Haii hello annyeong yerobun, jangan lupa follow dan komen sebanyak-banyaknya oke.
H A P P Y R E A D I N G ✨
"Aku suka sama kamu"
Jia langsung melongo mendengar itu, jantungnya seketika berdetak lebih cepat, dia mencubit pahanya untuk meyakinkan kalau ini bukan sekedar mimpi saja.
"Huu?"
"Hahahah bercanda." gelak tawa Vito memenuhi ruangan itu, wajah Jia terlalu serius sangat-sangat menggemaskan.
"Nggak lucu tau." sakit, rasanya sangat sakit seperti di ajak terbang lalu di jatuhkan ke tanah itulah yang Jia rasakan, pernyataan suka kepadanya hanya dijadikan bahan guyonan saja, padahal Jia sudah berharap jika nantinya hubungan mereka akan lebih jelas.
Melihat wajah Jia yang berubah Vito merasa bersalah, apa cara bercandaannya tadi terlalu berlebihan?
"Maaf!" Vito menarik tubuh Jia lalu memeluknya dengan erat.
"Jujur aku sebenarnya suka sama kamu."
"Nggak usah bercanda kayak gini nggak lucu tau."
Jia tidak mau tertipu yang kedua kali, perasaannya tidak bisa di mainkan, ucapan Vito terdengar tulus namun Jia sepenuhnya belum mempercayai seratus persen.
"Aku suka sama kamu, kamu juga kan?" melihat tatapan Jia kepadanya Vito yakin Jia juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Jia terdiam tidak tahu menjawab apa? Tapi perasaannya tidak dapat di bohongi dia memang menyukai Vito dari dulu.
Vito sudah menyatakan perasaannya apakah setelah ini dia mengajak Jia untuk pacaran?
"Kita berdua sama-sama memiliki perasaan yang sama, kita nggak perlu pacaran karena itu akan merusak persahabatan kita." ucap Vito menatap Jia dalam-dalam, dari jauh-jauh hari Vito menyukai Jia tapi dia takut akan merusak persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak kecil.
Jia hanya mengangguk sebagai jawaban, mulutnya terkunci rapat untuk membahas soal ini, entahlah mendengar ini Jia sama sekali tidak senang, ada satu hal mengganjal dalam dirinya.
"Tapi kita kayak orang pacaran di luar sana, oke!"
"Oke."
Malam ini di habiskan dengan Vito yang bercerita dengan kegiatannya beberapa hari ini tanpa adanya Jia, sementara Jia hanya menjadi pendengar yang baik.
"Apa aku berhak melarang kamu dekat dengan Mala, seperti kamu menyuruh aku menjauhi Yudha?"
Vito terkejut mendengar celetuk Jia tiba-tiba.
"tapi Mala teman aku doang, nggak lebih."
Jia tertawa pelan, satu hal yang dapat dia simpulkan Vito tidak ingin menjauhi Mala, lantas begitu Jia juga berhak untuk tidak menjauhi Vito. Hubungan mereka semakin sulit untuk di pahami Jia seperti terjerat dengan perasaannya sendiri.
"Nggak lebih ya? Oke kalau gitu." gumam Jia yang masih terdengar jelas di telinga Vito, malas berdebat tentang ini dengan Vito.
"Udah sana kamu masuk tidur, besok kita ke kampus bareng."
Vito mengusap rambut Jia, lalu wajahnya maju untuk mencium kening Jia, sangat lama Vito mencium kening Jia membuat pipi Jia langsung memerah.
"Selamat malam." ucap Vito pergi meninggalkan Jia yang masih dengan pipi yang merah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Idola Ku
Humor"udah makan?" tanya nya dengan pelan sambil merapikan baju nya "belum" "kok belum?" "nggak bisa masak?" orang itu tampak terkejut mengetahui fakta bahwa Jia tidak bisa masak "lahh nanti suami kamu, mau kasih makan apa kalau kamu nggak bisa masak" "k...