapan di keroyok seperti ini. Dia meletakkan buku yang dipegangnya sebentar di atas meja, kemudian membetulkan posisi duduknya.
Dua gadis di depannya ini menatapnya menuntut sebuah penjelasan. Duhh, padahal Ali sebenarnya malu kalau harus bercerita pada dua orang ini. Selain dengan Soleh, Ali memang jarang bercerita kepada orang lain. Dia ingin sekali mengatakan bahwa benar, dia memang mencintai sahabat mereka yang bernama Annalisa Hermawan. Tapi melihat wajah Astrid dan Keyla yang seolah-olah greget melihatnya, membuatnya ragu untuk bicara.
Sebenarnya ada beberapa keraguan dari Ali tentang perasaannya yaitu status keluarga Ann yang jelas-jelas berbeda strata dengannya. Apakah bisa seorang yatim piatu yang sederhana seperti dirinya bisa berdampingan dengan Ann yang berasal dari keluarga berada. Membuatnya banyak-banyak berpikir untuk melangkah lagi. Keadaannya sekarang memang jauh lebih baik setelah dia menjadi pegawai kantoran tapi tetap tidak membuatnya bisa menyamakan kedudukan dengan keluarga gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
"ANA UHIBBUKA FILLAH"
Diversos#Lizkook religi Cover by @wiwiwiyaaa ig @decalcomaniaa_ Ketika ayahnya mengirimnya ke pesantren, rasanya dunia bebasnya runtuh seketika. Berbagai cara dia lakukan untuk bisa keluar dari sana, Ann tidak menyadari bahwa di pesantren itu kisah hidu...