Sakura dan Hinata

1.6K 143 3
                                    

Hari ini libur musim panas telah dimulai. Setelah bergelut selama satu tahun di lingkungan SMA dan mengalami banyak kejadian tak terduga serta membuatnya kalang kabut, akhirnya hari ini sulung Uzumaki itu bisa bernafas lega dan menikmati hari-harinya yang bebas tanpa tekanan.

Ia tidak perlu stres karena harus berkutat dengan teman-teman populernya, memikirkan pandangan orang lain terhadapnya, dan tenggelam dalam tumpukan buku-buku pelajaran yang membebani punggungnya setiap hari.

Liburan ini juga menandai di tahun ajaran baru berikutnya ia akan mulai memasuki tingkat kedua. Itu artinya ia telah sah menjadi kakak kelas.

Oh iya, tentang rankingnya di kelas, termasuk standar. Ia hanya mendapat ranking 8 di kelas. Sedangkan Sakura berada tepat satu ranking di bawahnya dan Ino berada di urutan ke 12.

Hari ini Naruto berniat untuk menuju ke toko buku. Ia ingin membeli beberapa novel sebagai teman liburannya. Ia tidak terlalu terpatok hanya pada satu genre saja. Apabila novel tersebut dirasa menarik, maka akan langsung dibelinya tanpa mempedulikan genre novel itu.

Segera setelah mandi dan sarapan, ia bergegas untuk menuju tempat tujuannya, memakai setelan kemeja lengan panjang berwarna abu-abu dan celana jeans gelap. Tak lupa kacamata yang telah identik dengan diri Naruto.

Kedua adiknya, Boruto dan Himawari, serta Kurama sedang asyik bermain di kolam kecil yang sudah disediakan oleh Kushina.

.
.
.

Ia telah sampai di toko buku langganannya. Ia masuk dan melihat berbagai macam buku yang tertata rapi di rak-rak yang sudah disediakan.

Naruto lalu menuju ke tumpukan buku yang di atasnya tertera tulisan "Best Seller".

Matanya langsung tertuju pada sebuah buku dengan cover seorang laki-laki berseragam dengan dua wajah yang berbeda. Separuh wajah mengenakan kacamata serta berwajah culun dan separuhnya lagi tanpa kacamata dengan wajah yang tampak cool.

Ia ambil buku tersebut dan membaca judul yang tertera di sampulnya.

"Confession Rehearsal, ya?"

"Eh, i-iya." Naruto terkesiap saat mengetahui Hinata telah berada di sampingnya.

Dress pink selutut dan berlengan pendek sangat cocok dipadukan dengan flat shoes abu-abu berpita. Tas kanvas motif bunga ia sampirkan di lengan kirinya. Rambutnya dibiarkan tergerai indah sambil sesekali ia sibakkan ke belakang.

"Itu salah satu novel best seller lho. Aku suka sekali dengan tokoh utamanya." sambung Hinata.

Naruto membalik novel tersebut dan membaca sinopsis yang tertera di belakang novel.

'Ayase Koyuki.' itu adalah nama tokoh utama yang menjadi sampul di novel tersebut.

"Sepertinya menarik." ucap Naruto.

"Oh ya, perkenalkan. Aku Hyuuga Hinata." ucap Hinata sambil menyodorkan tangan tanda memperkenalkan diri dengan lawan bicaranya.

"Eng.. na-namaku Naruto. Uzumaki Naruto." jawab si surai kuning sambil membalas uluran tangan Hinata.

"Naruto, ya? Salam kenal." Setelah itu keadaan menjadi hening.

Naruto bersikap canggung sambil sesekali mencuri pandang ke arah Hinata. Sedangkan Hinata bingung karena tidak memiliki topik pembicaraan.

"Aku duluan ya." Hinata melambaikan tangan pada Naruto dan menuju ke kasir untuk membayar buku yang telah dipilihnya.

"Iya, hati-hati di jalan, Hinata." jawab Naruto lalu ia mulai mencari-cari novel lain sebagai bahan untuk
mengisi liburannya.

.
.
.

Naruto berjalan keluar dari toko buku sambil menenteng plastik yang di dalamnya telah terisi empat buah novel. Salah satunya termasuk novel yang direkomendasikan oleh Hinata.

"Hey, Naruto!" dapat ia dengar suara itu.

Suara yang sangat familiar, yang selalu membuat perasaannya dag dig dug tak karuan. Suara yang mengalun merdu di telinganya dan membuatnya lupa diri.

Ia mengedarkan pandangan ke arah sumber suara.

Dapat dilihatnya sekarang telah berdiri seorang gadis dengan surai pink dan bandana hijau yang selalu melekat di rambutnya.

Walau hanya memakai kaos putih bergambar panda dan celana berwarna cream selutut tidak membuat kecantikan yang memang sudah terpancar alami menjadi luntur.

"Sakura. Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku baru saja berbelanja di supermarket. Kau sendiri?" jawab Sakura yang menenteng barang belanjaan di plastik.

"Aku baru saja melihat beberapa novel. Untuk selingan saja selama liburan."

"Oh iya, ini untukmu." ucap Sakura sambil menyodorkan es krim coklat.

"Terima kasih, Sakura. Jadi merepotkan." jawab Naruto malu-malu.

Mereka berjalan beriringan sambil menikmati kelezatan es krim di cuaca yang panas ini.

"Tidak apa-apa. Novel apa yang kau beli?"

"Ini." ucap Naruto sambil menyodorkan novel Confession Rehearsal yang baru saja dibelinya.

"Oh, novel ini. Aku juga sudah membacanya. Ceritanya sangat menarik. Aku jadi tidak sabar menunggu kelanjutan novel ini." Sakura menyahut dengan sumringah dan mata Naruto tak bisa lepas dari Sakura.

Sakura terus mengoceh sementara Naruto hanya memandanginya, tidak fokus pada isi percakapan. Hanya memandangi Sakura sudah lebih dari cukup baginya hingga tanpa sadar mereka telah berada di persimpangan jalan.

"Rumahku ke arah sana. Bagaimana denganmu?" kata-kata Sakura membuat Naruto tersadar.

"Aku ke arah sini." ucap Naruto sambil menunjuk ke arah yang berlawanan dengan Sakura.

"Baiklah, sampai jumpa, Naruto!" lambaian tangan Sakura mengakhiri obrolan mereka siang ini.

Bersambung

Confession Rival Declaration [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang