Part 12

308 49 6
                                    

Ten dan Doyoung kembali ke kelas mereka dengan perasaan jengkel dan kesal. Sepanjang lorong menuju kelasnya, mereka terus saja mengatai dan mengumpati Lucas seenaknya.

"Lucas benar - benar sangat menjengkelkan. Dia pikir siapa dia berani - beraninya mengusir kita." Ten duduk di kursinya di ikuti oleh Doyoung di sebelahnya.

Doyoung menghela nafasnya. "Kau benar Ten, ah sudahlah biarkan saja yang penting Taeyong sudah baik - baik saja."

Guru yang mengajar di jam mata pelajaran pertama akhirnya datang. Murid - murid yang tadinya asik saling mengobrol mulai berhamburan kembali ke tempatnya masing - masing dan terdiam. Hari senin setelah upacara adalah jam penderitaan mereka, murid kelas 11 IPA-1. Bagaimana tidak, ini adalah waktunya matematika dan guru killer yang bernama Byun Baekhyun sudah berdiri di depan sana.

"Selamat pagi anak - anak!." Sapa Baekhyun setelahnya.

"Selamat pagi ssaem!." Jawab murid kelas 11 IPA-1 serentak.

Baekhyun tersenyum kemudian berjalan menuju ke tempatnya. "Sepertinya kalian semangat sekali dan sudah tidak sabar untuk memulai pelajaran matematika hari ini."

Tidak ada satu pun dari mereka  yang merespon ucapan Baekhyun. Oh ayolah memangnya siapa juga yang menyukai pelajaran matematika, pasti semua orang membencinya.

"Baiklah anak - anak sebelum pelajaran di mulai ssaem akan mengabsen dulu kalian semua."

"Huang Guan Heng?!."

"Hadir!."

"Huang Xuxi?!."

"........................."

Tidak ada jawaban, Baekhyun yang semula menatap lembar absensi yang di pegangnya kini mulai menatap satu per satu dari murid di dalam kelasnya. "Di mana Huang Xuxi?, ada yang tau?."

Ten segera mengangkat tangannya, membuat atensi yang tadinya gokus ke depan mulai menatapnya. "Maaf ssaem, Lucas hari ini izin dari mata pelajaran matematika karena dia sedang menjaga Taeyong di UKS."

"Memangnya Taeyong kenapa?." Tanya Baekhyun akhirnya.

"Sakit ssaem, Taeyong tadi pingsan setelah kembali dari lapangan." Jelas Ten yang membuat Baekhyun mengangguk mengerti.

"Taeyong pingsan ya?, tapi kenapa?. Apa dia sedang sakit?, jika dia sedang sakit kenapa dia harus masuk sekolah?." Mark bertanya pada dirinya sendiri setengah berbisik setelah mendengar ucapan Ten.

Mark buru - buru menggelengkan kepalanya. Sejak kapan Mark peduli tentang Taeyong?. Jika Taeyong sakit itu bukan urusannya. Tapi kenapa tiba - tiba Mark merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Taeyong sakit dan Lucas yang menjaganya?. Mengapa harus Lucas dan bukan Ten atau Doyoung saja?. Bukankah Ten dan Doyoung adalah sahabat Taeyong?. Lalu Lucas itu siapanya?. Atau jangan - jangan tanpa sepengetahuan Mark, Lucas sedang menjalin hubungan spesial dengan Taeyong-nya?.

Mark tersadar dari lamunannya ketika Hendery tiba - tiba memukul bahunya. "Hey Mark, apa menurut mu Lucas dan Taeyong itu memiliki sebuah hubungan?."

Mark menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tau dan tidak ingin tau!. Lebih baik sekarang kau diam saja dan perhatikan depan!."

Di balik ucapan Mark dengan ketidak ingin tahuannya itu, sebenarnya terselip adanya rasa pensaran juga. Kedekatan Lucas dan Taeyong berhasil menggonjang - ganjingkan hatinya. Walaupun Mark sudah berusaha untuk tidak peduli, namun hati kecilnya seolah berteriak ingin meminta kepastian.

*******

"Xuxi, ayo kita kembali ke kelas!. Aku sudah merasa lebih baikan." Ajak Taeyong sedikit mengguncang lengan Lucas.

Distance (Markyong) // On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang