“Assalamualaikum...”
“Waalaikumsalam..” sahut Aura, Dilla, Arumi dan Rindu barengan.
“Yeaay baksooo," teriak Arumi senang.
Tari ikut bergabung duduk di ruangan depan tv.“Nih pesanan kalian. Ambil mangkok gih.”
Aura segera bangkit menuju dapur.
“Dilla..!!! Bantuin bawa air!!” Teriak Aura dari dapur.
“Iya kakak bawel.”
“Kak, ini buat kakak," Rindu menyodorkan pelastik berisi kain kepada Tari.
“Apa nih, Ndu?”
“Baju seragam. Kakak Rindu mau nikah.”
“Kakak kamu sekarang dimana? Aku ga pernah liat deh?”
“Kerja di Surabaya. Makanya sejak Kak Kasih kerja di sana, mama bikin kosan biar ga sepi.”
“Ayo makanan!!!” Aura datang membawa beberapa mangkok dan diikuti Dilla membawa teko dan gelas.
***
Setelah selesai makan dan membersihkan diri, Tari berbaring di tempat tidur. Hari ini hatinya sedikit lega. Saat melihat Mirza di warung bakso tadi, Tari bertekad untuk melupakan semua beban di hatinya. Apa Tari masih menyukai Mirza? Entah lah. Yang jelas, saat Tari melihat Mirza bersama kekasihnya dan tidak ada gelagat Mirza untuk menjelaskan kesalahpahaman, maka Tari anggap semuanya selesai. Tari juga berfikir Mirza tidak ingin menjelaskannya karena Mirza tidak berharap mereka balikan. Apalagi saat hari ospek terakhir, sikap Mirza biasa saja seperti tidak ada masalah.“Tari, semangat!!” Tari menyemangati dirinya sendiri.
~
Di lain tempat, Mirza tengah duduk di beranda depan kos sambil memetik gitarnya namun pikirannya entah kemana sampai tidak sadar jika Putra sudah duduk di kursi samping, yang dibatasi sebuah meja diantaranya.
“Galau amat bang?”
Mirza tersadar dan mendapati Putra menatapnya sambil tersenyum.
"Emang keliatannya gitu?” tanyanya.
“Nebak aja sih.”
Mirza memperhatikan Putra yang sudah fokus pada ponselnya. Sesekali Putra tersenyum.
“Chat sama pacar?”
“Ha? Bukan bang. Temen kok.”
“Sama yang tadi beli bakso?”
Pertanyaan Mirza membuat Putra menoleh. Detik kemudian pria itu tersenyum.
“Bukan bang. Ini temen SMA, kemaren kan numpang di kos dia eh ga sengaja kebawa celana dia" jawab Putra sambil terbahak, Mirza ikut tersenyum.
“Sama Tari pacaran?” tanya Mirza tiba-tiba.
“Abang kenal Tari?”
“Bukannya jawab, malah balik nanya,” Mirza mencoba santai, terlebih Putra dan dia satu kos. Namun ada sebuah perasaan tak senang jika melihat Putra bersama Tari. Jadi Mirza mencoba cari tahu hubungan mereka.
“Hehehehe ga pacaran bang. Emm.. belum kali ya.”
“lo suka sama Tari?”
“Bang, abang kan belum jawab pertanyaan saya. Abang kenal Tari?”
“Kenal. Pas SMA dia adik kelas.”
“Ooooohhh... jadi abang tau banyak dong tentang Tari?”
“Ga juga, hanya beberapa. Jadi beneran, lo suka sama Tari?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Mantan (End)
Teen FictionBertemu kembali dengan mantan pacar. Sebut saja Mentari. Gadis keras kepala yang pernah mutusin pacarnya hanya karena salah paham tapi gengsi untuk minta maaf. Setelah lama tidak bertemu, Mentari kembali dipertemukan dengan mantannya di kampus. Bag...