6. kena hukum

106 13 0
                                    

"cantik ... Kata cantik sering diambil dari penampilannya, bukan hati nya"

••••••••

Val sedang berjalan menuju kelasnya, ini adalah hari kedua dia bersekolah disini, sedari tadi orang orang memperhatikan nya, Val sudah melihat berkali kali ke layar handphone nya tetapi tak ada yang salah dengan dirinya.

"Apaan sih mereka, liptin Val gak tebel banget, ih! Seharusnya gak pake make up kan, nyesal, atau jangan jangan gaya rambut Val yang norak," ucap nya sambil mengecek rambutnya.

Val langsung menggelengkan kepalanya tak paham kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas, Val melihat orang orang yang seperti sedang melihat nya, apa maksud tatapan itu.

"Gila, gw baru ada cewek secantik itu. Lebih cantik dari pada si Alin, njir."

"Cewek kelas mana tuh? Boleh lah gw gebet."

"Eh, dia kan yang semalam yang di bilang calon babu Alin itu, gak nyangka oi make up dikit langsung wah."

"Bare face aja semalam cantik, apalagi ini pake makeup, langsung nambah imut, gw pengen karungin."

"Kalo gw tau bakal secantik ini, dari semalam pas dia baru masuk gw gebet."

Dan banyak lagi gosipan dari para murid yang sedang nongkrong di lorong sekolah itu, Val hanya mendengarnya samar samar.

Val langsung berjalan memasuki kelas nya, tiba tiba saja kelas hening dan seluruh murid di kelas memperhatikan dirinya.

"VAL?! APA GW BILANG! BAGUS KAN!" Ucap Natya sambil berlari dan memeluk erat Val.

"Udah gw duga, akhirnya lo terpengaruh si Natya juga," ucap Ika kepada Val.

"La - lagian, ini kemauan Val sendiri kok, bukan di paksa sama Natya," ucap Val sambil tersenyum canggung.

"Denger tuh! Oh, ya, Val, udah gw bilang ngomong nya pake gw elo aja, nanti kalo pake aku kamu, ntar ada yang baper lagi," ucap Natya memperingati Val.

"Val, gak bisa. Gw elo terlalu aneh di lidah Val," ucap Val dengan wajah murung.

"Yaudah, Nat. Gausah dipaksa, dia udah kebiasaan kek gitu, jangan di paksa," ucap Ika membela Val.

"Yaudah ya, aku mau duduk," ucap Val lalu berjalan kearah bangkunya dan duduk.

Val langsung duduk di bangkunya, dia melepas cardigan bewarna Lilac milik nya itu kemudian melipat nya dan menaruhnya di laci.

Tak lama kemudian datang lah Audrey yang sepertinya barusan berlari seperti di kejar anjing.

"Gawat! Mau ada Razia! Razia handphone, alat makeup dan sebagainya!" Ujar Audrey seketika semua orang panik.

Val langsung panik, dia memang tidak membawa alat alat makeup tetapi dia membawa handphone, terlihat Natya yang terlihat lebih panik dari nya.

Terlihat orang orang di kelas menyembunyikan nya dimana mana, ada yang di dalam sepatu, tempat bekal, di lubang udara, bahkan ada yang memasukkan nya kedalam baju nya.

Natya berlari menuju toilet, sepertinya dia akan menyembunyikan nya di toilet, Val langsung mengikuti nya dan mereka berdua meninggalkan handphone, dan liptin Natya disana.

Setelah itu mereka langsung kembali ke kelas, Val dan Natya langsung bernafas lega, tak lama bel berbunyi, dan belum ada guru yang masuk.

Berselang beberapa menit, anggota OSIS yang memang ditugaskan untuk ini datang dan langsung memeriksa tas mereka satu persatu.

Giliran Val dan Natya, betapa deg degan nya jantung Val, takut ada sesuatu yang terlupa.

"Kalian yang terakhir. oh, hai Val," ucap Alin kepada Val, Val hanya menanggapi nya dengan senyuman.

"Ga ada apa apa," ucap Erland, setelah selesai mengecek tas Val dan juga Natya.

"Yaudah, berarti udah siap," ucap Alin kemudian tersenyum manis kearah Val dan meninggalkan mereka.

Val dan Natya langsung bernafas lega, tetapi Elang masuk kedalam kelas sambil membawa dua handphone dan juga satu liptin, dan sial nya itu punya mereka berdua.

"Tadi ada siswi yang ngasih ini ke gw, kelihatannya ini punya salah satu dari teman sekelas kalian, karena kelas kalian yang bersebelahan sama toilet. Jadi punya siapa?" Ucap Elang sambil memegang handphone dan liptin itu.

"Coba, buka liat wallpaper nya, siapa tau foto mereka sendiri," saran Alin kepada Elang, Elang langsung menyalakan handphone Val.

"Ini? Oh, lo yang disana, maju," ucap Elang menunjuk kearah Val.

Elang langsung menghidupkan satu handphone lagi, dan itu hanya wallpaper biasa tanpa ada foto gambar seseorang disana.

"Ini punya siapa? Kalo gak ngaku, handphone nya disita selama sebulan," ucap Elang sambil menunjuk kan layar handphone itu kepada mereka.

Natya berdiri, dia langsung berjalan kedepan dan berdiri di sebelah Val, Val terlihat sedang menggerutu dalam hatinya, siapa gadis yang telah menunjukkan handphone nya dan Natya kepada Elang.

"Eh, lo baru aja masuk kemarin, udah punya masalah," ucap Elang kepada Val sambil menggelengkan kepalanya. "Kalian berdua, ikut gw, kalian bakal kena hukum."

Val hanya menghembuskan nafas nya pasrah dan mengikuti Elang dan anggota OSIS lainnya dari belakang, sungguh sial dirinya, sudah kemarin dia bertingkah bodoh, sekarang dia mempermalukan dirinya.

Elang membawa mereka ke tengah lapangan, dia langsung menatap Val dan Natya sambil bersedekap dada, sedangkan di belakang mereka ada beberapa anggota OSIS yang sedang menyaksikan mereka.

"Anak baru ... Anak baru, baru dua hari lo di sini, udah kena hukum aja," ucap Elang sambil menggelengkan kepalanya tak paham.

"Ini liptin punya siapa?" Tanya Alin kepada mereka berdua.

Natya mengangkat tangan nya, mereka langsung menatap Alin dan menggelengkan kepalanya.

"Ck! Yaudah, kalian keliling lapangan ini lima kali!" Perintah Elang, Val langsung membelalakkan matanya melihat betapa luasnya lapangan sekolah mereka itu.

"Serius?! Cuma gara gara bawa handphone?!" Ucap Val tak terima.

"Memang nya kenapa?" Tanya Elang sambil menatap Val.

"Ya situ pikir dong. Coba saya tanya, situ bawa handphone gak?" Tanya Val kepada Elang.

"Kenapa kalo gw bawa?" Tanya Elang heran.

"Yaudah, kamu ikut lari juga dong, terus kalian, bawa handphone gak?" Tanya Val kepada Elang dan anggota OSIS lainnya. "Bawakan? Gak mungkin gak bawa! Kalian ikut lari juga dong, ingat sila ke lima KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA."

"Bener juga sih, gak salah juga," ucap Erland sambil memasang komuk berpikir.

"Nah, yaudah ikut lari dong," ucap Val lagi.

"Val ... Mendingan kamu ikuti aja ya peraturan ini, kita anggota OSIS, beda sama kalian," ucap Alin sambil menatap Val.

"Tapi kan, kalian juga warga sekolah, sama kayak kami, semua peraturan kan berlaku untuk seluruh murid tak terkecuali, mau itu OSIS, paskibra, sanggar, Pramuka. Semua wajib bukan?" Ucap Val membela dirinya lagi.

"Val! Udah ikuti aja!" Ujar Alin menggertak Val, Val langsung terkejut mendengar nya.

"Heh! Gausah ngegertak juga dong, yang di bilang Val benar kan?" Ucap Natya membela Val.

Arunika Untuk Kanigara {Sequel Of YOUNG Z MOM} (END) ✓ (GHS GEN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang