"you driving me crazy, kamu benar-benar telah membawa ku kepada ke gilaan hanya karena aku tak bisa memiliki mu"
••••••••
Seminggu sudah berlalu, hari ini merupakan hari Minggu, dan saat ini Elang tengah berjalan menuju ruang rawat inap gadis itu.
Dia berjalan melintasi lorong rumah sakit. Dalam hatinya ia berharap bahwa gadis itu akan bangun, entahlah, dia sangat ingin meminta maaf kepada gadis itu.
Saat sudah menaiki lift menuju lantai tiga, dia langsung berjalan menuju ruangan gadis itu.
Elang membuka sedikit pintu ruangan itu, baru saja hendak masuk dia melihat pemandangan yang membuat hati nya hancur.
Ya, Val sudah bangun dan gadis itu tengah memeluk erat Ansel sambil menangis di pelukannya.
"Makasih ... Kalo Kakak gak nolongin Val mungkin, Val udah ga ada," terdengar suara gadis itu samar samar.
"Val minta maaf karena gak peka sama perasaan kakak, makasih udah mau jatuh cinta sama Val, mungkin Val bisa buka hati Val sedikit demi sedikit untuk Kakak," lirih gadis itu namun tetap bisa terdengar di telinga Elang.
"Tapi lo cinta nya sama Elang, lo gak bisa memaksakan perasaan," jawab Ansel sambil mengelus rambut gadis yang tengah memeluk nya itu.
"Enggak, Val gak mau, Val takut jatuh cinta lagi sama kak Elang, kak Elang cuma cinta sama Alin," hancur, itulah yang Elang rasakan saat mendengar nya.
"Alin? Dia udah pergi, semua kebenaran nya udah terungkap. Val ... Gw tau isi hati lo, lo gak punya perasaan sama gw, jangan di paksakan, gw ngelakuin semua ini tanpa pamrih, gak apa apa, gw ikhlas," jawab Ansel kepada gadis itu.
Elang menutup perlahan pintu ruangan itu, dia urungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan itu.
Keberadaan nya tak diinginkan disana, jadi dia lebih baik pergi dari pada membuat Val semakin membencinya.
Elang berjalan meninggalkan rumah sakit, dia melempar asal kalung bunga matahari yang di beli nya, sungguh ... Menyakitkan rasanya, tetapi dia sadar, perlakuan nya ke Val hari itu lebih menyakitkan.
Elang menaiki motornya lalu menyalakan nya, setelah itu dia melaju kan motor nya menuju kediaman nya.
Elang melintasi jalan raya dengan kecepatan yang tinggi, untungnya dia sudah biasa mengebut di jalan raya seperti ini, jadi dia biasa biasa saja membawanya.
Motor nya melaju membelah jalan raya, setelah sampai di rumah nya, dia langsung memasukkan motor itu kedalam bagasi lalu berjalan masuk kedalam rumah nya.
Marah, Sedih, sakit, hancur, semua terasa layaknya nano nano, semua itu bercampur aduk di otaknya. Dia ingin marah, tetapi tak ada yang bersalah, dia sedih saat melihat dan mendengar semua perkataan Val, dia sakit saat kata kata Val menusuk dada nya, dia hancur saat melihat Val memeluk sahabatnya sendiri.
Elang masuk kedalam rumah, kedua orangtuanya tampak bingung kala melihat nya. Elang tidak memperdulikan itu, dia langsung masuk ke kamarnya lalu membanting pintu kuat kuat.
"Astaga, kaget," ucap Kelly yang merupakan adik dari Elang dan Erland.
"Kenapa?" Tanya Mama Elang yang tak lain dan bukan adalah Quen.
"Ga tau," ucap Kelly sambil menaikkan kedua bahunya acuh.
"Erland, kembaran kamu kenapa?" Tanya Quen kepada Erland yang tengah berbaring santuy di sofa sambil memakani cemilan.
"Palingan cewek," jawab Erland tenang, dia sudah tau itu, maksudnya dia tau bagaimana ekspresi wajah Elang saat marah atau entah apalah kepada musuh, dan marah, sedih, hancur kepada wanita.
Dia bisa membedakan nya, seolah pikiran mereka itu menyatu, maksudnya hati dan perasaan keduanya seakan menyatu tetapi tidak dengan kepintaran.
"Cewek? Alin?" Ucap Quen sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Dia mah sama Alin udah gak akrab lagi, kayak nya cewek lain deh, eum ... Erland rasa mah si ... Si ... Si Val, nah iya, kek nya si Val," ucap Erland menerka nerka, karena seminggu terakhir kembarannya itu terlalu mengkhawatirkan gadis itu.
"Val? Kakak kakak yang berlesung pipi itu?" Terka Kelly mengingat ngingat.
"Iya," jawab Erland singkat.
"Memang nya kak Val kenapa?" Tanya Kelly lagi sambil duduk di sebelah Kakak nya itu.
"Koma," jawab Erland singkat.
"Koma?! Kok bisa?!" Ucap Kelly terkejut.
"Tumor otak, tapi udah di angkat kok tumor nya, cuma dia lagi koma. Tadi kata Ansel dia udah sadar, mungkin si Elang cemburu sama si Ansel," jawab Erland kepada Kelly.
"Gw baru tau dia bisa cemburu," ucap Kelly sambil terkekeh kecil.
Sedangkan di sisi lain, saat ini Elang tengah berada di kamarnya sambil melampiaskan kekesalannya kepada samsak tinju yang ada di kamarnya itu.
Entah kenapa gadis itu membuat nya gila seakan gadis itu hanya milik nya tidak boleh milik orang lain, tetapi dia sudah membuat gadis itu terluka hati nya.
"You driving me Crazy, Vanalika Grecia!" Ucap nya sambil memukuli samsak itu.
Sungguh, dia benar-benar sakit saat melihat Val memeluk erat tubuh Ansel tadi, itu membuat nya benar benar hancur, sangat hancur.
Apa ini cara pembalasan dendam Val kepadanya karena telah menyakiti hati gadis itu? Entah lah, tetapi dia benar-benar hancur sekarang.
Dia langsung menghentikan kegiatan memukul samsak itu, dia mengacak rambutnya frustasi, gadis itu benar-benar membuat nya gila.
Dia menyandarkan tubuhnya di sudut ruangan lalu merosot kebawah sambil mengacak acak rambut frustasi.
Tok tok tok ...
"Elang, ayo makan," panggil Quen dari luar sambil mengetuk pintu kamar putranya itu.
"Elang ga mau makan," jawab Elang sambil sedikit berteriak.
"Kalo kamu gak makan, semua fasilitas kamu mama cabut!" Teriak Quen dari luar.
Tidak! Jangan lagi, hari itu Mama nya sudah menyita mobil nya, jangan sampai motor nya dan barang barang yang lainnya.
Dengan terpaksa dia berjalan keluar tak lupa membenarkan tatanan rambut nya yang tadi sempat berantakan.
Dia membuka pintu kamar nya, terlihat Quen sedang berkacak pinggang menatap wajah putranya itu.
"Ayo makan!" Perintah Quen kepada Elang.
Dengan segera Elang berjalan kedapur dan melihat kembarannya, adik nya, dan papanya tengah menunggu nya untuk makan siang bersama.
Elang duduk di bangku sebelah Erland, semua orang langsung makan sedangkan dia malah mengaduk nasi nya.
Hal itu membuat Quen jengkel, tak biasa nya Elang begini hanya gara gara wanita, apa anak nya itu benar-benar sudah jatuh cinta kepada gadis itu.
"Makan!" Perintah Quen kepada Elang.
"Gak lapar," jawab nya singkat.
"Kamu ini kenapa sih! Kayak orang stress," ucap Quen sambil menggelengkan kepalanya tak paham.
"Gak ada," jawab nya singkat.
"Punya masalah? Kalo punya masalah jangan di pendam sendiri," ucap papa Elang yang tak lain dan bukan adalah Vian.
"Gak ada, pah .. mah, Elang bisa selesai kan sendiri masalah ini," ucap nya kemudian mengambil air minum dan buah lalu pergi menuju kamarnya.
Mereka menatap putra mereka itu heran, dia selalu saja begini, memendam masalahnya sendiri tetapi dia bisa menyelesaikan masalah nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika Untuk Kanigara {Sequel Of YOUNG Z MOM} (END) ✓ (GHS GEN 2)
Teen Fiction❝Val, cuma Arunika untuk Elang yang merupakan Kanigara, tugas Val hanya membuat Elang yang merupakan Kanigara agar mekar untuk menemani Alin yang merupakan Swastamita❞ ❝Elang, bakal jadi Arunika untuk Val, biar bisa menyinari dan menyayangi Val, Kan...