Si Mantan 19

3.2K 186 25
                                    

Hai..
Apa kabar perasaan kalian?
Semoga baik-baik saja ya..

Aku juga sedang mencoba baik-baik aja dan semoga kabar mengejutkan dari Gfriend segera disusul kabar baik ya..
😭😭😭

🌞🌞🌞🌞

“Pagi Aura.. Pagi Tari..”

“Pagi juga Kak Mirza..” jawab Aura dengan senyum manisnya, berbeda dengan Tari yang malah memasang wajah judesnya.

“Kalo disapa jawab atuh Tar," Mirza mencoba membuat Tari buka suara.

“Pagi,” jawabnya singkat.

“Kok ga dijemput Putra?”
Tak ada yang menjawab. Tari masih diam sambil memasang sepatu duduk di kursi teras.

“Kacang lagi murah yaa?” Keluh Mirza tak mendapat respon.

“Kalo jadwal aku sama Tari sama, biasanya Putra ga jemput soalnya berangkat bareng aku kak," jawab Aura.

“Oohhh.. Tari, jangan kebanyakan cemberut, ntar cepet tua.”

“Kak Za pagi-pagi udah berisik banget sih. Ntar cepet keriput,” entah kenapa mood Tari hari ini tidak begitu baik. Bawaannya ngomel aja.

“Kalo gitu tua bersama dong kita?” ledek Mirza. Rasanya Tari ingin mencakar wajah Mirza. Dari tadi pria itu berisik sambil melap motornya yang selalu terlihat kinclong.

“Serah ah.. Yuk Ra..” Tari segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pagar diikuti Aura.

“Tari!” Tari menoleh saat Mirza panggil, “lagi PMS ya?” sambungnya.

“Tau ah!” Tari segera keluar dengan wajah ditekuk.

“Bisa jadi kak, dari pagi ngomel-ngomel mulu," sahut Aura agak berbisik takut Tari dengar dan malah ngomel lagi.

Mirza mengangguk, sangat paham jika wanita sudah dalam masa PMS.

Dan benar saja, esoknya Tari bangun dengan perut keram. Untungnya tidak ada jadwal, sehingga Tari masih meringkuk di kasur. Jika sudah datang bulan, Tari seperti mayat hidup. Pinggang pegal, perut mules seperti buang air besar, lapar bahkan isi perut seperti diperas.

Tari bangkit dari tempat tidur menuju lemari. Mengobrak-abrik isi laci dengan kasar. Rasa sakit pada perutnya membuatnya tak sabaran. Tari mendesah kasar. Pembalutnya hanya tersisa yang dipakainya saat ini dan itupun harus segera diganti. Dengan berat hati Tari memperbaiki sedikit penampilannya. Dengan jalan agak dipaksakan Tari turun ke bawah.

Suasana kosan sangat sepi karena yang lain sudah pergi ke sekolah begitupun Aura pergi kuliah.

Mirza tengah memasang sepatunya dibuat terkejut saat Tari keluar kos lalu menutup pintu dengan agak kasar hingga menimbulkan bunyi yang lumayan keras. Memperhatikan Tari berjalan keluar tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya, hingga hilang dari pandangannya. Belum sempat Mirza mengalihkan pandangannya, Tari sudah muncul kembali dengan wajah yang sulit ditebak oleh Mirza.

Kembali memperhatikan Tari hingga kembali masuk ke dalam kos dan menutup pintu dengan kasar membuat Mirza kembali dibuat terlonjak.

“Tari kenapa sih?”

Mirza membuka pagar untuk mengeluarkan motornya, namun karena penasaran ia membelok ke kosan. Mirza sudah berdiri di depan pintu hendak mengetuk, namun pintu kembali dibuka secara tiba-tiba.

“Astaghfirullah..” Mirza mengelus dadanya kaget.

“Aaa! Kak Za ngapain disini? Ngagetin aja!” Tari juga ikut terkejut lantaran saat membuka pintu wajah Mirza sudah didepannya.

Si Mantan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang