chapter 1

472 52 8
                                    


Jangan lupa follow dan vote cerita ini

Ramein komentarnya dong


H A P P Y  R E A D I N G✨













"Bangun pagi gosok gigi cuci muka tidak mandi," suara yang terdengar sangat sumbangan itu tidak menyadarkan Jia untuk berhenti bernyanyi.

Aktivitas pagi di hari Minggu hanyalah rebahan, sambil menikmati cemilan yang tidak di jamin sehat bagi ginjal yang terpenting dan palingan utama adalah rasanya.

Sebelum rebahan terlebih dahulu menyapa tetangga yang baik hati dan tidak sombong, seperti tetangga di depan rumahnya sudah ganteng, hidung mancung, kulit putih bersih idaman emak-emak kompleks banget.

Perlahan Jia membuka kaca jendelanya, pandangannya langsung tertuju kepada sosok yang sedang duduk di balkon sambil memangku laptop, Jia membayangkan dirinya berada di sana sambil mengantarkan kopi kepada seorang yang telah sah menjadi suaminya, akhh indahnya halu di pagi hari.

"Vito!" Jia melambaikan tangannya memanggil sosok yang ada di depannya, suaranya yang cempreng pasti sampai di telinga Vito.

Vito mengangkat wajahnya melihat cewek yang masih lengkap dengan piyama yang bermotif Teddy bear sangat terlihat lucu, tidak lupa rambutnya yang masih awut-awutan pemandangan seperti ini sudah menjadi makanannya setiap hari.

"Kesini," gerakan bibir Vito mampu terbaca oleh Jia.

Dengan cepat Jia merapikan pakaian dan rambutnya sebelum pergi bertamu kerumah calon mertua, kebiasaannya yang setiap pagi tidak pernah absen untuk bertamu kerumah Vito.

Rumput tetangga lebih segar di banding rumput sendiri, pepatah ini sangat cocok untuk menggambarkan kondisi sekarang, Vito lebih ganteng ketimbang sepupu-sepupunya dan Vito merupakan tetangganya maka dari itu rumput tetangga lebih menggoda.

"Assalamualaikum!" Jia mengetuk pintu rumah dengan sangat pelan dan kalem, seperti di film-film datang bertamu dengan mengetuk pintu rumah mengesampingkan bel yang ada di atas kepalanya, Jia seketika lupa bel berfungsi untuk apa.

Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat segar bugar datang membukakan pintu, siapa lagi kalau bukan calon mama mertua Jia.

"Assalamualaikum ma! Aduh udah lama nggak ketemu Jia jadi rindu," tutur Jia memeluk Rani Dengan erat tidak lupa ber cipika-cipiki.

"Kamu bisa aja, kan kemarin kamu seharian di rumah ini, malamnya baru pulang." ucap Rani Dengan senyum hangatnya, membawa Jia masuk kerumahnya. Rumah yang tentunya saja tidak asing bagi Jia, bahkan Jia saja tahu tata letak barang-barang dirumah ini, terkecuali brangkas penyimpanan duit.

Mama, Jia telah memanggil Rani Semenjak dia SMA kelas 2 karena Rani Yang tidak memiliki anak perempuan jadi menyuruh Jia memanggil mereka dengan sebutan mama dan papa. Walaupun awalnya di tolak oleh Jia karena alasan yang tidak di ketahui akhirnya dia mulai memanggil mama.

Alasan Jia tidak memanggil mama karena dia takut jika nantinya dia dan Vito tidak bisa menikah karena mereka sama-sama memanggil seorang dengan sebutan mama, Jia takut jika mereka berdua telah di anggap seperti kakak adik, Jia menolak keras karena kakak adik tidak bisa menikah.

"Ayo kita sarapan, mama udah buatin makanan kesukaan kamu," ajak Rani membawa Jia masuk kerumahnya.

"Kamu panggil Vito dong, soalnya dari semalam dia belum makan."

Jia yang di suruh memanggil calon suaminya dengan cepat bergegas, Jia menaiki tangga kamar Vito terletak di atas bersebelahan dengan kamar kosong.

Jia langsung membuka pintu tanpa mengetuk hingga dia tidak sengaja melihat aset berharga milik Vito yang selama ini tersembunyi, aset negara Vito yang menjadi idaman.

Tetangga Idola KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang