9. tersesat

83 9 0
                                    

Jam pulang sekolah sudah berbunyi, Val sedang berjalan menuju supermarket untuk membeli persediaan cemilan di rumah nya, berhubung kakak nya sudah mentransfer uang ke rekening nya.

Val berjalan memasuki supermarket, dia langsung berjalan ke rak cemilan dan mengambil beberapa cemilan yang ia suka.

Sesudah mengambil beberapa cemilan, Val langsung berjalan ke rak mie instan dan mengambil beberapa mie instan tak lupa beberapa makanan instan lainnya.

Setelah selesai berbelanja dia langsung berjalan ke kasir untuk membayar seluruh nya, kasir itu langsung mentotalkan seluruh belanjaan Val. Val segera membayar nya dan bergegas pergi.

Val langsung keluar dari supermarket dan hendak berjalan menuju halte, tetapi Val tidak sengaja melihat seorang wanita yang sangat ia kenal, dia adalah orang yang sangat suka membully Val sewaktu SD, namanya Jira, dan dia bersama dua orang yang dulu pernah membully Val juga, nama mereka adalah Hera dan Syana.

Mereka masih bersama sampai sekarang? Dan Val yang tadi hendak ke halte mengurungkan niatnya dan berbalik.

Val ingat, di persimpangan jalan sana ada halte juga, tetapi jika berjalan dari trotoar cukup jauh, dan Val langsung membuka handphone nya dan menyalakan google maps, dia melihat ada jalan pintas, dengan segera dia mengikuti arah jalan pintas itu.

Val berjalan melewati gang gang kecil itu, dia hanya mengikuti jalur saja,  Val merasa dirinya tak sampai sampai di tujuan, dia langsung menghampiri seseorang dan bertanya.

"Pak, halte di persimpangan jalan Cempaka sama Permai dimana ya?" Tanya Val kepada seorang pria.

"Ooo, itu mah jauh banget dari sini, neng nya kesesat ya? Jauh banget kesesat nya. Kalo mau kesana mah, neng lewat gang itu terus nanti belok kiri, abis itu lurus aja, nanti ada jalan namanya jalan Manggis, masuk aja ke jalan itu, terus lurus aja, nanti ada SMA Bina Bangsa, di sebelah SMA itu ada simpang empat, neng jalan ke jalan mentari lurus aja, terus belok ke belakang sekolah nya, lurus aja sampe mentok abis itu masuk ke jalan yang agak gelap, hati hati aja neng, abis keluar dari situ nanti nyampe dah tu," jelas bapak itu, Val hanya mengangguk paham, sambil mengetik yang dikatakan bapak bapak itu di handphone nya.

"Makasih ya, pak. Kalo gitu saya pergi dulu," ucap Val berterima kasih kepada bapak bapak itu.

"Oh, ya neng. Hati hati di jalan yang sepi itu, biasanya anak anak bandel dari SMA itu suka nongkrong disitu, kata nya mereka juga sering tawuran, hati hati aja neng," ucap Bapak bapak itu memperingati Val.

"Oh, iya pak. Makasih," ucap nya nya sekali lagi.

Val langsung berjalan meninggalkan bapak bapak itu dan berjalan mengikuti perkataan yang bapak bapak itu katakan tadi.

Dia terus berjalan sambil menghapal nama jalan yang harus ia lewati. Val terus berjalan memasuki gang dan jalan yang di bilang bapak tadi sembari melihat handphone nya.

Val terus berjalan, sampai ia berhenti di dekat sekolah SMA bernama Bina Bangsa, Val langsung mencari jalan yang dikatakan tadi dan melewati nya.

Dia kemudian berbelok ke belakang sekolah dan terus berjalan hingga jalan nya mentok dan berbelok ke kanan, dan benar saja jalan itu benar-benar gelap hanya cahaya matahari yang menyinari dari balik balik tembok.

Val kemudian terkejut ketika mendengar suara seseorang yang tak asing, dia kemudian melihat ke arah sebelah kiri terdapat jalan yang cukup luas disitu, dan pandangan nya tertuju ke seorang yang ia yakini adalah Elang.

"Datang juga lo," ucap seorang pria kepada Elang, rambutnya tampak obrak abrik dengan rokok di mulut nya.

"Lo pikir gw takut sama lo? Ya enggak lah, Fer! Gw nolak karena gw udah jadi ketua OSIS, dan banyak urusan," jawab Elang sambil tersenyum miring kearah pria yang diketahui bernama Ferdian itu.

"Cuih! Mentang mentang udah jadi ketua OSIS, gausah sombong! Ketua OSIS cuma babu sekolah," ujarnya sambil membuang rokok di mulut nya sembari meludah.

"Gausah banyak bacot!" Ucap Elang yang langsung menyerang pria itu dengan brutal.

Antek antek Ferdian yang melihat itu langsung menyerang antek antek Elang, suara pukulan jelas terdengar, bahkan ada yang membawa pisau.

Ferdian yang tak terima karena telah di pukul oleh Elang langsung membalas pukulan nya, mereka saling beradu disana.

Bogeman demi Bogeman memukul wajah mereka, sungguh ini benar-benar brutal.

Buk!

Buk!

Buk!

Pukulan demi pukulan terdengar, semua orang saling menyerang dengan brutal. Val yang melihat kejadian itu langsung ketakutan, bagaimana jika dia ketahuan.

Tiba tiba terbesit di akal Val untuk memutar sirine polisi, atau mungkin tawa kuntilanak saja. Val menggelengkan kepalanya, dia langsung memutar sirine polisi.

Liu ... Liu ... Liu

Orang orang yang disana langsung panik mereka langsung berhamburan pergi kearah yang berlawanan, untungnya tidak kearah Val berada.

Dia langsung bernafas lega.

"SIALAN! URUSAN KITA BELUM SELESAI!" Ucap Ferdian sambil menunjuk kearah Elang dan berlari pergi.

Val yang sedang bersembunyi dibalik tembok itu langsung bernafas lega, dia hendak berjalan lurus tetapi kaki nya tak sengaja menendang kaleng.

Elang dan teman temannya yang mendengar itu langsung berbalik dan melihat ke belakang, dia langsung berjalan menghampiri asal suara itu.

Val sudah jantungan dia hendak berlari tetapi suara seseorang membuat nya menghentikan langkahnya.

"Oi!" Ucap orang itu yang tak lain adalah Elang. "Siapa lo?!"

Val berbalik sambil tersenyum paksa kearah mereka. "Eh, kalian."

"Elo?! Ngapain lo disini?!" Ucap Elang mengintrogasi Val.

"T - tadi ... A - aku cuma lewat kok, tterus gak sengaja liat kalian, dari pada kalian berantem mending aku putar sirine polisi, hehehe," jelas Val sambil tertawa kecil.

"Ganggu aja lo!" Gertak Elang kemudian berjalan meninggalkan Val diikuti oleh antek-anteknya itu.

"Eeh ... Tunggu, kamu eh maksudnya Kakak mau pulang kan?" Tanya Val sambil menahan pergelangan tangan Elang. "Nebeng boleh? Kita kan tetangga."

"Gak," jawab Elang dengan singkat padat dan jelas.

"Ayo, sama gw aja," ucap seorang pria yang memiliki gigi gingsul yang sempat Val jumpai di perpustakaan tadi.

"Eh ... Memang rumah kakak searah sama aku?" Tanya Val heran.

"Udah, gak apa apa. Ayo," ucap nya sambil menarik pergelangan tangan Val.

Mereka yang ada disana kemudian menatap pria bergingsul itu heran. Namanya adalah Ansel Galaxy salah satu teman dekat Elang.

Val dan Ansel berjalan mendahului mereka menuju jalan raya, semua orang masih terdiam melihat nya, tak biasa nya Ansel mau mengantarkan seorang wanita, tidak, Ansel tidak irit bicara seperti Elang, dia hanya seperti memiliki alergi dengan wanita, tetapi tampaknya ada yang berbeda dengan pria itu.

Arunika Untuk Kanigara {Sequel Of YOUNG Z MOM} (END) ✓ (GHS GEN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang