chapter 4

174 35 1
                                    

Sebenarnya dari jauh-jauh hari udah mau di update cuma lagi malas aja🤣

Btw selamat menunaikan ibadah puasa, semoga puasanya selalu lancar tanpa hambatan.

Jangan lupa vote dan komen yahh

H A P P Y R E A D I N G ✨














"Jia! Vito udah nungguin ni!" teriak Fannesa dari dapur, nasib punya anak perawan gerakannya lelet bener kek siput. Sudah hampir satu jam lamanya anaknya belum keluar-keluar padahal sebentar lagi dia akan terlambat.

"Iya mi ini Jia udah mau kesitu," ucap Jia dari kamar.

"Aduh! Sepatu gue kemana sih!"

Kemarin tas nya yang hilang sekarang gantian sepatunya yang hilang mungkin besok-besok ginjalnya yang hilang.

"Saya susul Jia yah Tan!" Vito langsung ngacir ke kamar Jia, hampir setengah jam lamanya dia menunggu Jia belum kunjung selesai, mereka akan pergi ke kampus bukan ke pesta jadi tidak perlu banyak gaya.

"Aku masuk," ucap Vito meminta izin, takut jika dia langsung trobos dan di dalam kamar Jia sedang berganti pakaian bisa-bisa dia akan di sunat kedua kalinya sama Tante Fannesa.

"Jangan!" teriak Jia dari dalam, sekarang Vito tidak boleh masuk kamarnya, kamar yang seperti kapal pecah tidak boleh di lihat Vito apalagi di ujung sudut kamarnya banyak pakaian kotor yang menumpuk.

"Kamu ngapain sih, lama bener, aku masuk ya?"

"Jangan! Ini sebentar lagi udah mau keluar."

Sepatu sialan, jika di cari tidak ada jika tidak di cari pasti nangkring di tempat sepatu. Sepatunya banyak tapi semua kotor semenjak acara kelulusan Jia tidak pernah mencuci sepatu itu, entahlah mungkin sekarang sudah ada penghuninya.

"Ayo buruan bisa terlambat nih," ucap Vito ketika Jia muncul di hadapannya.

Vito melihatnya Jia dari atas sampai kebawah, Vito langsung tertawa melihat yang di pakai Jia.

"Hahaha, kamu mau ke kampus pakai itu!" tunjuk Vito ke sendal jepit yang semalam Jia pakai, jangan tanya sendal jepit berwarna pink ini adalah salah satu sendal favorit Jia.

"dari pada aku pakai itu." Vito melihat jari telunjuk Jia yang menunjuk ke sendal Hello Kitty yang di penuhi bulu-bulu halus.

"Hahaha, ayo kerumah pakai sepatu aku aja,"

"Ide buruk! Sepatu kita beda ukuran," cibir Jia, apa Vito tidak lihat ukuran kakinya yang imut sangat tidak pas jika memakai sepatu Vito yang hampir mendekati ukuran kaki Titan.

***

"Nggak mampir dulu?" tanya Vito, hafal dengan kebiasaan Jia yang sering mengunjungi makam temannya.

Vito tau seberapa terpuruknya Jia waktu itu, dan Vito lah yang selalu berada disampingnya, membuat Jia bangkit dari segala keterpurukannya.

"Nggak! Kemarin udah," tiba-tiba Jia teringat akan Fera yang wajahnya sangat mirip dengan Ara benar-benar mirip bahkan suaranya seperti Ara Jia seperti menemukan kembaran Ara.

"Kok diam?" biasanya Jia akan berceloteh Sampai mulutnya berbusa tapi kali ini dia hanya diam.

"Hmm malas ngomong."

Vito tidak lagi bersuara mungkin Jia sedang tidak mood, atau mungkin lapar karena tadi dia tidak sempat sarapan.

Kendaraan Vito tiba-tiba berhenti di depan halte yang tidak jauh dari kampus mereka, Jia heran kenapa Vito memberhentikan motornya di sini padahal ini bukan tempat parkir.

Tetangga Idola KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang