Hai para mantan..
I love youuu...🌞🌞🌞🌞
Sudah tiga hari Tari menghabiskan waktu liburannya hanya di rumah saja. Bintang sampai geleng-geleng melihat kakaknya maraton drama korea.
“Bun, Bintang ikut Bunda ya ke restoran..” saat ini Tari, Bintang dan Bunda sedang menikmati sarapan.
“Tumben..? Biasanya kalo ada Kakaknya ga pernah mau ikut Bunda.”
“Kak Tari serem. Masa nonton bisa sampe teriak-teriak, terus ketawa ngakak, ntar tiba-tiba malah nangis," Bintang bergidik ngeri mengingat kakaknya kemarin saat nonton.
Tari hanya diam tak menanggapi. Matanya masih mengantuk gara-gara begadang.
“Biasanya kamu jalan sama Aina, Tar?”
“Hmm? Ga tau Bun.. Aina asik sama pacarnya kali. Ada sih ngajak jalan, tapi ga jelas kapan," sahut Tari sambil meneguk habis susunya.
“Ga jalan sama Bang Mirza?”
pertanyaan Bintang langsung mendapat tatapan tajam dari Tari.“Apaan sih bawa-bawa Kak Mirza segala?!”
“Kan cuma nanya, ga bawa kok,” Bintang mencibir.
Tari hanya memasang wajah kesal.
Sepeninggal Bintang dan Bunda, Tari hanya sendirian dirumah. Tak tahu ingin melakukan apa. Drama korea sudah tamat ditonton dalam tiga hari. Hingga tanpa sadar Tari tertidur dan bangun ketika ada suara motor memasuki halaman rumahnya.“Tariiiii!!!!!”
Tari tertidur di sofa. Matanya terbuka kaget saat ada yang memanggil namanya.
“Tari.. woy, buka!” terdengar suara ketukan pintu yang sangat tidak sabaran. Dengan gontai Tari berjalan menuju pintu.
“Ya ampun Tarii! Jam segini masih molor?” Tari menutup kupingnya lantaran teriakan Aina sangat nyaring.
“Masuk Aii.. lo teriak-teriak mulu," sahut Tari lemas dengan wajah masih mengantuk.
“Liburan lo gini doang?”
“Emang mau gimana?” Tari mengambilkan minuman kaleng dari kulkas untuk Aina.
“Ayok jalan. Masa liburan gini dirumah aja?”
“Jalan kemana?”
“Nonton Yuk..! Abis itu keliling-keliling Mall cuci mata, siapa tau ada diskonan," ajak Aina dengan wajah berbinar.
“Lo bareng cowok lo?”
“Ya enggaklaah.. kan gue kesini sendiri pake motor. Masa gue ngajak cowok gue disaat temen gue jomblo," Aina tertawa dengan nada mengejek Tari.
Tari melirik jam menunjukan pukul sebelas.“Pergi sekarang?”
“Emm.. kira-kira abis subuh deh," Tari berdecak mendengar jawaban Aina.
“Gue siap-siap dulu," Tari segera berlalu ke kamarnya. Untungnya dia sudah mandi, jadi tinggal memperbaiki penampilannya ditambah maka up tipis agar terlihat lebih segar.
Sekitar lima belas menit Tari sudah muncul kembali menemui Aina.
“Aii.. ntar makan dulu yaa,” Tari menepuk-nepuk perutnya mengisyaratkan minta diisi.
“Oke. Di resto Salero Bundo, mau?” Tari hanya memasang tampang lelah dengan memutar bola matanya.
“Bosen ah.”
“Kan biar gratis. Gue udah lama ga makan disana," Aina nyengir bahagia.
Tentu saja gratis karena itu restoran bundanya Tari.“Yaudah, iyaa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Mantan (End)
Ficção AdolescenteBertemu kembali dengan mantan pacar. Sebut saja Mentari. Gadis keras kepala yang pernah mutusin pacarnya hanya karena salah paham tapi gengsi untuk minta maaf. Setelah lama tidak bertemu, Mentari kembali dipertemukan dengan mantannya di kampus. Bag...