13. Say Hi Say Bye

78 10 0
                                    

"semua kata halo akan berakhir dengan Bye. Selamat datang berakhir selamat tinggal, karena itu lah hidup"

•••••••••

Natya seperti nya baru saja berlari lari karena mencari, Val. Dia berhenti sejenak untuk menarik nafas sejenak.

"Ada yang nyariin, dia - nah, itu orang nya," tunjuk Natya kearah seseorang yang sepertinya mengikuti Natya sedari tadi.

Val langsung membulat kan matanya dan senyuman tercetak jelas di wajahnya, dia langsung berlari kearah sosok itu dan lompat ke gendongan pria itu.

"Kakak," ucap nya sambil memeluk erat pria itu yang ternyata adalah Aditya yang masih lengkap dengan seragam militer nya. "Kakak, ngapain?"

layaknya bayi yang merindukan induk nya, Val terus memeluk erat tubuh Aditya, kemudian dia turun dari gendongan pria itu.

"Kakak mau ngomong, nanti malam kakak mau berangkat ke perbatasan di Kalimantan, kamu jaga diri nya, cuma setahun aja kok," ucap Aditya dengan suara lirih sambil mengelus rambut Val.

"Kak ... Kakak serius?" Tanya Val tak percaya.

"Iya, cuma setahun aja, kalo ada sinyal kakak usahain nelpon kamu, ya," jawab Aditya dengan suara lirih.

"Kak, aku ikut ya," ucap Val memohon, satu tahun itu bukan waktu yang sedikit.

"Jangan, kamu tau kan kalo perbatasan itu berbahaya, banyak penjahat bahkan buronan kelas kakap yang sembunyi disana," ucap Aditya kepada Val.

"Kalo gitu, kakak jaga diri, jangan sampe kakak pulang tinggal nama, nanti Val cuma sendiri," ucap Val khawatir, dia takut kehilangan untuk yang ketiga kalinya setelah kepergian Bibi nya itu.

"Iya, kamu juga jaga diri, kalo kakak sempat kakak telepon kamu," ucap Aditya. "Yaudah, kakak balik dulu ya, kakak mau beres beres."

"Iya, nanti Val datang, ya."

"Gausah, dari rumah ke batalyon jauh, kamu gak boleh pergi jauh jauh kalo malam, apalagi sendiri," ucap Aditya tak ingin jika adik nya itu kenapa napa.

"Kak ... "

"Gausah, yang penting kakak udah ketemu kamu sekarang."

"Hm ... Kakak baik baik disana, ya."

"Iya, kamu juga baik baik disini."

Aditya kemudian mengelus rambut Val kemudian segera berlalu dari sana, walau berat rasanya meninggalkan adik kesayangannya itu sendiri di daerah bahkan pulau yang berbeda.

Val melihat kepergian kakak nya yang akan pergi untuk mengabdi pada negaranya sendiri, Val takut kehilangannya tetapi negara ini lebih membutuhkan kakak nya bukan? Untuk mengabdi kepada ibu Pertiwi.

Bayangan Kakak nya sudah hilang dari balik koridor, Val ingin mengantar nya nanti malam, tetapi dia tidak memiliki izin langsung dari kakaknya itu.

"Lo pasti sedih ya?" Tanya Natya sambil mengusap punggung Val.

Val menoleh, dia tersenyum kearah Natya. "I'm okay."

"Abang lo Tentara?" Tanya seseorang yang tak lain dan bukan adalah Ansel.

"Iya," jawab nya singkat namun dengan nada lembut.

"Negara lagi manggil dia, lo harus mandiri," ucap Ansel sambil mengelus rambut Val.

Val terkejut, dia langsung menatap pria disebelahnya itu yang sedang tersenyum kearahnya, bagai ada angin yang menghembuskan rambutnya saat pria itu mengelus surai rambut nya.

Sinar matahari seakan mengarah kearahnya layaknya pemeran utama dalam cerita, dan waktu menjadi lambat ketika pria itu mulai tersenyum.

"Oi, ini sekolah!" Ucap seseorang yang membuyarkan lamunan Val, dia adalah Elang. Pria itu menatap sinis kearah mereka, layaknya tak suka melihatnya.

"Ih, nyengir lo, mblo," ucap Erland kepada Natya yang sedang tersenyum lebar dengan mulut terbuka.

"Apaan sih! Buaya!" Ucap Natya menyindir balik Erland kemudian pergi dari sana sambil menghentakkan kakinya.

"Aii ... Buaya gini banyak yang suka," ucap Erland menggoda Natya yang sudah berlalu itu.

"Dan syukur nya, gw bukan salah satunya!" Teriak Natya dari ujung koridor.

Val yang melihat Natya sudah pergi itu hendak mengejar nya tetapi Ansel menahan pergelangan tangannya.

"Nanti gw antar ya," ucap Ansel kepada Val.

"Gausah, kak. Takut ngerepotin," ucap Val menolak.

"Gw gaada nawarin, ini lebih kek permintaan yang ga bisa di tolak," ucap Ansel kepada Val.

"Alah, lo gak berhak ngatur, suka suka dia mau pulang sama siapa," ucap Elang kepada Ansel. "Lagian rumah lo jauh dari rumah nya, hampir setengah jam, dan itu juga beda arah lo ke kiri dia ke kanan."

"Eum, yang dibilang kak Elang betul, nanti jatuh nya ngerepotin," ucap Val sambil tersenyum sehingga menampilkan lesung pipinya itu.

"Tapi - " omongan Ansel terpotong oleh handphone nya yang berbunyi, dia langsung mengeluarkan handphone nya dan mengangkat telepon itu.

"Halo?"

"....."

"Iya, pa, Ansel nanti jemput Papa di bandara."

"...."

"Iya."

Ansel langsung mematikan teleponnya sepihak dan memasukkan nya kembali ke kantung celana nya.

"Siapa?" Tanya Hyugo.

"Papa gw baru pulang dari Chicago, gw disuruh jemput," jawab Ansel.

"Wuih, pasti ada oleh oleh tu, besok bawain ya," ucap Erland semangat, yang kemudian dibalas anggukan oleh Hyugo juga.

Val kemudian pergi meninggalkan mereka menuju kelasnya dikarenakan beberapa menit lagi bel akan berbunyi dan pelajaran akan dimulai.

...

Val sedang membereskan buku-bukunya dikarenakan jam pulang sudah tiba. Hanya tinggal dirinya disana dikarenakan hari ini giliran nya untuk membersihkan kelas.

Dimana yang lainnya? Sudah jelas pulang, hanya ada Val dan satu gadis yang memakai kacamata yang membersihkan kelas, karena hanya mereka yang tau peraturan, tidak seperti yang lain.

Val saat ini sedang menghapus papan tulis. Saat sedang menghapus papan tulis tiba tiba saja terdengar teriakan dari lapangan, bertepatan kelas Val berhadapan dengan lapangan.

"Eh? Diluar kenapa, Sel?" Tanya Val kepada Selli, yang baru saja dari luar karena sedang menyapu teras kelas.

"I -- itu, Val, Kak El - Elang, di - dia berantem," ucap Selli gugup karena barusan melihat pertengkaran itu.

Val langsung loncat dari kursi yang dinaiki nya kemudian bergegas menuju lapangan sekolah, dan betapa terkejutnya dia melihat aksi saling memukul antara Elang dan ? Entah lah, sepertinya dia adalah musuh bebuyutan Elang.

Sekolah sedang sepi saat itu, dimana satpam? Seharusnya dia melarang dua orang ini masuk.

"Sel, kamu tadi liat pak satpam?" Tanya Val kepada Selli disebelahnya.

"Enggak, Val. T - tadi, pak satpam pergi ke warung sebelah sekolah," jawab Selli kepada Val.

Val langsung berlari kearah lapangan dan menarik tangan Elang yang hendak memukul orang di depannya ini.

Elang menoleh dan melihat Val sedang mencekal tangannya agar tidak memukul pria di depannya.

"Ini sekolah bego!" Peringat Val kepada Elang.

Pria itu menghempas kan tangan Val kemudian, Val sedikit meringis di buatnya.

"Gausah ngelerai gw! Dan lo mau lo apa?! Oh, jangan jangan lo yang ngelaporin gw ke BK?!" Gertak Elang.

"Cih! Lo pikir gw ga Kena BK juga?! Dan pasti lo yang ngelaporin ke guru di sekolah gw kan!" Gertak Pria itu menatap Elang dengan tatapan tak kalah tajam.

Arunika Untuk Kanigara {Sequel Of YOUNG Z MOM} (END) ✓ (GHS GEN 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang