Ahaha-haha..
Aku sedang bermimpi kan?Mimpiku kali ini sungguh indah.
Jadi, ini rasanya memiliki teman?
Duduk bersama di kantin sambil bersenda gurau, lalu pulang bersama diiringi canda tawa.
Sungguh menyenangkan.
Kalau bisa, aku tidak ingin bangun dari mimpi ini.Hey, sadarlah Naruto. Ini cuma mimpi.
Kau harus segera bangun, kalau tidak kau akan terlambat masuk sekolah.
Ah, benar. Aku harus segera bangun dari mimpi ini.
Sadarlah, hal seperti ini tidak akan pernah terjadi di kehidupanmu.
Yosh! Ayo bangun!*Plak
*Plak
*Plak plak plak
"Hey, apa sih yang kau lakukan?!" Sakura berteriak histeris melihat tingkah Naruto.
Beberapa kali ia memukuli wajahnya, berharap segera bangun dari 'mimpi'nya. Namun, berkali-kali ia mencoba, wujud Sakura, Sasuke, Ino, dan Shikamaru tetap berjalan bersamanya.
Ia terus memukuli wajahnya, tapi hanya rasa sakit yang timbul, membuat pipinya kemerahan.
"Naruto, jangan berbuat yang aneh-aneh!" teriak Ino. Ia sendiri takut melihat Naruto yang bertingkah ala-ala masokis.
Ia berhenti. Membuat Sakura, Ino, Sasuke, dan Shikamaru yang sudah selangkah lebih dulu ikut berhenti dan memandangnya heran. Mata Naruto membulat sempurna.
"EE-EEHHH?!!!"
"JA-JADI INI BUKAN MIMPI?!!"
.
.
.Hampir satu bulan sudah Naruto berkutat dengan ke empat orang ini. Berawal dari perkenalan Sakura, hingga akhirnya berujung pada mereka berlima yang sekarang duduk di kantin sambil menikmati menu makan siang.
Beberapa kali Naruto mencoba menghindar saat diajak Sakura untuk makan maupun pulang bersama. Saat jam makan siang, Naruto memberi alasan seperti pergi ke toilet, sudah kenyang, mau ke perpustakaan, ataupun sedang malas keluar.
Begitu juga saat akan pulang, beberapa alasan seperti masih ada materi yang belum dicatat, mau mengerjakan tugas, atau ada piket juga turut diungkapkan.
Kadang-kadang, sebelum Sakura akan mengajaknya, ia sudah lebih dulu menghilang dari kelas. Bukannya tidak ingin punya teman, hanya saja Naruto merasa kurang pantas menjadi teman mereka.
Bayangkan betapa cantiknya Sakura dan Ino, lalu Sasuke yang super tampan, dan Shikamaru, walaupun biasa saja tapi memiliki aura yang aneh (?).
Sedangkan dia? Dari fisik saja sudah kalah jauh, bagaikan pungguk merindukan bulan.
Naruto terus menyeruput ramen yang ada di hadapannya. Menyesap tiap helai mie yang begitu lembut dan kenyal di lidah. Naruto sangat suka dengan ramen, hampir tiap jenis ramen sudah dicoba olehnya, hingga orang rumah menyebutnya penggila ramen.
Salah satu warung ramen favoritnya terletak tak jauh dari rumah, namanya Ichiraku Ramen. Hingga pemilik ramen, Teuchi dan anaknya Ayame, sangat akrab dengan salah satu pelanggan setianya ini.
"Kau sangat suka ramen ya?" tanya Sakura.
Naruto yang masih asyik menyeruput ramen sampai tersedak. Sasuke segera memberinya minum agar ramennya cepat tertelan. Naruto tidak menyangka ada orang lain yang mengetahui kesukaannya hanya dalam sekali lihat.
Ia menatap Sakura, sedangkan yang ditatap masih tertawa mengingat adegan Naruto tersedak.
Refleks Naruto blushing, pipinya sedikit merona, antara malu dengan kejadian tadi dan terpesona dengan senyum Sakura yang sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Rival Declaration [End]
RomanceUzumaki Naruto, dari sosok pria culun yang dijuluki 'invisible guy' saat di SMP, bertekad untuk memulai kisah barunya di SMA. Mengubah penampilan demi sosok yang dicintainya. Mau tahu perjuangan si Uzumaki dalam mengejar cintanya? Karakter : Naruto...