Taeyong yang baru saja mandi dan berganti pakaian segera turun ke bawah setelah mendengar suara keributan. Jujur saja Taeyong tidak mengerti mengapa bisa ada keributan sepagi ini. Pasalnya, orang tua bahkan pembantunya juga masih belum kembali.
Seketika langkah Taeyong terhenti di anak tangga ketika matanya menangkap sosok Lucas dan Johnny sedang beradu mulut dengan Jeno yang menengahi. Taeyong tidak habis pikir mengapa dan untuk apa pagi - pagi sekali mereka sudah berada di rumahnya.
Taeyong menghampiri mereka bertiga, ia menggelengkan kepalanya. "Astaga apa kalian datang ke rumah orang sepagi ini hanya untuk bertengkar?!."
"Hehehe maaf Yongie-ya." Johnny terkekeh, melepaskan pitingan tangannya dari leher Lucas setelah mendengar sebuah suara dari seseorang yang sedari tadi menjadi alasan pertengkaran.
"Kenapa kalian ke mari?." Tanya Taeyong menaikkan sebelah alisnya masih dengan tangan yang terlipat di depan dada.
"Aku ingin menjemput mu!." Jawab Lucas dan Johnny serentak.
Taeyong kemudian menunjuk dirinya sendiri. "Aku?. Kalian ingin berangkat bersama ku?."
"Ya, tentu saja." Jawab mereka lagi.
"Kau ini kenapa ikut - ikutan saja sih hyung?!."
"Heh Lucas sialan kau itu yang ikut - ikutan dengan ku!."
"Kau hyung!."
"Heh bocah, aku yang lebih dulu ke mari. Itu artinya kau yang mengikuti ku!."
"Johnny hyung buta?!. Apa kau tidak lihat mobil ku di luar sana terpakir di depan mobil mu, itu artinya aku yang di sini lebih dulu dari pada diri mu."
"Peduli setan, intinya hari ini Taeyong akan berangkat ke sekolah bersama ku!."
"Enak saja, Taeyong akan berangkat bersama ku hyung!."
"Taeyong harus berangkat bersama ku, titik tidak pakai koma."
"Tidak bisa!. Pokoknya hari ini aku dan Taeyong yang akan berangkat bersama!."
"Diam kalian berdua!. Tidak ada yang akan berangkat bersama Taeyong hari ini, karena Taeyong akan berangkat bersama ku!." Tegas Jeno, ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang tamu. Ia sampai lupa mandi karena terlalu sibuk dengan 2 kunyuk yang mengganggunya sedari tadi.
Namun sebelum kakinya menaiki satu persatu anak tangga, Jeno menolehkan kepalanya dan menatap tajam Lucas dan Johnny yang masih terdiam di sofa.
"Pergi sana, jangan sampai aku melihat kalian masih ada di sini ketika aku sudah selesai mandi nanti!."
"Kau ini jahat sekali hyung, biarkan saja dulu mereka ada di sini. Kasihan, aku yakin mereka berdua pasti belum sarapan karena datang ke mari terlalu pagi. Izinkan mereka makan bersama kita ya hyung?."
Jeno memutar bola matanya malas lalu kembali melangkah. "Ck, terserah kau saja!."
"Terima kasih hyung, aku mencintai mu!."
*******
Taeyong mendengus kesal ketika tiba - tiba Jeno menarik pergelangan tangannya dan bersikeras untuk mengantarnya ke kelas. Mereka berdua berjalan beriringan masih dengan Johnny dan Lucas yang mengekor di belakang.
Jeno mengecup pucuk kepala Taeyong setelah mereka sampai di depan pintu masuk kelas 11 IPA-1. "Masuklah Yongie sayang, semangat belajarnya oke?!."
Taeyong kemudian mengangguk dan mencium pipi kiri Jeno. "Tentu, Jeno hyung juga."
"Ah aku iri, kau tidak ingin mencium pipi ku juga Yongie-ya?." Celetuk Johnny yang langsung saja dihadiahi tatapan menusuk dari Jeno.
"Heh Johnny jaga mulut mu itu atau ku tendang selangkangan mu!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance (Markyong) // On Hold
FanficMencintai mu tidak akan pernah semudah itu, dinding tinggi yang kau bangun di hati mu seolah menyadarkan ku bahwa kau memang tidak akan pernah bisa menjadi milik ku. Aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga, mencoba meluluhkan hati mu dengan seluruh...