Berkali-kali Naruto menghela nafas, tatapannya sayu dan cara berjalannya seperti orang yang sudah kehabisan energi.
Bruukk!!
"Aduh!"
Naruto merasa telah menabrak seseorang saat pikirannya sedang kosong.
"Maaf." Naruto yang merasa dirinya sangat ceroboh langsung membungkuk dan meminta maaf pada orang yang telah ditabraknya.
Tanpa sadar sekarang kacamata miliknya sudah tidak terpasang di wajahnya.
"Kenapa setiap pertemuan denganmu harus bertabrakan."
"Sekali lagi aku minta maaf." ujar Naruto sambil sedikit menengadah, merasa familiar dengan suara yang didengar.
Beberapa kali ia mengucek matanya, mencoba memfokuskan pandangan pada sosok yang ada di hadapannya.
Dapat dilihatnya sesosok gadis dengan nametag bertuliskan 'panitia' yang tergantung di lehernya dan diikuti nama 'Hyuuga Hinata'.
Hinata terlihat sangat cantik dengan rambutnya yang tergerai indah dan kemeja putih panjang yang tertutup sweater hitam tanpa lengan serta rok hitam selutut.
"Iya tidak apa-apa. Ini, kacamatamu-" gerakan Hinata terhenti saaat ia memandang wajah orang yang ditabraknya.
"Naru...to."
"Ya?" Naruto menjawab dengan bingung, merasa janggal dekat sikap Hinata.
Apa ada yang aneh di wajahku? Kenapa tiba-tiba Hinata tertegun?
Naruto merasa sangat malu hingga ingin menutupi wajahnya dengan apapun yang bisa membuat Hinata tidak menatapnya.
'Pasti Hinata begitu kaget melihat wajahku yang buruk rupa ini.' pikiran-pikiran negatif terus bermunculan di kepala Naruto.
"Kau, punya... mata yang indah." iris indigo saling bertatapan dengan blue sapphire milik Naruto. Mata yang jernih dan sebiru laut, begitu meneduhkan.
Mengapa Hinata baru menyadarinya sekarang?
Mengapa mata seindah itu tidak pernah terekspose keberadaannya?"Ja-jangan bercanda Hinata." Naruto segera mengambil kacamata miliknya yang masih berada di tangan Hinata dan berlalu meninggalkan Hinata yang masih berada di posisinya.
"Naruto!" Hinata memanggil Naruto namun sosoknya sudah menghilang dari pandangan.
Naruto menuju toilet. Ia memandang wajahnya di cermin. Perlahan, di lepasnya kacamata yang selalu melekat di wajahnya.
'Apa benar, mataku indah?' Naruto menatap lekat-lekat irisnya, ada perasaan senang saat Hinata mengatakan jika matanya indah.
Belum pernah ia dipuji dari segi fisik oleh orang lain kecuali oleh orang tuanya. Apa lagi yang memujinya adalah gadis secantik Hinata.
Pipinya bersemu merah, namun ia segera menepuk-nepuk kembali pipinya, berusaha bersikap biasa dan memasang kacamatanya.
Ia kembali menuju kerumunan penonton dan di saat itu penampilan dari Brave Heart telah selesai.
Dari kejauhan, terlihat jelas Sakura dan Sasuke yang sedang asyik mengobrol. Sakura merapikan baju Sasuke, sedangkan Sasuke mengelus lembut kepala Sakura.
Pemandangan yang benar-benar mampu membakar hati Naruto hingga menjadi abu.
Naruto berlalu dari kerumunan, awalnya hanya berjalan dengan lambat, kemudian makin cepat hingga setengah berlari dan menghilang di balik keramaian.
.
.
.Ia berhenti di sebuah lorong, memegangi dadanya yang terasa sakit.
Naruto POV
Kenapa?
Kenapa aku seperti ini?
Kenapa rasanya sangat sakit saat melihat Sakura begitu dekat dengan Sasuke?
Mereka hanya teman sepermainan kan? Hanya itu kan?
Kenapa aku harus berlari menjauhi mereka? Kenapa aku ragu jika mereka memang 'hanya' teman?
Aku tidak suka.
Aku sungguh-sungguh tidak suka ketika Sakura dekat dengan Sasuke. Ah, bahkan ketika dia mengobrol dengan laki-laki lain pun, perasaan ini sejenak muncul.
Sakura, kenapa kau membuat perasaanku jadi seperti ini?
Aku ingin kau hanya memandangku Sakura.
Aku ingin menggantikan posisi Sasuke dan berada di sisimu setiap waktu.
Aku ingin senyuman itu jadi milikku.
Aku menginginkanmu, Sakura.Naruto POV End
Rasanya emosinya akan meledak saat itu juga hingga dirinya teringat pada satu sosok yang baru beberapa menit sebelumnya dilihatnya.
Hinata.
Ya, dia segera mencari Hinata. Naruto kembali ke depan toilet tempat mereka berpapasan. Tidak mungkin Hinata masih ada disini.
Ia mencari dan mencari ke tiap sudut sekolah hingga ke menuju ke taman.
Dapat dilihatnya gadis berponi itu sedang berdiri sendirian memegangi gelas berisi sirup sambil menatap ke arah langit, menunggu acara terakhir, yaitu pesta kembang api.
Host sudah siap menghitung mundur untuk peluncuran kembang api.
Naruto berlari menuju ke arah Hinata. Ia menarik lengan Hinata dan...
3...
2...
1...
*zzrraaassss*
*bbllaaarrrrr*
"Aku ingin berubah!"
Bersambung
Wahhh Naruto mula bergerak!!
Kenapa Naruto mencari Hinata?
Apa yang akan terjadi pada Naruto dan Hinata selanjutnya?
Bagaimana hubungan Sakura dan Sasuke sebenarnya?
Bunyikan notifikasimu agar dapat update terbaru dari kisah ini! ( ╹▽╹ )
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Rival Declaration [End]
RomanceUzumaki Naruto, dari sosok pria culun yang dijuluki 'invisible guy' saat di SMP, bertekad untuk memulai kisah barunya di SMA. Mengubah penampilan demi sosok yang dicintainya. Mau tahu perjuangan si Uzumaki dalam mengejar cintanya? Karakter : Naruto...