Mark menatap sebuah kotak beludru berwarna biru tua di tangannya, perlahan ia membuka kotak itu kemudian mengambil benda yang ada di dalamnya. Mark tersenyum memandangi benda yang berada dalam genggamannya sambil membayangkan betapa indahnya jika sosok itu jika memakainya. Pasti akan sangat cocok.
"Ku rasa kau akan menyukainya. Tidak, kau pasti akan sangat menyukainya!." Monolog Mark sambil tersenyum tipis.
"Aku yakin kau pasti cocok memakai ini, benda ini pasti akan terlihat sangat indah ketika menghiasi diri mu. Ini memang indah tapi kau jauh lebih indah."
"Tapi bagaimana cara ku memberikan ini pada mu?."
Mark menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar. "Apa aku harus datang ke acara mu?. Tapi, aku benar - benar belum siap jika harus bertemu dengan kedua orang tuamu."
Mark menggeleng ribut. "Tidak - tidak, aku tidak bisa datang."
"Mungkin nanti aku akan memberikan kejutan spesial untuk mu, hanya kita berdua dan tidak ada orang lain yang akan mengganggu."
"Setelah hari ini aku pastikan semuanya akan berubah, tidak hanya pada ku tapi juga pada mu."
Mark menaruh kembali benda yang tadi ia pegang ke dalam kotak beludru biru. Setelah menutup kotak itu, Mark kemudian memasukkannya ke paper bag berwarna merah muda bersama dengan sebuah plushie singa dan juga sepucuk surat.
*******
Taeyong menatap satu persatu orang yang datang ke pesta ulang tahunnya malam ini. Semua teman - temannya sudah datang, tapi tidak dengan satu orang. Satu orang yang benar - benar ia tunggu kehadirannya, orang yang begitu spesial untuknya, siapa lagi kalau bukan Mark.
Taeyong tersenyum miris, bagaimana mungkin ia masih mengharapkan sosok yang bahkan sangat membencinya hadir di hari bahagianya. Meskipun bukan hal yang tidak mustahil, tapi itu benar benar tidak mungkin.
Ketika tengah melamunkan Mark, Taeyong tiba - tiba tersadar ketika ia merasakan sebuah tepukan lembut di bahu kirinya. Taeyong yang terkejut lantas menoleh dan menemukan Ten, Doyoung, Jungwoo, Johnny, Lucas, Hendery dan juga Jeno.
"Kalian?."
"Selamat ulang tahun Yongie sayang." Ucap Ten, Doyoung dan Jungwoo beriringan sebelum memberikan kado yang mereka bawa kepada Taeyong.
Setelah menerima hadihnya, Taeyong lantas memeluk ketiga sahabatanya. "Ah gomawooo."
"Aniyeyo." Ten menggeleng dan mempererat pelukannya.
Melihat adegan di hadapannya, seketika membuat Lucas melipat kedua tangannya di depan dada dan berucap dengan nada mengesalkan tak terima. "Ckkk kenapa kalian asik sendiri?. Heol kami ada di sini!."
"Kenapa kau hanya memeluk, Ten, Doyoung dan Jungwoo saja?. Aku kan ingin memeluk mu juga." Lucas terkekeh, ia kemudian mendekat ke arah Taeyong dan merentangkan kedua tangannya berniat memeluk Taeyong sebelum Jeno menarik kerah belakang kemejanya.
"Jangan macam - macam dengan adikku atau kau akan akan aku tendang kelur dari rumah ku!." Ucap Jeno pedas yang membuat Johnny terbahak.
"Jangan tertawa karena peringatan itu berlaku untuk mu juga!." Johnny terdiam setelah Jeno melanjutkan ucapannya dan pergi meninggalakan mereka semua.
Mendekati Taeyong tidak akan mudah dan berjalan lancar begitu saja bagi Johnny dan Lucas selama Jeno masih terus mengawasi mereka berdua. Mungkin alangkah baiknya jika Johnny mengambil hati Jeno terlebih dahulu sebelum meluluhkan Taeyong dan mendapatkannya, karena sepertinya restu Jeno lah yang merupakan kunci utama. Kakaknya sebelum adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance (Markyong) // On Hold
FanficMencintai mu tidak akan pernah semudah itu, dinding tinggi yang kau bangun di hati mu seolah menyadarkan ku bahwa kau memang tidak akan pernah bisa menjadi milik ku. Aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga, mencoba meluluhkan hati mu dengan seluruh...