Haii hello annyeong yerobun, jangan lupa vote dan komen yahh biar authornya makin semangat gitu
H A P P Y R E A D I N G✨
Jia Menopang dagunya menggunakan kedua tangannya, menatap malas ke arah orang yang ada di hadapannya.
"Suka makan nasi?"
"Nggak, sukanya makan ubi."
"Ohh, telur enak Lo."
Jia memandang Yudha dengan tatapan sinis. Beginilah nasib Jia sekarang, duduk di cafe menunggu pesanan sambil mengobrol dengan orang yang tidak sefrekuensi dengannya, berlama-lama dengan Yudha bisa-bisa Jia jadi gila.
"Lo ngomong apa sih? Gajelas banget!" cibir Jia, bayangkan saja hampir lima menit Yudha membicarakan hal-hal yang tidak jelas, dari menanyakan berapa semua hutang dia di kantin, dan juga menceritakan tentang dia yang tidak mengganti oli motornya hampir dua bulan, apa Jia peduli tentu saja tidak.
"Gue grogi Jia?" ucap Yudha dengan jujur yang menimbulkan tanda tanya di benak Jia.
"Lah, kita nggak lagi sidang skripsi nggak usah grogi kek gergaji," celetuk Jia pelan.
"Ini pertama kali gue jalan bareng cewek."
"Apa!" teriak Jia.
dengan cepat dia langsung menutup mulutnya sendiri, Jia melihat ke sekelilingnya semua orang menatapnya dengan tatapan tajam. bahkan ada yang mengatainya stres, tapi sungguh Jia benar-benar terkejut dengan perkataan Yudha.
"Jangan bilang Lo homo!" tuduh Jia menunjuk Yudha, kalau betul Yudha homo jangan sampai dia berdekatan dengan Vito bisa-bisa Yudha merebut Vito darinya.
Akibat suara jia yang besar mengatakan Yudha homo kini seluruh pengunjung cafe menatap mereka, banyak orang yang saling berbisik-bisik mengatai Yudha, sementara Yudha hanya menutup wajahnya dengan tissue yang tersedia di atas meja, dirinya sungguh malu.
"Sttss.... Gue nggak homo, masih lurus gue masih suka sama cewek, buktinya gue suka sama Lo." Yudha menempelkan tangannya ke bibir Jia mengisyaratkan untuk diam.
"Apaan sih!" Jia dengan cepat menepis tangan Yudha dan memalingkan wajahnya, jangan sampai Yudha melihat wajahnya yang tiba-tiba Semerah tomat.
Tidak ada rasa suka, tapi entah kenapa pipinya tiba-tiba bersemu merah, Vito tidak pernah se blak-blakan ini mengatakan suka kepada Jia, hanya Jia saja yang terlalu berharap Vito menyukainya.
"Lo Ama Vito ada hubungan apa?" tanya Yudha penasaran.
"Cuma sebatas tetangga doang."
"Yes gue masih ada kesempatan!" seru Yudha kesenangan, dia pikir Jia dan Vito memiliki hubungan khusus ternyata tidak, kalaupun ada hubungan Yudha akan mundur? tentu saja tidak sebelum bendera kuning terpasang Yudha akan tetap maju.
Jia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah random Yudha.
Pesanan mereka datang, Jia hanya memesan jus jeruk saja, sementara Yudha jangan di tanya dia memborong menu yang ada, jika tidak habis Jia tidak mau membantu biarkan saja dia sendiri menghabiskan makanannya.
"Lo udah berapa hari sih nggak makan?" tanya Jia, melihat Yudha yang makan dengan lahap Jia yakin jika Yudha tidak makan selama beberapa hari ini.
"Cie perhatian, sebelum kerumah Lo gue sempat makan sih!"
Jia melongo mendengar penuturan Yudha, berapa daya tampung perut Yudha itulah pertanyaan yang berputar di benak Jia.
Jia menatap dalam-dalam Yudha yang sedang asik makan, kalau di lihat-lihat Yudha ganteng juga, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tidak seperti cowok diluar sana, bibir Yudha sangat merah bahkan Jia terkecoh menuduh Yudha memakai lipstik, rahang Yudha yang tegas serta alis yang tebal membuat Jia sadar akan kegantengan Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Idola Ku
Humor"udah makan?" tanya nya dengan pelan sambil merapikan baju nya "belum" "kok belum?" "nggak bisa masak?" orang itu tampak terkejut mengetahui fakta bahwa Jia tidak bisa masak "lahh nanti suami kamu, mau kasih makan apa kalau kamu nggak bisa masak" "k...