Part 2

447 64 6
                                    

Mark melangkah gontai menuju kelasnya. Muak sekali rasanya harus berada di kelas yang sama dengan pembunuh ibunya. Bagaimana tidak muak jika musuhmu berada dekat mu, tepat di samping mu bahkan kalian sebangku?. Mark pikir sulit sekali untuk menjauhkan diri dari seorang Lee Taeyong, teman masa kecilnya yang dahulu juga pernah menduduki tempat spesial di hatinya. Tapi sayang, kini Taeyong telah berubah posisi menjadi seseorang yang amat sangat Mark benci.

"Sialan!." Umpatnya.

"Hai Mark!." Mark menolehkan kepalanya dan melihat dua orang sedang berlari ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan kedua sahabatnya yang gila itu, si Kuda dan Gorila.

"Tumben sekali kau datang agak siang hari ini, uhm maksud ku kenapa kau berangkat tidak sepagi biasanya?." Tanya Lucas yang dibalas anggukan kepala oleh Hendery.

"Iya benar. Ah kurasa Mark sedang bosan belovey-dovey dengan bangku yang menjadi tempat tidur kesayangannya itu Cas, makanya dia berangkat agak siang hari ini." Hendery dan Lucas terkekeh setelahnya yang langsung mendapat pelototan tajam dari Mark.

"Tutup mulut kalian!. Lagi pula aku berangkat lebih awal atau tidak itu terserah ku, dan apa masalahnya untuk kalian?. Tidak ada kan?!. Aku hanya malas saja datang ke sekolah hari ini dan harus bertemu dengan makhluk sialan yang sangat - sangat menjijikkan itu!." Mark memutar bola matanya malas kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Lucas dan Hendery dalam kebingungan.

"Siapa yang sialan?." Hendery mengangkat salah satu alisnya dan menatap Lucas.

"Entahlah." Lucas pun berlari mengejar Mark meninggalkan Hendery yang masih berkutat dengan pikirannya.

*******

Masih sama seperti kemarin, kondisi Taeyong dan Mark tak jauh berbeda. Tidak ada yang membuka mulut diantara mereka, Mark yang memang malas dan Taeyong yang malu untuk memulai pembicaraan.

"Tae, ke kantin yuk?!." Ajak Ten dan Jungwoo setelah mendengar suara bel istirahat kedua berbunyi.

"Terima kasih Ten, tapi aku tidak ingin pergi ke kantin hari ini."

"Baiklah. Kalau begitu aku dan Jungwoo pergi dulu ya." Jungwoo dan Ten membalikkan tubuh mereka mulai melangkahkan kakinya pergi meninggalkan bangku Taeyong.

Taeyong memutar tubuhnya mengambil sebuah kotak berwarna biru yang ada di dalam tasnya. Bekal makan siang dari sang ibu yang khusus di buat untuknya. Taeyong kemudian membuka kotak bekalnya untuk melihat makan siang apa kira - kira yang di siapkan ibunya.

Taeyong terkejut ketika membuka kotak bekalnya dan melihat bento berbentuk singa di dalamnya. Singa ya?. Taeyong jadi mengingat seseorang, seseorang yang kini sedang duduk di sampingnya. Taeyong tersenyum saat melihat Mark sedang bersenandung kecil sambil menutup mata dengan earphone yang menyumpal telinganya.

Dia benar - benar sangat tampan. 6 tahun berlalu tidak banyak berubah dari lelaki di sampingnya itu, masih tetap sama seperti dulu, hanya saja dia semakin dewasa dan semakin tampan tentunya. Taeyong benar - benar sangat merindukan lelaki di sampingnya itu, laki - laki yang selalu menempati bagian hatinya yang terdalam, dulu, sekarang bahkan nanti. Rasa yang sama, rasa yang masih ada.

Taeyong membuang napasnya perlahan. Hari ini Taeyong berniat mengambil kembali hati Mark, ia sangat ingin memperbaiki hubungan yang dulu pernah mereka hancurkan. Tak apa jika Mark akan berkata kasar atau bahkan memarahinya, Taeyong akan tetap berusaha. Jika Mark belum bisa memafkannya, maka dia tidak akan menyerah, dia akan tetap berusaha dan berusaha. Mungkin dengan waktu, perjuangan dan juga cintanya Mark akan luluh dan kembali lagi padanya.

Taeyong mengguncang tubuh Mark pelan dari samping, namun tak ada respon berarti yang ia dapatkannya. "Hyung......"

"Mark hyung!." Panggil Taeyong lagi.

Distance (Markyong) // On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang