"apa maksud mereka? Apa aku hanya perantara diantara kisah cinta mereka? Atau akulah yang mereka perebutkan?"
•••••••
Setelah kejadian semalam, Val sedikit menjauhkan dirinya dari mereka berdua dari pada terjadi hal hal lain yang mungkin membuat mereka bertengkar.
Val tidak pernah berpikir, semua ini akan menjadi seperti ini, terlebih lagi Elang. Entah kenapa dia seperti berusaha untuk membuat Ansel marah, dan memicu pertengkaran.
Saat ini Val tengah berada di lapangan dikarenakan hari ini ada pelajaran olahraga.
"Baiklah anak anak, Pemanasan cukup sampai disitu. Berhubung minggu semalam sudah putra lawan putra dan putri lawan putri untuk bermain Voli, hari ini Bapak akan membuat putra lawan putri," ucap guru olahraga mereka membuat para siswi mendengus kesal.
"Ih, bapak jangan gitu, ya jelas anak cowok menang," gerutu Natya diikuti anggukan oleh para siswi.
"Hm ... Tidak, bapak sudah memutuskan, berarti tak bisa di bantah," ucap Guru olahraga bernama pak Suryo itu.
"Ih, udah jelas kekalahan di depan mata," ucap salah satu siswi lainnya sambil mendengus kesal.
"Baiklah, satu regu berisi enam orang. Untuk regu putri bapak memilih Natya, Friska, putri, Eva, Nia, dan Luna," ucap pak Suryo menunjuk beberapa orang.
Wajar pak Suryo memilih mereka, dilihat dari proposi tubuh mereka saja sudah memungkinkan, maksud Val adalah, tubuh mereka yang tinggi besar, wajar jika pak Suryo memilih mereka.
"Untuk regu putra, bapak memilih Juan, Wira, Yudha, Dino, Angga, dan Farid," ucap pak Suryo menunjuk satu persatu. "Yang lain, lakukan kegiatan lain sambil menunggu nama kalian dipanggil setelah mereka selesai."
Val langsung berjalan ke tepi lapangan dan duduk disana sesekali melihat mereka yang sedang bertanding itu.
Terlihat Natya yang sepertinya selalu memarahi anak laki-laki entah itu terlalu keras lah, terlalu pelan lah, menurut nya semua salah. Tetapi jika dia yang melakukan nya dia malah memukul sangat keras.
Val hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Natya yang menurut nya absurd itu. Wajar saja anak anak dikelas sedikit segan kepadanya.
Val sedikit tertawa kala melihat gadis bernama putri yang selalu menghindar bukan menangkis sehingga Natya memarahi nya.
Val langsung membuka handphone nya hendak melakukan kegiatan lain, tetapi teriakan orang orang membuat dirinya terkejut.
"VAL AWAS!" Teriak orang orang kepadanya kala sebuah bola Volley hendak menubruk kepalanya.
Bruk!
Seseorang menangkis bola Volley itu membuat Val yang memejamkan matanya langsung membuka matanya.
"Lo ga apa apa?" Ucap orang itu kepada Val.
Namanya adalah Aldion Ghafari anak anak di kelas sering memanggil nya kembaran Erland dikarenakan sangat suka menggoda anak anak perempuan layaknya para buaya darat.
"Cie Dion ... cie!" Teriak anak anak menyoraki mereka berdua.
"Makasih," ucap Val berterima kasih kepada pria itu.
"It's okay. Sebagai cowok kita wajib melindungi anak cewek, bukan?" Ucap nya sambil melempar bola voli itu kembali ke lapangan.
"Cocok banget, Val si kalem sama Dion si Buaya, pasangan yang cocok," ucap Audrey yang berhubung duduk di sebelah Val.
"Kalau jadian traktir Mcd enak tuh," tambah Carlos yang memang sangat suka makan tetapi tubuhnya tak bertambah gemuk.
"Apaan sih, gw sama Val juga ga deket, iya kan?" Ucap Dion sambil menatap Val.
Tetapi orang yang dimaksud malah menatap kearah lain, ya! Kearah lantai tiga, terlihat dua orang tengah menatapnya seolah ingin memakan Dion.
Kalian tau siapa? Jelas Elang dan Ansel. Tidak, mereka belum berbaikan hanya saja sepertinya mereka berpapasan lalu melihat kearah lapangan.
"Bro, lo gak ngerasa punggung lo panas dingin?" Bisik Juan yang kebetulan sedang istirahat dikarenakan pak Suryo dipanggil kekantor sebentar.
"Ha?" Ucap Dion sambil menautkan kedua alisnya.
"Coba deh liat kelantai tiga," bisik Juan lagi kepada Dion.
Seketika pria itu menoleh dan melihat dua orang yang sangat ditakuti di sekolah ini, sedang memberi peringatan kepada Dion dengan cara membuat jari telunjuk nya ke leher seolah ingin membunuh, dan orang itu adalah Elang.
Dan terlihat Ansel yang menatap tajam kearahnya seolah memperingati bahwa untuk menjauhi Val, jika tidak siap siap menggali lubang.
"Anj* kok bisa," bisik Dion kepada Juan.
"Kok bisa? Maksud lo apa, peang," ucap Juan sambil menautkan kedua alisnya.
"Maksud gw kok mereka bisa disitu terus maksud nya apa dah? Gw kagak paham," ucap Dion sambil berbisik kepada Juan lagi.
"Lo mah baru segitu, coba gw, semalam hampir mati karena ngantarin Val pulang waktu mereka lagi debat siapa yang mau ngantar ni anak pulang," bisik Juan kepada Dion.
"Maksud lo ... Mereka suka ... " Ucap Dion sambil menunjuk kearah Val.
"Iya," ucap Juan kepada Dion.
"Kalian bisik bisik apa?" Tanya Val kepada mereka berdua yang sedari tadi berbisik bisik.
"Ga ada, kita cuma mau bicara yang hanya di mengerti oleh ketua kelas sama babu," ucap Juan sambil mengelus kepala Dion.
"Anjir! Gw bukan babu Lo!" Ucap Dion sambil menangkis tangan Juan dari kepalanya.
"Jadi? Kapan lo sama Val jadian, nieh," ucap Audrey menggoda pria itu.
"Ga jadi, deh. Gw takut mati muda," ucap Dion sambil menggelengkan kepalanya.
"Mati muda? Memang Val psychopat?" Ucap Carlos sambil terkekeh kecil.
"Ha? Bukan, maksud gw nanti yang suka sama Val bunuh gw sampa babak belur," ucap Dion kepada mereka.
"Memang siapa yang suka sama, Val? Juan? Makanya dia bisik bisik buat ngasih peringatan sama lo?" Ucap Audrey sambil terkekeh kecil.
"Uhuy, cinta segitiga nih," ucap Carlos menggoda mereka berdua.
"Aku pergi dulu ya," ucap Val hendak meninggalkan mereka.
"Mau kemana? Kita buat lo gak nyaman ya? Maaf," ucap Audrey kepada Val.
"Ha? Enggak kok, aku cuma mau ke kelas, bosan disini," ucap Val sambil tersenyum manis kearah mereka lalu pergi meninggalkan mereka.
Sejujurnya Val sudah tau apa arti tatapan mereka berdua itu kepada Dion. Lebih baik Val pergi saja dari pada terjadi hal hal di luar dugaan.
Val berjalan ke kelasnya dan duduk di kursinya sambil membaca buku dari pada bosan menunggu pak Suryo yang akan datang atau tidak.
Val membuka novel nya lalu membacanya, tanpa memperdulikan siapa saja yang berlalu lalang di dalam kelas.
Kenapa sebenarnya dengan mereka berdua? Val tidak ingin geer dulu sebelum tau yang sebenarnya. Entah apa maksud mereka itu, berdebat karena nya? Tidak mungkin, dia tidak ingin geer.
Kalau begitu, lantas apa masalah nya? Apa mereka sedang mengincar sesuatu? Atau ingin mendekati seseorang melalui perantara dirinya?
Tidak! Val tidak ingin hanya menjadi perantara! Dia tidak ingin hanya menjadi perantara di kisah percintaan mereka.
Sungguh menyebalkan jika itu memang benar-benar maksud mereka, yang menjadikan dirinya hanya perantara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika Untuk Kanigara {Sequel Of YOUNG Z MOM} (END) ✓ (GHS GEN 2)
Teen Fiction❝Val, cuma Arunika untuk Elang yang merupakan Kanigara, tugas Val hanya membuat Elang yang merupakan Kanigara agar mekar untuk menemani Alin yang merupakan Swastamita❞ ❝Elang, bakal jadi Arunika untuk Val, biar bisa menyinari dan menyayangi Val, Kan...