Aku Ingin Berubah!

1.8K 157 22
                                    

3...

2...

1...

*zzrraaassss*

*bbllaaarrrrr*

"Aku ingin berubah!"

.
.
.

"Huh?" Hinata memandang Naruto dengan bingung. Mencoba mencerna maksud dari perkataan lawan bicaranya.

"Ah, ya.. aku ingin bertemu denganmu besok, jam 10 di taman seberang Kitazawa Bookstore." jawab Naruto sambil memberi tatapan intens pada Hinata.

"Memangnya ada ap-"

"Hinata!/Hina-chan!" belum sempat Hinata melanjutkan perkataannya, ia dapat mendengar panggilan teman-temannya yang sepertinya sedang mencarinya.

"Jadi, bagaimana?" tawar Naruto lagi.

"Em, baiklah." Hinata mengangguk tanda setuju sambil sesekali melempar pandangan ke sekeliling, sedikit gelisah mengetahui teman-temannya sedang kerepotan mencari dirinya.

"Oke, terima kasih Hinata." Naruto berterima kasih dan menampilkan senyum tiga jari dengan raut wajah yang sangat sumringah.

"Sepertinya aku sedang dicari oleh teman-temanku. Aku duluan ya." Hinata melenggang pergi dari tempatnya, tak lupa melambaikan tangan pada Naruto.

Ia segera menuju ke sumber suara yang sedari tadi tak kunjung berhenti merapalkan namanya.

"Iya." Naruto pun ikut berlalu, kembali membaur dengan kerumunan dan menuju teman-temannya yang mungkin saja juga menunggunya.

.
.
.

"Hinata, kau ini kemana saja?!" Tenten setengah mengomel begitu menemukan si gadis bersurai scarlet yang sekarang tepat berada di hadapannya dan berkali-kali mengatupkan kedua tangan tanda permohonan maaf.

"Hina-chan? Kau tadi melihat penampilanku? Bagaimana? Keren kan?" Kiba langsung saja memberondong Hinata pertanyaan. Tidak sabar untuk mendengar jawaban dari gadis yang ia taksir selama ini.

Berharap Hinata ikut terkagum-kagum akan penampilannya, seperti para gadis lain yang ikut meneriaki nama Kiba saat memainkan drum dengan tenaga penuh.

"Maaf teman-teman, tadi aku sedang mengobrol dengan Naruto. Oh iya Kiba, penampilanmu sangat keren." Hinata mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum lebar pada Kiba.

Wajah Kiba langsung merah seketika hingga mengeluarkan uap, seperti air yang baru saja direbus.

"Hahaha... Hina-chan memang terbaik!" lelaki pecinta anjing ini segera menghamburkan diri ke arah Hinata, ia ingin memeluknya dengan kencang hingga tak bisa terlepas.

"Kau ini!!" beruntung Tenten segera memberikan bogem mentah pada Kiba sebelum kesucian Hinata ternoda (?).

Kini di kepala Kiba telah tercetak benjolan merah sebesar bola tenis dan terlihat berdenyut.

"Ngomong-ngomong, siapa itu Naruto?" tanya Tenten.

"Dia anak kelas 11, sama seperti kita, aku juga belum terlalu mengenalnya. Tenten, kau ingat? Lelaki yang pernah menabrakku di lorong waktu itu." Hinata mencoba membuka kembali memori lama saat mereka bertiga bertemu di lorong.

"Oh, si kuning berkacamata? Sepertinya dia bukan orang yang dikenal di kalangan anak-anak." jawab Tenten bersidekap dan menaikkan sebelah alisnya. Tidak terlalu tertarik dengan Naruto.

"Orang seperti dia berani berbicara dengan Hinata-ku?! Awas saja!" Kiba yang sudah pulih (?) mengepal-ngepalkan tangannya. Kesal dengan cerita Hinata.

Kenapa orang seperti itu bisa 'menyentuh' Hinata –yang notabenenya tak sengaja bertabrakan-.

"Sudah, sudah. Ayo kita nikmati pesta kembang apinya." Hinata merangkul kedua sahabatnya dan kembali menikmati pesta kembang api.

.
.
.

"Naruto!" Sakura yang melihat temannya dari kejauhan mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan menyerukan namanya.

Naruto menoleh dan melihat Sakura, Ino, Sasuke, dan Shikamaru sudah berkumpul. Ia berlari menghampiri mereka.

"Naruto, dari mana saja kau ini?" tanya Ino, kedua tangannya ditekuk menyentuh pinggang.

"Maaf, tadi aku lama mengantri di toilet." Naruto berbohong dan mengatupkan kedua tangan, sama seperti yang dilakukan Hinata di tempat lain.

"Kau hampir ketinggalan pesta kembang apinya." sambung Sasuke.

"Haha... maaf, maaf." jawab Naruto dan mereka kembali menonton pesta kembang api yang menghiasi langit malam ini.

Festival selesai jam 10 malam. Naruto dkk pulang dengan menumpang mobil milik Shikamaru.

Ya, satu fakta yang mengejutkan lagi dari seorang Shikamaru. Ia adalah anak dari Nara Shikaku yang menjabat sebagai salah satu pegawai pemerintahan setempat.

Ternyata selain pintar, Shikamaru juga orang kaya. Namun ia tak pernah memperlihatkan itu semua di depan teman-temannya.

Shikamaru selalu berpenampilan sederhana dan tingkahnya juga tidak mencolok. Ia bukan sosok yang ingin terlihat tenar di depan teman-temannya.

Sekarang Naruto menjadi semakin kagum dengan sosok lelaki berambut nanas tersebut. Calon pendampingnya kelak pasti akan jadi wanita yang paling beruntung mendapatkan paket lengkap seperti Shikamaru.

Oh ya, soal apakah Shikamaru memiliki SIM atau tidak, tanpa perlu dibahas pun, kalian sudah tahu jawabannya kan?

.
.
.

"Aku pulang." Naruto masuk dan mendapati kedua orang tuanya serta Boruto yang sudah berdiri di depan pintu. Ia bergidik ngeri melihat tatapan kedua orang tuanya -terutama Kushina-

'Sepertinya aku akan kena semprot malam ini.'

"Naruto, kau tadi diantar siapa?" suara berat Minato membuka percakapan.

"Ah, aku diantar temanku, yah. Maaf aku tidak mengabari. Hpku lowbat sejak tadi siang." jawab Naruto tertunduk. Ia tidak sempat men-charge hpnya di sekolah.

"Mobilnya keren sekali. Pasti dia sangat kaya ya, kak?" suasana yang awalnya tegang jadi melunak setelah kalimat itu meluncur dari bocah seusia Boruto.

"Tidak hanya kaya, tapi dia juga pintar dan baik hati. Kalau kau ingin seperti dia, kau harus rajin belajar dan jadi anak baik ya." jawab Naruto.

Ia mencubit pelan hidung pesek Boruto hingga warnanya berubah merah. Si kuning kecil menggerutu sambil mengusap-usap hidungnya korban kejahilan sang kakak.

Minato dan Kushina yang melihat tingkah kedua putranya tertawa dan suasana pun kembali normal.

"Bagaimana festivalnya? Menyenangkan?" tanya Kushina.

"Yaa.. begitulah." jawab Naruto singkat.

"Hm, benarkah? Sepertinya kau menyembunyikan sesuatu." Satu sudut bibir Kushina terangkat. Mencoba mencari tahu maksud perkataan Naruto.

"Tidak, hanya saja... Ekhem, aku ngantuk. Aku mau tidur dulu." Naruto segera menyudahi percakapan. Jika ibunya yang bertanya pasti tidak akan ada habisnya.

"Haduh, anakmu satu ini memang sulit diajak bercerita ya. Mirip seperti ayahnya." Kushina menyentuh keningnya dan melirik ke arah suami tercintanya.

"Yah, mungkin nanti ia akan berubah." tawa tipis Minato mengakhiri obrolan keluarga Uzumaki malam ini.

Bersambung

Wihh Naruto mau bertemu dengan Hinata!

Ga nyangka ternyata Shikamaru anak orang kaya :>

Ortunya Naruto suka banget ngegoda Naruto hihi :>

Tunggu chapter selanjutnya!

Confession Rival Declaration [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang