"Minumlah hyung." Taeyong menyerahkan secangkir kopi yang baru saja ia buat kepada Johnny.
Hujan turun sangat deras di luar membuat Taeyong meminta Johnny untuk tetap tinggal sampai hujan sedikit mereda. Bukankah berbahaya jika menyetir di kala hujan dengan angin dan kilat yang menyambar?.
Taeyong duduk di hadapan Johnny sambil memakan cookies buatannya. Suasana memang terkesan begitu canggung di antara keduanya. Sebelumnya mereka memang sedikit berbicara karena ada Jeno sebagai perantaranya, namun sekarang Jeno sedang tidak ada.
Johnny menghela nafas, sepertinya memang dominanlah yang harus memulai segalanya. "Uhm Yongie maaf jika hyung lancang, kau ini kan bersekolah di Neo City International High School, tapi mengapa hyung merasa sangat asing dengan wajah mu ya?. Maksud hyung, hyung seperti belum pernah melihat mu sebelumnya?."
Taeyong terkekeh kemudian menutup toples cookies yang sedari tadi di pangkuannya dan kembali meletakkannya di atas meja. "Maklum saja hyung tidak pernah melihat ku, aku ini kan memang baru saja masuk ke sekolah di tingkat 11 semester 2 ini."
"Ah kalau begitu pantas saja, biasanya hyung tau wajah - wajah murid di sekolah walaupun hyung tidak mengenalnya."
Taeyong tersenyum tipis kemudian menyeruput tehnya yang sudah mulai menghangat. "Sebelumnya aku Home Schoolling hyung. Dulu aku memiliki sebuah masalah dengan kejiwaan ku, ya mungkin bisa di bilang depresi juga karena rasa trauma di masa kecil. Jadi bunda memutuskan bahwa aku hanya akan belajar di rumah saja. Tapi berhubung sekarang kondisi ku sudah sangat membaik, mangkanya bunda mengizinkan ku untuk pergi belajar ke sekolah."
"Oh begitu ya?." Johnny menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ingin bertanya lebih lanjut namun ia takut Taeyong akan mengira bahwa dirinya terlalu lancang dan tidak menghargai privasi orang lain.
"Uhm hyung sebentar ya, aku akan ke atas untuk mandi dan berganti pakaian. Kau tidak apa kan jika aku tinggal sendirian?."
Johnny mengangguk, astaga apakah Taeyong berpikir bahwa Johnny ini anak TK sampai - sampai ia akan merasa takut jika di tinggal sendirian.
"Iya tentu saja."
"Kalau begitu aku tinggal dulu ya hyung?!."
Taeyong beranjak dari posisinya, ia menyambar tas yang tadi ia letakkan dia atas laci dekat sofa sebelum membawa langkahnya menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar pribadinya.
Taeyong melepaskan seluruh pakaian yang ia kenakan dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak sampai 15 menit Taeyong sudah selesai dari acara mandinya. Ia keluar dari kamar mandi dengan bathrobe kemudian mengambil sweter abu - abu dan celana putih panjang.
Taeyong cepat - cepat mengenakan pakaiannya, setelahnya ia menyisir rambut dan memoleskan liptint berwarna natural di bibir tipisnya. Taeyong biasanya melakukan hal ini dengan sangat lama, namun berhubung di bawah sedang ada Johnny, jadi Taeyong sedikit mengurangi waktunya.
Taeyong menuruni anak tangga, ia dapat melihat Johnny yang sedang asik memainkan ponsel sambil melahap cookies coklat buatannya yang ada di meja. Johnny pun menoleh kala mendengar suara derap langkah kaki yang mulai mendekat ke arahnya.
"Johnny hyung!."
Johnny menatap Taeyong dari ujung kepala sampai ujung kaki tanpa mengedipkan matanya. Ia begitu terpesona dengan lelaki cantik yang saat ini tengah berdiri di hadapannya sambil tersenyum manis. Bagaimana tidak, penampilan Taeyong terlihat begitu menawan dengan sweater abu - abu kebesaran yang menenggelamkan tubuh mungilnya di tambah lagi polesan make up yang tidak terlalu kentara di wajah dan bibir tipisnya, oh astaga benar - benar ciptaan Tuhan yang sempurna dan luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance (Markyong) // On Hold
FanfictionMencintai mu tidak akan pernah semudah itu, dinding tinggi yang kau bangun di hati mu seolah menyadarkan ku bahwa kau memang tidak akan pernah bisa menjadi milik ku. Aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga, mencoba meluluhkan hati mu dengan seluruh...